Sabtu, 28 Juli 2012

Save Moeslem Rakhine in Myanmar Video




Terimakasih atas kunjungannya, 


Kamis, 26 Juli 2012

Pendapat Iman Ghazali dan yang Lainnya Mengenai Tanggal Turunnya Malam Lailatul Qadr

Ilustrasi

Diriwayatkan bahwa Imam Al-Ghazali mulai dari Balighnya tidak pernah terlewatkan olehnya malam Lailatul Qadr, dan dari pengalaman tersebut maka beliau memperhitungkan turunnya malam Lailatul Qadr berdasarkan Awal puasanya yaitu sebagai berikut :





  • Awal puasa pada hari Ahad atau hari Rabu maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 29
  • Awal puasa pada hari Senin maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 21
  • Awal puasa pada hari Selasa atau Jumah maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 27
  • Awal puasa pada hari Kamis maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 25
  • Awal puasa pada hari Sabtu maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 23
Sedangkan Imam Besar Syafi'i dalam Kifayatul Akhyar pada Babul I'tikaf, beliau condong kepada malam ke 21 pada malam-malam ganjil akhir Ramadhan

Sedangkan pada kitab yang sama dan Bab yang sama Jumhur Ulama menyepakati bahwa Lailatul Qadr kemungkinan jatuh pada sepuluh malam terakhirnya dan terlebih di malam ganjilnya,

Imam Malik berpendapat bahwa Lailatul Qadr akan bergeser pada tiap tahunnya di setipa 10 malam terkahir

Sedangkan Aisyah Rah. a berkata bahwa Nabi menyuruh mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Yakni malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Itu kalau bulan Ramadan lamanya 30 hari. Kalau hanya 29 hari, menurut Ibnu Hazm, 10 hari terakhir dimulai tanggal 20, jadi Lailatul Qadar harus dicari sejak malam ke-20, 22, 24, 26, dan 28. Artinya, bisa saja salah satu malam dari tanggal 20 sampai akhir Ramadan, baik ganjil maupun genap.

Insya Allah jika sempat akan di posting mengenai pendapat-pendapat ulama besar lainnya

Lihat Juga :
Keutamaan Ibadah Puasa Ramadhan, Tarawih, dan Ibadah Lainnya Hari ke 1 sampai 30 

Wallahu a'lam Bisshawab 

Terimakasih atas kunjungannya, semoga berkenan Untuk Iklan dan Donasinya ke Link ini


Mushaf yang Basah

Dia menetes,,,,
Terjatuh membasahi huruf demi huruf dalam mushaf itu,
Tetapi,,
Dia khawatir, tidak !! bukan khawatir,
Tapi takut!!
Dia takut akan penyebab mengalirnya dia, yaitu
Sesuatu yang ada dalam hati tuannya,
Sesuatu yang tulus tetapi sepi, sangat sepi,
Dia kasihan melihat tuannya, sangat kasihan,
Dia berharap Sang Pencipta dirinya dan tuannya Menuliskan kebaikan untuk mereka,
Walau sedikit saja, dan berharap
Dia akan mampu membela tuannya mati-matian diperhitungan nanti,
Walau dia tahu neraka telah memanggil tuannya,

Mhd Zainal Arif H
Dalam zairifblog