Senin, 08 November 2010

Contoh Skripsi Fisika Material

Contoh-Contoh Latar Belakang Skripsi Fisika Material

1. Bahan Polimer Ramah Lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang ternyata sebagian besar diakibatkan oleh bahan-bahan polimer tertentu telah memicu pergeseran paradigma banyak peneliti untuk mendesain polimer yang ramah lingkungan. Pemakaian komposit dengan matriks termoset dan termoplastik yang menggunakan serat pertanian sebagai sistem penguatan (reinforcements), yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak permasalahan ini. Selain dari sisi pelestarian lingkungan sistem ini juga memiliki manfaat lainnya seperti kemudahan mekanisme pembuangan material ke alam setelah habis masa pakainya (ultimate disposability), dan pemanfaatan bahan baku yang berlimpah di alam (sustainability resources).
Salah satu hasil alam yang mudah diperoleh dan merupakan sumber alam yang dapat diperbaharui adalah bambu. Pemanfaatan bambu yang biasa kita lihat hanya sebatas sebagai bahan kerajianan olahan industri rumah tangga seperti dalam pembuatan meja, kursi dapat kita jadikan lebih berdaya guna yaitu sebagi penguat komposit. Dan matriks berupa Resin polyester merupakan salah satu resin termoset yang mudah diperoleh dan digunakan masyarakat umum maupun industri sekala kecil maupun besar. Resin polyester ini juga mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbukan reaksi dan gas berbahaya.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas peneliti mencoba untuk memanfaatkan bambu jenis Apus dan E-glass sebagai bahan komposit hybrid. Dalam penelitian ini komposit hybrid bambu dan serat E-glass bermatrik polyester 157 BQTN akan diuji kekuatannya dengan metode pengujian impak, tarik dan foto makro, dengan perbandingan fraksi volume 30%, 40%, 50%.

2. Kesatuan Beton Pencetak dan Beton Cast In Place.
Umumnya pada pembangunan jembatan Benton Pencetak digunakan sebagai mould untuk cast in place tetapi kenyataan prakteknya di lapangan Beton Pencetak belum direncanakan sebagai satu kesatuan dengan Beton cast in place. Oleh karena itu maka sering terjadi beberapa kasus yang merugikan seperti terjadinya pemisahan pelat Beton Pencetak dengan Beton cast in place. Persoalan ini disebabkan oleh karena permukaan Pencetak cukup halus dan licin.
Dalam penelitian ini bidang pertemuan antara Beton Pencetak dan Beton cast in place tidak diberikan tulangan geser, dan sisi permukaan Beton Pencetak yang menyatu dengan Beton cast in place tidak dikasarkan. Yang ingin diketahui adalah berapa besar kekuatan struktur saat terjadinya kegiatan aksi komposit. Selain itu dapat diselidiki perilaku beban pelat saat crack pertama terjadi, degradasi kekakuan pelat sebelum dan sesudah crack dan jenis pola retak dibawah pengaruh beban statis.

3. Aspal dengan Titik Lebur Tinggi.

Dengan bertambahnya penduduk otomatis akan diikuti dengan pertambahan lalu lintas baik jumlah maupun bebannya disamping Indonesia yang terletak didaerah tropis sehingga faktor temperatur juga menjadi penyebab kerusakan dini pada jalan-jalan beraspal. Untuk itu diperlukan aspal dengan mutu yang mempunyai titik lebur lebih tinggi agar ketahanan terhadap temperatur , stifness Modulus aspal dan campuran beraspal lebih besar dari pada aspal konvensional. Dengan demikian perkerasan akan lebih tahan terhadap repetisi beban berat dan padat.
Suatu cara meningkatkan titik lebur aspal adalah dengan menambahkan plastik sebagai bahan campur yang pada penelitian ini menggunakan plastik mutu relatif rendah tetapi memperhatikan kehomogenan dan suhu campurannya ketika proses. Plastik yang akan digunakan dalam campuran ini adalah Polietilen karena selain mudah diperoleh dan harganya juga relatif murah bahan ini tidak berbahaya. Selain Polietilen PVC juga merupakan salah satu bahan yang mudah diperoleh tetapi tidak digunakan karena sifat racunnya tinggi dan dapat menyebabkan kanker.
Plastik mutu tinggi dengan bentuk pelet sebagai bahan campur aspal tidak digunakan pada penelitian ini karena selain harganya cukup mahal bentuk pelet untuk pencampuran di AMP membutuhkan alat pengaduk (Mixer) yang berkecepatan tinggi dan dibutuhkan suhu yang sangat tinggi juga. Untuk itu dicari alternatif pencampuran plastik kedalam campuran beraspal yaitu dengan cara menambahkan plastik kedalam agregat panas pada temperatur campuran yang sesuai serta membandingkan titik leburnya dengan bahan aspal jadi yang cara pencampuran plastiknya kedalam aspal memakai cara pengadukan dengan kecepatan dan suhu tinggi (cara basah).

1 komentar:

Kampus Ternama mengatakan...

Thanks for sharing this information! Kampus Ternama

Posting Komentar