Senin, 27 Februari 2012

Kelengkapan Hari

Makna bukan berarti sebuah nasehat yang akan menyenangkan hati dikala kerinduan menerpanya, bayangan demi bayangan yang pastinya itu hanya ingin menunjukkan siapa yang dirindui atau hanya sebagai pelemah diri juga membentang sejauh angan ini melayang. Siapa yang mengerti akan perasaan jika bukan diri sendiri, siapa yang paham cerita jika bukan diceritakan, semuanya tetap pada siapa yang mengawali, walau akhirnya pemenangnya bukanlah yang mengawalinya. 

Kisah memang terkadang sangat menyakitkan untuk seorang yang gundah akan perasaannya, terkadang sampai-sampai menghinakan diri sendiri. Seorang yang merasa akan paham bahw apa yang dirasa juga akan perasaan yang terkadang tidak terkendalikan olehnya, apalagi jika yang dicinta dan mencinta bukan berada pada ikatan yang semestinya. Tetapi, tetaplah singgasana cinta yang menjadi biang keladinya.

Terkadang, pikiran ini ingin menafikan bahwa tidak ada gunanya mencinta dan dicinta, semuanya akan kembali pada tahap yang mengecewakan, setidaknya setiap orang yang merasakan cinta harus siaplah meneteskan air matanya walau hanya setetes saja, tapi itu pasti. 

Begitulah jejak, memakan dan dimakan, menerima dan di terima, atau menolak dan ditolak, semuanya laksana singgasana diatas singgasana, tergantung siapa pemilik singgasana tertinggi dan  siapa yang paling menguasai. Sangat banyak persembahan yang terabaikan percuma hanya karena tidak berterimanya atau hanya karena pemanfaatan seorang peminta belaka, dan jika demikian sangat hinalah sipemanfaat, sungguh ada dalam hal pekerti tidak dimilikinya. Biarlah semua berjalan pada lingkaran yang melingkar dalam penomena ketiadaan maupun keberadaan karena pahamlah bahwa kita hanyalah makhluk.

Mhd Zainal Arif Hutabarat


Selasa, 21 Februari 2012

Jari Kaki dan Tangan Bayi Berjumlah 6

Sesosok bayi di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara telah terlahir dengan keunikan tersendiri karena bayi yang lahir tersebut memiliki jari kaki dan tangan yang lebih dari lima yaitu 6. Berikut gambar-gambarnya
Jari Kaki berjumlah 6
Jari Tangan berjumlah 6





















Minggu, 12 Februari 2012

Makna Titik Ba dan Hakikat Eksistensi Manusia


Bismillaahirrohmanirrohiim...

Semoga Allah Mengampuni hamba terhadap setiap isi dari tulisan ini dan semoga memiliki manfaat,
Malam ketika sms itu masuk tidak aku jawab karena jujur aku bingung hendak menjawab dengan apa, lalu kembali anda tanyakan melalui pesan facebook, inilah bunyi pertanyaan itu :
 “Mengapa ***** sepertinya enggan mengejar dunia, bukankah dengan meraih dunia akan lebih mudah meraih akhirat?”
Lalu aku jawab dengan,
“Begini saja, coba carilah referensi mengenai makna titik ba pada awal huruf  Basmalah”.
Maka dengan permintaan maaf, aku sampaikan semoga ada kebaikan dari tulisan ini
Mengapa aku menganjurkan dengan titik ba pada awal huruf  Basmalah?

Bukan hanya sekedar makna dan faedah Bismillah ( huruf  “ba”, “Sin”,”mim”, “Alif”, “Lam”, dan “ha” ==> Memiliki makna pembahasan tersendiri dari tiap huruf pada kalimat Bismi dan Kalimat Allahi, kita batasi cukup pada titik “ba” saja) yang luar biasa semisal, dalam riwayat berikut :
Ketika Allah Swt me-wahyu-kan Bismillah kepada Nabi Adam as, Nabi Adam bertanya pada malaikat Jibril, Ya Jibril nama apa ini ?, mengapa Allah mengawali wahyu Nya dengan nama ini ?, jawab Jibril, Ya Adam, ini adalah sebuah nama yang mengiringi dalam menciptakan langit dan bumi, nama yang mengiringi dalam menciptakan air yang mengalir, nama yang mengiringi dalam menciptakan gunung menjulang tinggi dan menetapkan bumi, serta nama yang mengiringi dalam menguatkan kemanfaatan semua makhluk bagi yang lainnya.
Dan banyak keutamaan lain, yang memiliki hikmah luar biasa

Marilah kita mulai dengan awal penciptaan manusia sebagai inti dari kelak bagaimana perlakuan manusia,

Huruf Ba adalah huruf merupakan huruf pertama kali yang diucapkan ruh manusia ketika berada di alam arwah, yaitu ketika Sang Khalik bertanya kepada para arwah: “Apakah Aku adalah Tuhanmu?”, lalu di jawablah oleh para arwah, “Balaa”, atau Betul, dan inilah penandaan penciptaan dari sebuah manusia menuju perjalanannya dikemudian, baik ia yang hanya sampai di alam rahim maupun sampai di alam dunia.

Hikmah :
Balaa, di awali dengan huruf “ba”, yang pada saat itu semua arwah tunduk menyerahkan dirinya kepada Sang Pencipta dengan kepasrahan yang sebenar-benar pasrah, mereka mengakui dan memastikan bahwa merekalah ciptaan dan Allahlah Pencipta, dan ini menegaskan ada kepasrahan tertinggi pada huruf ba, jadi tidaklah layak menyombongkan diri didunia dengan apapun baik Ilmu, Harta, Jabatan, Keturunan, Rupa dan lainnya di dunia jika di alam arwah kita sudah perada pada kumpulan kepasrahan tertinggi pada Allah.

Lanjut?? Katakan ya jika memang berkenan,

Sekarang mari kita beralih ke dunia Bismillah, seperti yang diutarakan pada bagian atas bahwa Bismillah bukan sekedar kumpulan huruf sederhana yang di baca ketika memulai setiap perbuatan tetapi ia memiliki makna bahkan pada setiap hurufnya, bermanfaatlah jika kita menyimak hadits berikut :
Imam Al-Qodli Iyad menuturkan sebuah hadits dalam kitab “Matan Asy-Syifa Fi Syarfil Musthofa” :
 “Rosulullah Saw memanggil seorang penulis dan berkata ; “Hai penulis tuangkan tintanya, gerakkan penanya, tuliskan huruf  Ba denga rapi, tuliskan huruf Sin dengan nyata geriginya, tuliskan huruf Mim dengan lubangnya, tuliskan lafadz Allah dengan jelas dan tulis pula dengan baik lafadz Ar-Rohman dan Ar-Rohiimya, karena seseorang dari kaum Bani Israil setelah menulis Bismillah dengan baik seperti demikian maka dia di ampunkan dosa-dosanya”.

Selanjutnya haruslah kita pahami apa sebenarnya eksistensi kita sebagai manusia?
lingkaran eksistensi manusia muncul pertama kali dengan bismi, yang diawali oleh Adam yang menerima “nama-nama segala hal” dari Allah, ar-Rahman, dan diakhiri oleh ar-Rahim, yang dengan Asma ini Muhammad menyatukan kembali hal-hal yang “dipisahkan” oleh bismi. Tauhid Rasulullah adalah menyatukan kembali signifikansi Tauhid, tanzih-tasybih, rahasia dari makna “Dia-lah Yang Mahaawal dan Mahaakhir, Yang Mahazahir dan Mahabatin” (Q.S. 57:3). Namun, di sisi lain, dalam konteks azali (sebelum ada alam), segala sesuatu berasal dari Muhammad yang, menurut salah satu riwayat hadis, diciptakan “2000 tahun sebelum penciptaan Adam” (bagian ini khusus dalam penjabaran mengenai Nur Muhammad silahkan teman-teman dapat bertanya kepada yang paham apa itu Nur Muhammad). Dengan demikian “yang akhir” kembali ke “yang awal,” dan lingkaran tujuan penciptaan semesta pun telah paripurna: “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.”

Dan dari semua perilaku akan kesimpulan ahli tafsir maka inilah yang disampaikan mereka :
Makna-makna yang terkandung dalam setiap kitab suci semuanya dirangkum dalam Al-Qur’an, makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dirangkum semuanya dalam surat Al-Fatihah dan makna-makna yang terkandung dalam surat Al-Fatihah dirangkum dalam kalimat Bismillah.
Makna-makna yang terkandung dalam kalimat Bismillah dirangkum dalam huruf Ba nya, makna yang terkandung dalam huruf Ba adalah “Oleh-Ku telah terjadi sesuatu yang telah terjadi dan oleh-Ku akan terjadi sesuatu yang akan terjadi

Sebagian Ulama menambahkan, makna yang terkandung dalam huruf “Ba” di rangkum lagi dalam titik pada huruf “Ba”  dan titik itu satu, menunjukan bahwa Allah Swt adalah satu, tidak ada bilangannya.
Maka sampailah kita ketitik “ba” itu sendiri, setelah ini, akan ada penjabaran yang gambarannya bisa berbeda dari setiap orang yang menerangkan, karena memiliki gambaran yang indah dari setiap orang, dan dari saya yang hina ini, berikutlah yang mampu saya gambarkan mengenai penjabarannya, semoga Allah Mengampuni saya akan penjabaran selanjutnya karena kebodohan dan keburukan sifat saya yang telah menyampaikan ini.

Pada hakikatnya, pada tahap tertentu, setiap surat bahkan huruf pada Al Qur’an memiliki wujud (penjabaran wujud ada 4 macam) dan begitupun titik “ba”, dan dalam riwayat inilah yang disampaikan Ali ibn Thalib mengenai titik itu : Anaa nuqtatu ba–i bismillah (Aku adalah titik huruf ba’ dalam bismillah).

Hikmah : Para ahli ilmu mukasyafah mengatakan seseorang tidak akan pernah sampai kepada Allah jika tidak mengenali makna titik ba itu) dan Al Ghazali telah menjelaskan pemahamannya

Titik itu adalah tunggal yang menunjukkan ketunggalan Allah yang kita manusia harus patuh dan tunduk pada ketunggalan itu  yang  padanya (dalam ilmu zahir pernafasan para ahli tirakat mereka mengatakan letak tumpuan titik “ba’ berada pada pusar pada misteri pernafasan daim, out of the body experient sebenarnya bertumpu pada titik ba' (batin) yaitu pada pusar)  terdapat dunia dan akhirat hidup dan diri kita, dunia dan akhirat itu kuncinya pada titik “ba”, nafas menjadi tanafas, menjadi anfas lalu jadi nufus,  nah disitulah letak titik ba, tak seorangpun dapat menembusnya melainkan dengan sultan(kekuatan) sehingga ia oaham bagaimana ia bersikap terhadap dunianya dan bagaimana pula terhadap akhiratnya, titik ba' itu kunci dari semuanya.

Nah, sampailah kita kepada pemahaman dunia,
Begini, dalam penjabarannya dunia dan akhirat itu juga berada dalam titik “ba” yang semuanya terkumpul dalam bentuk noktah yang utuh, bulat, tidak terpecah, dunia itulah akhiratmu dan akhiratmu itulah duniamu, inilah makna keseimbangan dunia dan akhirat, bukan memisahkan dunia itu dengan akhirat, seperti aku bekerja 2 triliun untuk mampu bersedekah, disini sedekah dan 2 triliun adalah terpisah, seandainya kita sebelum mendapat uang, jangankan 2 triliun, lima puluh rupiah saja kita sudah diambil nyawanya, maka tidaklah terwujud yang satu sedekah, tetapi tidak usah berpayah hati, karena niat saja bersedekah Allah sudah menghitungnya, hanya saja dalam sifat pembacaan banyak manusia dengan menjual ayat-ayat Allah dengan murah seperti melazimkan keinginan sedekah, tetapi dalam akal dan hatinya ada terbersit keindahan dari sombong bahwa dengan ini aku akan memiliki rumah atau mobil yang mewah sehingga aku dapat berjalan di muka bumi dengan tegak berdiri tanpa harus malu kepada orang lain yang lebih punya, dan sekali-kali ini bukan makna dari akidah untuk mempertahankan diri di dunia tetapi ini adalah bermegah-megahan. Wallau a’lam.

(Terkhusus untuk penanya, jadi bukanlah aku enggan memikirkan dunia, bahkan bisa jadi keserakahanku terhadap dunia lebih besar daripada anda, tetapi jika ditanya tentang pemahaman inilah dia)
Lanjutkah ? Semoga berkenan,
Selanjutnya akan saya coba bahas contoh lain mengenai hal yang sangat dekat dengan keseimbangan dunia dan akhirat tetapi menjerumuskan, semoga berkenan, dan sekali lagi saya belum bisa sepenuhnya berjauh diri dari ini. Mohonkanlah Ampunan bagi saya.

Pernikahan?
Merupakan salah satu pelengkap akhirat yang jujur saja dinikmati dunianya sebagai makhluk naluriah,
Yang menjadi penjerumusan kebanyakan adalah pada saat pencarian jodoh itu, Dihalalkan untuk ta’aruf atau saling mengenal tetapi mengenal yang bagaimanakah? Inilah pemahaman saya.
Memang betul tidak ada proses pacaran dan langsung melamar adalah salah satu proses dari ta’aruf itu, tetapi kebanyakan sebelum lamaran itu tiba banyak yang memang langsung mendatangi orang tua si calon tetapi apa yang ada di balik itu?

Jika dulu ada surat, dan tergantung waktu sekarang begitu mudahnya tanpa waktu yang lama dengan sms atau facebook, ketika pria dan wanita dalam konteksnya berkenalan di Facebook atau sms, apa yang dibahas?

Apakah sang pria mengatakan langsung, aku akan melamarmu, atau jika belum menikah 1 bulan lagi aku akan melamarmu, atau apakah kamu berkenan menjadi calonku, lalu sekarang kita simak  psikologis wanita yang secara langsung dinyatakan perkataan itu, dipastikan hatinya akan berdegup kencang atau mungkin sesak dadanya, lalu inikah yang dinamakan ta’aruf sebagai penyeimbang dunia dan akhirat itu?

Menurutku jujur saja tidak, ini hanya membangun rasa di antara kedua belah pihak sehingga terbuka jalan untuk naluri duniawi, dan cukuplah Allah yang Tahu selanjutnya, bagaimana tujuan dari perbicangan itu.

Memang benar, tetapikan tidak bertemu dan tidak ada kata-kata yang keji, ya, tetapi Allah Mengetahui maksud dari setiap hati, apalagi kejelasan itu adalah ragu, kenapa tidak langsuang saja tampak sekalian haramnya daripada keraguannya, dengan mengatakan maukah kamu menjadi pacarku? Itu lebih jelas. Atau secara jelas halalnya datangi walinya dan sampaikan maksud dari hati sehingga wali si calon menyampaikan kepada sicalon dan setelah itu baru ada ta’aruf.

Pembimbangan di hati itu bukanlah seimbangnya dunia dan akhirat tetapi hanya ingin memenuhi naluri duniawi, dan saya maaf sekali bukanlah orang yang mampu sepenuhnya menghindari ini, maka inilah wahai teman mengapa aku tidak menjawab dari banyak pertanyaanmu. Semoga Allah Mengampuni saya yang menyampaikan padahal belum mampu sepenuhnya berbuat.

Lanjut?? Saya sudah mulai letih mengetik dan memilih kata-kata yang baik.
Memanglah menyegerakan menikah adalah sunnah, tetapi membangun dari sebuah yang sengaja di bathilkan bukanlah itu tujuannya. Tetapi walaupun dari itu tidak baik menilik dari segi pendapat saya sebaiknya saya sudahi semua yang ada dipikiran ini tidak dapat saya tuangkan sepenuhnya dan sebagai penutup saya kutip hadits berikut :
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda: “ Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka tercabutlah dari mereka kehebatan Islam, Dan apabila umatku meninggalkan amar ma’ruf  nahi mungkar maka diharamkan bagi mereka keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling mencaci satu sama lain, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah SWT  (H.R. Hakim dan Tirmidzi)

Wallahu a’lam bisshawabb


Jumat, 10 Februari 2012

Tingkatan-tingkatan Wara'


Tingkat pertama : ialah penjagaan diri (wara'), yang disyaratkan pada keadilan kesaksian. Yaitu bila  penjagaan diri tersebut tidak ada, maka orang tidak boleh menjadi saksi, hakim dan wali. Penjagaan diri yang dimaksud, ialah penjagaan diri, dari perbuatan yang nyata haramnya.

Tingkat kedua : ialah wara' orang-orang salih. Yaitu, menjauhkan diri dari segala perbuatan syubhat, yang ada padanya kemungkinan - kemungkinan yang diragukan.


Tingkat ketiga': ialah wara' orang-orang yang taqwa (muttaqin). Yaitu meninggalkan perbuatan yang sebenarnya halal tetapi dikuwatiri terbawa kepada yang haram.


Tingkat keempat : ialah wara' orang-orang shiddiqin. Yaitu berpaling (meninggalkan), selain kepada Allah Ta'ala. Karena takut terpakai meskipun sesaat dari umur, kepada yang tidak mendatangkan
faedah lebih pendekatan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla, walaupun ia tahu dan yakin bahwa  perbuatan tersebut tidak membawa kepada yang haram.

Disadur dari Alghazali "ihya Ulumuddin"




Selasa, 07 Februari 2012

Hakikat Nilai

Sesuatu yang bernilai sehingga ia disukai itu terbagi pada 3 hal yaitu :
a. dicari untuk lainnya.
b. dicari karena benda itu sendiri.
c. dicari untuk tujuan lainnya dan bersama untuk benda itu sendiri.

Maka yang dicari karena benda itu sendiri, adalah lebih mulia dan lebih utama daripada yang dicari  untuk lainnya. Sebagai contoh dicari untuk lainnya, ialah dirham dan dinar. Keduanya adalah batu,
tak ada gunanya. Kalau tidaklah Allah Ta'ala menjadikan keduanya untuk memudahkan memperoleh keperluan hidup,maka dirham dan dinar itu sama saja dengan batu yang terletak di tepi jalan.

Yang dicari untuk benda itu sendiri yaitu kebahagiaan di akhirat dan kesenangan memandang Wajah Allah swt. Dan yang dicari untuk benda itu sendiri dan untuk lainnya, seperti : keselamatan tubuh.  Keselamatan seseorang itu -umpamanya- dicari, dari segi, bahwa keselamatan itu, adalah keselamatan bagi tubuh, dari kepedihan. Dan dengan keselamatan itu, dicari untuk berjalan dan mencapai maksud-maksud dan hajat keperluan.

Dengan pandangan tersebut, apabila anda perhatikan kepada ilmu, niscaya anda memperoleh pada ilmu itu sendiri suatu kesenangan. Jadi, ilmu itu termasuk dicari untuk ilmu itu sendiri. Dan anda peroleh bahwa ilmu itu jalan ke negeri akhirat, kebahagiaan akhirat dan jalan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Dan tidak akan sampai kepadaNya, selain dengan ilmu.

Disadur dari kitab Al-Ghazali "Ihya Ulumuddin"


Minggu, 05 Februari 2012

Memotivasi Mahasiswa agar Memiliki Karakter Hardskil, Softskill Dan Manajemen Waktu Yang Baik



1.1. Latar Belakang Masalah
            Keberadaan mahasiswa sebagai pelaksana mutlak dari struktur badan  sebuah Universitas merupakan suatu hal nyata yang berada pada tingkat pertama untuk proses berjalannya kehidupan kampus, karena sebuah Universitas harus memiliki tiga pokok kunci pilar yang mahasiswalah mendapat posisi utama dalam pilar itu. Jadi, sudah sepatutnya sebuah kampus memberikan hal terbaik pula pada unsur pilar yang utama ini. Keunggulan dalam unsur mahasiswa akan menjadikan sebuah Universitas bernuansa sehat dan baik di mata orang – orang sekitar baik itu lingkungan diluar universitas maupun lingkungan di dalam universitas tersebut.
            Karena hal di atas maka perlu dibangun keadaan dimana mahasiswa itu merasa nyaman dalam proses ia beraktivitas, tetapi bukan  hanya sekedar nyaman belaka melainkan keadaan nyaman yang menuntut tanggung jawab besar terhadap kegiatannya di kampus. Adapun tanggung jawab besar yang saya maksud adalah kemampuan ia mengendalikan, mengatur dan memberikan hal terbaik dalam setiap kegiatannya mulai dari tugas-tugas akademik sampai pada kegiatan-kegiatan lain di luar akademik seperti sebuah organisasi di dalam kampus maupun proses adapatasi dan kompetisi di dalam dan luar kampus.
            Selain kemampuan bertanggung jawab terhadap kegiatannya tentunya seorang mahasiswa juga harus memiliki skill yang baik pula, baik itu skill intern (softskill) maupun skill ekstern (hardskill) dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Karena hal ini akan menciptakan rasa nyaman terhadap orang-orang disekitarnya. Tidak akan ada artian baik kepada seseorang jika ia tidak memberikan rasa nyaman juga terhadap orang-orang disekitarnya. Apalagi sebuah kampus dengan latar belakang berbasis pendidikan seperti Universitas Negri Medan, maka harus memberikan pendidikan yang baik dengan kemampuan hardskill dan softskill yang kompeten.
            Dalam hal lain juga kita ketahui bagaimana struktur persaingan dunia global menuntut seseorang selain memiliki kemampuan teknis juga harus menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab dan sikap yang benar, dan hal ini diperoleh tentunya hanya dengan pendidikan. Tetapi perlu ada motivasi untuk menunjang pengembangan kemampuan diri tersebut karena  ini adalah usaha awal dalam menumbuh kembangkan potensi diri yang ada.
Universitas Negeri Medan sebagai salah satu kampus yang memiliki daya saing juga harus memiliki karakter mahasiswa yang seperti ini dan sangatlah dibutuhkan proses terencana dalam tindak lanjut kegiatan kampus agar kampus tersebut menjadi kampus yang bermartabat, sehingga perlu rasanya di angkat sebuah tulisan yang menggambarkan dan memberikan motivasi  yang mampu membentuk mahasiswa-mahasiswa unggul dengan karakter manajemen waktu, softskill dan hardskill yang baik. Dah hal inilah yang menjadi latar belakang saya membuat sebuah Karya Ilmiah dengan judul “Memotivasi Mahasiswa Univeristas Negeri Medan Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Yang Memiliki Karakter  Hardskil, Softskill Dan Manajemen Waktu Yang Baik”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.  Bagaimana kondisi Mahasiswa Universitas Negeri Medan sebagai salah satu pilar pembangun dalam lingkup badan Universitas itu sendiri.
2. Bagaimana kondisi manajemen waktu, hardskill, dan softskill mahasiswa Universitas Negeri Medan dalam menghadapi tantangan menjadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.
3. Seberapa penting proses pembentukan karakter ini dan apa yang solusi yang ditawarkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

1.3. Tujuan Penulisan
Dalam proses penulisan ini terdapat sasaran-sasaran pokok yang menjadi tujuan dalam proses penulisannya yaitu :
1.  Mampu menjelaskan pentingnya karakter-karakter yang baik seperti Manajemen waktu, Softskill dan Hardskill dalam proses pembentukan mahasiswa yang unggul.
2.  Mampu mendekskripsikan sasaran-sasaran dan sikap-sikap mana yang harus diambil dalam proses pembangunan karakter-karakter tersebut.

1.4. Manfaat Penulisan
Setelah selesainya proses penulisan karya ilmiah ini diharapkan natinya beberapa hal sebagai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui pentingnya Manajemen waktu, Softskill, dan Hardskill dalam membangun karakternya menjadi mahasiswa yang unggul.
2. Mahasiswa termotivasi atau timbul keinginannya menjadi mahasiswa yang memiliki kualitas lebih baik dari sebelumnya.
3. Tentunya dapat memberi manfaat tersendiri kepada pihak-pihak yang membutuhkan pentingnya proses pengembangan diri dalam pembentukan karakter-karakter yang baik dalam setiap proses kehidupan.

1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini mengacu pada standar umum penulisan karya ilmiah. Dengan sistematika sebagai berikut:
                        1. BAB I
BAB I meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
                        2. BAB II
BAB II yaitu tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori, kerangka berpikir, metode penulisan.
                        3. BAB III
BAB III merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi, Manajemen Waktu, Hardskill dan Softskill
2.1.1. Motivasi
            Kata motivasi berasala dari bahasa Inggris “motivation” yang artinya tujuan atau pendorong. Gray mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu. Jadi, dapat diartikan bahwa Motivasi merupakan suatu sikap atau perilaku yang timbul karena adanya faktor ekstern atau intern dalam usahanya untuk melaksanakan suatu hal. Sebagai contoh, Mahasiswa Universitas Negeri Medan saya anggap belum memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik maka saya termotivasi untuk membuat sebuah tulisan yang mengangkat tentang hal ini. Dalam hal ini, faktor yang menjadi ransangan motivasi saya adalah faktor ekstern yaitu sikap pola tingkah laku teman-teman saya sebagai mahasiswa.
            Banyak hal yang mengungkapkan teori tentang jenis-jenis motivasi ini, beberapa yang paling umum adalah Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri tanpa ada impuls dari luar sebelumnya, biasanya motivasi ini terkadang bersifat singkat karena tidak adanya hal pendorong selain diri sendiri saja.
            Sedangkan Motivasi Ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul atau sumber impulsnya berasal dari luar diri kita. Hal ini umumnya akan bersifat lama karena adanya unsur pemaksa dalam hal ini objek yang membuat kita termotivasi. Selama objek tersebut masih ada kita akan selalu termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah ataupun hal-hal yang menjadi dasar motivasi itu timbul.




2.1.2. Manajemen Waktu
            Manajemen merupakan kemampuan mengatur dan mengendalikan, sedangkan manajemen waktu dapat diartikan sebagai kemampuan mengatur dan mengendalikan waktu kita seefektif mungkin. Seseorang mempunyai banyak sekali kegiatan yang harus ia selesaikan setiap harinya ataupun setiap jamnya dan hal ini perlu kita atur agar kita mampu melaksanakan semua jadwal kegiatan tersebut dengan baik tanpa ada satupun yang luput.
            Manajemen waktu tercipta apabila seseorang mempunyai kepedulian dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. Aktivitas-aktivitas yang ada tanpa disertai dengan pengaturan akan menyebabkan kita lalai dalam beberapa aktivitas kita dan tentunya proses ini akan merugikan kita sendiri. Misalnya saja seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan semester satu harus mengerjakan beberapa kegiatan akademik dan organisasi dalam satu hari, maka ia perlu jadwal terpadu agar kedua kegiatan ini dapat ia ikuti dengan baik tanpa mengabaikan yang baik. Dalam hal ini mahasiswa tersebut sedang berusaha memanajemen waktunya.

2.1.3. Hardskill dan Softskill
            Hardskill merupakan kemampuan teknis yang berasal dari luar diri dan diperoleh dari proses pendidikan. Kemampuan teknis disini maksudnya kemampuan dimana seseorag mampu melakukan sesuatu terhadap bidang tertentu. Kemampuan hardskill ini sangat dibutuhkan dalam dunia industri, karena dengan adanya hardskill ini seseorang akan mampu dan paham dalam menganalisa dan mencari solusi tertentu terhadap objek kajian yang ia dalami. Sebagai contoh seorang mahasiswa alumni Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Material akan memiliki hardskill yang baik dalam bidang material sehingga ia akan mampu menghadapi persaingan global dalam kajian material.
            Berbeda dengan hardskill, softskill bukan merupakan kemampuan teknis, walaupun softskill dapat juga di pelajari dari pendidikan tapi bagian ini bukan merupakan kajian teknis. Softskill adalah kemampuan individual menyangkut pola tingkah laku dalam hubungannnya dengan objek hidup lain disekitarnya, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan.
            Tingkah laku yang saya maksudkan disini baik itu perupa sikap bicara, sikap bergaul, sikap menghargai dan hal-hal lain yang mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak jauh berbeda dengan hardskill, softskill juga sangat dibutuhkan di dunia industri, terutama insdustri jasa. Dengan kemampuan softskill yang baik seorang pekerja akan disukai atasan, bawahan, maupun rekan sendiri. Sebagai contoh seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan harus bisa mengatur percakapannya dengan dosen atau staf akademik lain agar keduanya dapat saling mengerti akan kebutuhan masing-masing.
            Kecenderungan kesalahan atau kekurangan dalam penguasaan softskill ini terkadang menyebabkan hal-hal yang kurang diinginkan, misalnya timbulnya salah paham, adanya kecemburuan ataupun terkadang permusuhan. Seseorang dengan softskill yang baik akan mampu “menyampaikan” maksud dan tujuanya dengan benar, selain menyampaikan juga harus mampu “menerima” tujuan orang lain dengan benar. Sering sekali seorang pemimpin dengan kekuasaannya akan mengabaikan orang lain atau bawahannya padahal si bawahan sangat membutuhkan sedikit kepeduliannya dan ini adalah cerminan buruk dari sifat kita atau dapat dikatakan softskill yang kurang baik.

2.2. Menciptakan Mahasiswa dengan Karakter Manajemen Waktu, Hardskill dan Softskill yang Baik.
            Uuntuk menjadi mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul maka kita sebagai mahasiswa harus bisa mengoptimalkan dan menghasilkan, tentunya itu akan  melalui proses. Proses inilah yang akan membentuk karakter diri kita, baik itu pengelolaan waktu (manajemen waktu) maupun hardskill dan softskill. Salah satu hal yang utama adalah pengembangan diri.
            Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan harus mampu mengelola waktunya dengan baik karena ini adalah kunci dari sebuah prestasi. Tidak mungkin lebih unggul mahasiswa yang beraktivitas dan berbuat lebih sedikit dari pada mahasisiwa yang beraktivitas lebih banyak dalam rentang waktu yang sama.
            Karena hal inilah mengapa saya katakan bahwa manajemen waktu itu sangat dibutuhkan, dengan kita mampu memanajemen waktu kita akan tahu seberapa banyak aktivitas yang sudah kita lakukan dan berapa diantaranya yang maksimal dan yang tidak maksimal. Perbandingan-perbandingan ini akan memicu kita untuk termotivasi melakukan segala aktivitas kita menjadi sesuatu yang maksimal dan setidaknya ada target dalam proses pelaksanaan setiap kegitan.
            Memotivasi diri melalui manajemen tidak pernah mencapai ukuran, karena ukuran didasarkan pada keterbatasan sedangkan motivasi manajemen waktu tidak membutuhkan itu, yang dibutuhkan adalah konsistensi terhadap manajemen yang sudah direncanakan. Seorang mahasiswa harus mampu menolak ajakan dosennya untuk bermain badminton ketika berada pada jadwal yang sudah ditetapka. Ini bukan berarti kita memiliki softskill yang buruk. Tidak sama sekali. Tekanan dan keadaan harus ditiadakan agar seseorang mampu mengatasinya. Jangan sampai karena badminton kita gagal melakukan penelitian yang seharusnya dapat diselesaikan hari itu, lain halnya ketika kita tidak memiliki rencana jadwal yang sudah ada.
            Selain itu, kita juga harus mampu mengkondusifkan waktu itu sendiri. Sangat tidak baik jika kita bergerak dalam mobilitas yang cepat tetapi terlupa akan banyak hal. Sebagai contoh kita membuat daftar jadwal yang harus kita selesaikan dalam rentang waktu yang ada, tetapi kita tidak memikirkan secara matang berapa besaran ataupun jumlah waktu yang kita butuhkan dalam setiap jadwal. Akhirnya suasananya akan sangat tidak kondusif karena terkadang akan terjadi kekurangan atau kelebihan jatah waktu terhadap objek kegiatan yang direncanakan.
            Sebaliknya juga sangat tidak kondusif jika kita memiliki mobilitas yang pelan tetapi jadwal yang padat dan rentang waktu yang sempit, kita harus mampu menyesuaikannya dengan keadaan kita. Jangan kita berada pada lingkungan yang saling melemahkan tetapi harus berada pada lingkungan yang tepat dalam arti kata kita mampu menempatkan sesuatu pada posisinya.
            Dalam hal berikutnya hardskill sebagai komponen penting dalam pengembangan potensi diri menjadi lebih unggul harus mampu kita kendalikan tepat sasaran. Akan sangat aneh jika seorang ahli mesin berada di dalam lapangan sepak bola yang ia sama sekali tidak paham akan si bulat bundar tersebut. Memang terkadang kesempatan akan kajian dan kemampuan itu jauh berbeda, dan inilah yang menjadi tantangan kita sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul. Kita harus mampu menciptakan peluang dengan keadaan kita. Baik itu melalui kerja sama maupun perjanjian kontrak.
            Hardskill yang memiliki pengaruh sangat penting ini akan berfungsi sebagai salah satu tindak lanjut yang sederhana tetapi mengesankan. Sederhana saja,  mahasiswa Tata Boga mampu mengembangkan penelitian mengenai  makanan untuk ia kembangkan baik dalam dunia usaha maupun dalam lingkup tempat ia bekerja.
Kemampuan yang kita miliki memiliki persfektif yang berbeda dalam menelaah keadaan, artinya kita mampu berkembang kedepan dan ini sudah menjadi dasar hidup setiap orang. Kemampuan berkembang inilah yang akan kita manfaatkan untuk menelaah dan mencari solusi jika kita berada dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
Setiap kemampuan dapat diasah dan dipertajam dan hal ini merupakan oint penting yang menjadi nilai lebih dari karakter hardskil. Dengan kesiapan dan kemauan atau motivasi berkembang, mahasiswa Universitas Negeri Medan akan mampu menciptakan banyak hal dari objek kajian berbeda, saya sendiri sedang berada pada proses ini, dimana saya sedang meneliti Plastik Biodegradabel atau palastik yang teruarai ditanah, dan hal ini harus saya kuasai dan kembangkan agar tercipta kemaksimalan kerja dalam penelitian saya. Proses hardskill yang saya lakukan itu sudah termasuk dalam kategori kesiapan dan kemauan, dan nantinya harus saya tekankan pada keadaan dimana saya harus menguasai sempurna setiap hal yang berkenaan dengan objek yang saya teliti agar hardskill saya berkarakter baik.
Mengenai kemampuan hardskill ini, dunia global sangat membutuhkannya, artinya setiap orang yang terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan harus memiliki hardskill untuk menjadi mahasiswa yang unggul, karena kita akan sulit diterima di dunia global jika kita tidak memilki hardskill yang dibutuhkan.
Sebagai penyempurna karakter kita maka dibutuhkan eksekusi yang tepat terhadap masalah yang akan  kita jalani. Softskill sebagai salah satu bahasan dalam karya ilmiah ini memiliki peran tersebut. Softskill akan bertindak sebagai pematang atau penyempurna karakter mahasiswa Unimed yang unggul.
Mengenai seberapa besar pengaruh sikandidat softskill ini, maka saya katakan fleksibel. Karena setiap orang memiliki pandangan tersendiri terhadap sikap seseorang. Sebagai contoh, seorang yang suka tertawa atau humoris akan di pandang kurang baik bagi seorang yang bersifat pragmatis. Bagi orang yang bersikap pragmatis bisa jadi sikap humoris itu hanya akan membuat masalah dan sebaliknya bagi orang-orang yang suka kepada orang yang bersifat humoris.
Banyak survei menyatakan bahwa 80% dari kesuksesan seseorang dalam memperoleh sebuah posisi adalah dari softskillnya. Hal ini wajar karena dengan softskill yang baik kita akan mudah diterima dan di ingat oleh banyak orang, tetapi bukan berarti kita akan sukses dengan hanya mengandalkan softskill saja. Dengan softskill kita mampu memberi tanda atau mencari titik-titik penting yang harus kita miliki dalam menentukan langkah kita selanjutnya.
Tentang softskill ini selain berbicara dan bertata krama yang baik kemampuan menetukan pergaulaun akan menjadi tolak ukur untuk menjadi seseorang yang unggul. Harus kita aku seseorang tidak akan  pernah menjadi wangi jika ia selalu berada di lingkungan sampah, tetapi ia harus keluar dari lingkungan itu atau berani membuat lingkungan itu bersih. Maksud saya adalah seseorang akan cepat menjadi mahasiswa yang unggul jika ia berada dalam lingkungan orang – orang yang suka berkompetisi kearah positif. Tetapi bagi saya sendiri softskill yang sempurna adalah mampu membuat lingkungan yang semula tidak mau berkompetisi menjadi mau berkompetisi. Ini jauh lebih mulia menurut saya, tetapi tidak bagi sebagian orang.
Sistem mengharuskan kita berada dalam posisi yang benar jadi hendaklah kita berada dalam sistem itu agar tercipta proses yang baik. Dengan softskill inilah kita mampu membuat proses itu tercipta dengan baik, jika sudah memiliki manajemen waktu yang baik, hardskill yang baik tetapi jika berada dalam proses yang salah maka harus dikatakan itu salah. Jadi softskill akan mengarahkan kita ke posisi yang benar dari keadaan itu.
Setelah memotivasi diri untuk memiliki karakter yang mampu memanajemen waktu, hardskill dan softskill yang baik, maka saatnya kita siap untuk menjadi mahasiswa Universitas Negeri Medan yang memiliki daya saing positif dan unggul. Sebenarnya setiap orang memiliki naluri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan tinggal bagaimana kita membuat diri kita senantiasa ikut dalam perlombaan itu. Sebagia mahasiswa Universitas Negeri Medan kita layak dan mampu untuk menjangkau lebih jauh kedepan tentang apa yang menjadi keinginan kita.
Kita masih ingat betul bagaimana kota Nagasaki dan Hiroshima yang luluh lantah dapat berkembang dengan pesatnya tanpa banyak masalah, hal ini dikarenakan adanya sinergi di antara sesama dan hal ini juga yang diharapkan untuk kemajuan kita sebagai mahasiswa. Dengan kebersamaan dan dukungan dari para akademisi lainnya setidaknya kita mampu memompa semangat kita untuk menjadi seseorang yang lebih unggul.
Untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan tersebut maka kita harus berada pada konsep perubahan dimana Ilmulah yang utama. Dengan ilmu kita mampu mengubah kotoran  jadi emas dan inilah semangat kita sebagai mahasiswa yang memiliki karakter-karakter di atas. Semoga dengan segala karakter yang sudah kita miliki kita menjadi mahasiswa yang berkompeten dalam banyak hal dan mampu menjadikan Universitas Negeri Medan lebih unggul dari sebelumnya.

2.3. Kerangka Berpikir
             Adapun bentuk kerangka berpikir yang menjadi tolak ukur dalam karya ilmiah ini adalah :













                                                                          
                                                                                          





2.4. Metode Penulisan
            Dalam melakukan penulisan karya ilmiah ini metode penulisan yang saya gunakan adalah metode dekskriptip kualitatif dimana dalam prosesnya meliputi :
  1. Sumber penulisan adalah data sekunder berupa pengamatan langsung dari keadaan yang ada.
  2. Tahapan penulisan berupa Persiapan penulisan, Pelaksanaan penulisan dah pada tahap akhir  perbaikan dan Pengkajian hasil penulisan.
  3. Teknik penulisan adalah teknik pengamatan keadaan mahasiswa Universitas Negeri Medan.
Dengan adanya tahap-tahap ini diharapkan akan memberikan kesempurnaan penulisan dalam penulisan karya ilmiah modern yang tepat.


BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Dalam proses pengembangan mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter, setiap mahasiswa harus memiliki karakter-karakter penting yaitu kemampuan memanajemen waktu yang baik, hardskill yang baik dan softskill yang baik pula.
Dalam menciptakan karakter-karakter diatas dibutuhkan hal-hal lain sebagai pendukung penting dalam pembentukan karakter-karakter itu yaitu motivasi, konsistensi, pengembangan diri, kemauan untuk berubah dan adanya sinergi dari elemen-elemen pendukung. Dengan adanya semua ini diharapkan akan tercipta mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter.

3.2.       Saran
Dalam pembentukan mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter tersebut salah satu pokok pendukungnya adalah sinergi dari semua elemen pendukung, dalam hal ini menurut saya masih perlu diperbaiki karena masih nampak adanya kecanggungan dalam kebersamaan antar setiap lapisan akademika Unimed yang ada. Betapa masih nampak jelas mahasiswa masih takut dan canggung untuk sekedar bertanya atau menjumpa orang-orang tertentu di kalangan kampus dan hal ini hendaknya lebih diperbaiki lagi sehingga kedepannya Universitas Negeri Medan yang kita cintai ini menjadi sebuah universitas yang diperhitungkan.

By : Muhammad Zainal Arif H