Selasa, 30 November 2010

Budidaya Melon


A. Syarat-Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Sebenarnya setiap tanaman memiliki persyaratan khusus untuk tumbuh dengan baik. Semua tanaman memiliki persyaratan yang berbeda-beda satu sama lain. Nah melon juga demikian. Melon memiliki persyaratan khusus agar bisa tumbuh dengan baik.
Diantara faktor yang mempengaruhi pertumbuhan melon adalah iklim, kelembapan udara, suhu udara, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan angin. Kesemua faktor tadi sulit dikendalikan oleh manusia karena faktor alam berada di luar kekuasaan manusia. Oleh karenanya, para petani harus dalam memilih tempat yang sesuai untuk bercocok tanam melon.
Demikian juga dengan tanah. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman melon. Misalnya, melon harus tumbuh di tanah yang derajat kesamaannya (pH tanah) cocok, jangan terlalu asam juga jangan pula yang kesamaannya rendah. Diantara faktor tanah yang menjadi syarat tumbuh melon adalah keadaan atau sifat fisik tanah, derajat keasaman tanah ( pH tanah), derajat kemiringan tanah, dan ketinggian tanah dari permukaan laut.

• Keadaaan Iklim
• Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman. Angin yang terlalu kencang juga dapat menyebabkan terjadinya penguapan air tanah, yang pada akhirnya tanah akan kekurangan air dan tanaman menjadi layu. Begitu juga angin dapat mengganggu lebah dalam proses pernyebukan bunga, sehingga dapat menyebabkan produksi buah menurun. Artinya para petani harus memperhatikan hal ini dengan sangat baik.
• Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan menguntungkan bagi pathigen yang merusak tanaman. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam bua, sehingga rasanya kurang manis.
• Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Tanaman melon menghendaki yang lama, berkisar 10 – 12 jam per hari. Daerah dataran tinggi pada umumnya lebih banyak mendapatkan sinar matahari, namun di dataran rendah pun melon bisa tumbuh dengan baik. Apabila pada awal pertumbuhannya melon kurang mendapat sinar matahari, maka tanaman melon akan tumbuh memanjang, jangkung, lemah ; sehingga mudah terserang penyakit. Sementara apabila pada periode pembentukan buah melon kurang mendapat sinar matahari, maka buah yang dihasikan biasanya kurang manis. Jadi kata kuncinya adalah sinar matahari yang harus cukup. Oleh karena itu, lokasi kebun yang dijadikan tempat menanam melon harus langsung dapat disinari matahari.
• Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25 – 300C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 180C. Tapi, rata-rata suhu udara di Indonesia memenuhi syarat untuk mendukung pertumbuhan tanaman melon.
• Kelembapan udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembapan yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh fungsi atau jamur. Kelembapan udara yang disukai melon berkisar antara 70 – 80%. Oleh karena itu, sebainya penanaman melon dilakukan pada musim kemarau, karena keadaaanya cerah, kelembapan rendah dan dapat langsung mendapat sinar matahari dengan sempurna.


• Media Tanaman (Keadaan Tanah)
• Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah. Oleh karena itu, tanah untuk pertumbuhan melon tidak harus tanah sawah, tetapi bisa saja tanah darat yang sistem pengairannya bagus. Tanah yang bagis seperti itu dapat tercipta apabila sistem konservasi (perbaikan pengolahan) tanah dilakukan secara benar.
• Tanaman melon akan tumbuh baik apabila keasamaannya (pH tanah) 6,0 – 6,8. Tanah yang tingkat keasamaannya rendah akan menyebabkan tanman melon tumbuh tidak normal, karena kurangnya beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Tanaman bisa tumbuh tidak sehat, daunnya menguning, kemudian mengering, dan akhirnya mati. Begitu juga kalau tanah terlalu asam, maka sebagian unsur hara yang ada didalam tanah tidak akan terserap oleh akar tanaman, karena unsur hara yang ada diikat oleh aluminium (AL) dan besi (Fe). Nah jika pH tanah kurang, maka perlu dinaikkan pH-nya dengan pengapuran. Pengapudan untuk tanah asam dapat dilakukan dengan kapur dolomite atau CaMg (CO2)-3 yang dapat dibeli di toko-toko pertanian.
• Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak. Tetapi sebaliknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan. Air yang mengenang akan menyebabkan pembusukan pada akar dan pasti akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan melon sendiri.

• Ketinggian dan Kemiringan Tempat
• Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300 – 1.000 meter diatas permukaan laut (dpl). Apabila ketinggian lebih dari 1.000 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal. Begitu juga kalau terlalu rendah, biasanya lebih lama waktu panennya.
• Tanaman melon lebih baik di tanam di daerah yang tofografi (kemiringannya) datar. Untuk lahan yang bertofografi miring, sebaiknya di buat teras-teras dan tanggul-tanggul untuk mencegah terjadinya erosi. hal itu di lakukan agar bahan-bahan organik yang berada dilapisan tanah atau tidak hanyut terbawa air atau longsor.

B. Pembibitan Melon
Sebenarnya benih melon dapat langsung ditanam di dalam tanah tanpa harus disemaikan terlebih dahulu. Namun perlu diperhatikan bahwa benih atau biji melon yang baru berkecambah pada umumnya sangat lemah. Apalagi jika cuaca sangat panas atau curah hujan sedang tinggi, bibit akan mudah mati.
Dengan begitu, biji melon sebaiknya tidak langsung di tanam, tetapi disemaikan dul di tempat persemaian, dipelihara sacara intensif, dasn dilkukan seleksi sejak bibit itu masih muda. Melakukan persemaian terhadap melon memiliki beberapa keuntungan dibandingkan ditanam langsung. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut.
• Benih yang telah di semaikan dapat dirawat dengan baik, sehingga tingkat kerusakan benih lebih sedikit. Selain itu, benih melon yang disemaikan dulu memiliki daya tumbuh yang lebih baik.
• Pertumbuhan melon lebih baik dibandingkan dengan ditanam langsung dikebun. Alasannya karena pada saat persemaian, kita bisa mengatur keadaan tempat agar sesuia dengan apa yang di butuhkan.
• Bibit yang telah tumbuh lebih aman dan terjamin,karena terlindung dari kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berasal dari hama dan penyakit, cuaca panas, hujan lebat,dan lain-lain.
• Dapat diperoleh bibit tanaman dengan pertumbuhan yang seragam. Selain itu tanaman melon yang tumbuh dengan baik ditempat persemaian, biasanya mampu beradaptasi dengan lingkungan luar.
• Kita bisa menyeleksi bibit yang baik pertumbuhannya, sehingga kalau sudah ditanam dikebun hasilnya bisa baik juga.
• Lebih menghemat biaya, karena lebih mudah dalam memelihara tanaman.

1. Persyaratan Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih direndam didalam larutan Furadam dan Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yang akan terlihat berada didasar air, sedangkan benih kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agrobisnis melon. Jika kita menanamkan bibit yang buruk berarti sama saja dengan merencanakan kegagalan panen.

2. Penyiapan Benih
a. Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji pada buah. Selain itu pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal Super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium dan boron. Maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Fertical dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b. Pengadaan benih secara vegetatif (kultur jaringan).
Dengan metode kultur jaringan, pemilihan media tanaman dan sumber eksplan yang digunakan haruslah tapat agar memberikan hasil yang baik. Media dasar yang dipakai tersusun dari garam-garam berdasarkan susunan Murashige dan Skoog (1962) dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinosital 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gran/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau Hci 0,1 N. Sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 1200C selama 30 menit. Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan bunga betina seperti halnya tanaman yang didapat dari biji.
c. Sumber biji
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu, dan sebaiknya selalu menggunakan benih asli (hibrida F1). Alasan mengapa harus menggunakan benis hibrida F1, karena benih tersebut memiliki kualitas yang terjamin sehingga dapat menghasilkan buah yang seragam. Benih melon dengan berbagai varietas sudah banyak kita jumpai di toko-toko pertanian dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk kemasan.
Tapi jangan lupa untuk selalu memperhatikan batas waktu yang tercantum pada kemasan benih. Jangan sampai kita membeli benih yang waktunya sudah lewat (kedaluarsa), sebab jika kita membeli benhi yang sudah kedaluarsa akan banyak benhi yang tidak bisa berkecambah dengan baik.
Untuk menjaga kualitas hasil panen, sebaiknya tidak menggunakan benih dari hasil panen, karena biasanya benih hasil panen tidak mewarisi kualitas melon sebelumnya. Bahkan seringkali benih yang kita dapat dari hasil panen melon, jauh menyimpang dari induknya. Misalnya, jika induknya berbuah besr, maka keturunannya berbuah kecil.

d. Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan di tempat yang kering dan tempat untuk menimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana mengingat umur benih hanya 10 – 14 hari. Rumah pembibitan itu berfungsi untuk melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik matahari, air hujan, dan serangan hama maupun penyakkit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tidak menembus kedalam tanah.
e. Kebutuhan benih
Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman. Maksud penyulaman adalah jika ada tanaman yang mati, maka bisa langsung diganti (disulam) dengan yang bagus. Untuk masalah penyulaman ini akan dibahas di penjelasan berikutnya.
f. Perlakuan benih
Benhi melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan dengan benih semangka non biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis, sehingga tidak memerlukan perlakuan lebih. Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
Untuk proses pemeraman, perhatikanlah langkah-langkah berikut :
• Benih dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah dilubangi
• Bagian atas kantong plastik ditutup dengan cara diklip, tujuannya agar benhi tidak jatuh ke luar.
• Benih dalam kantong plastik direndam dalam air hangat kuku (350 C) yang telah dicampur dengan fungisida benlate (0,5 g perliter).]
• Setelah 4 – 6 jam, benih dikeluarkan dari air dan ditiriskan diatas kain atau kertas koran. Benih tersebut dibiarkan dalam keadaan basah dan lembap
• Benih yang telah ditiriskan dibalut dengan kain atau handuk basah
• Selanjutnya benih dimasukkan kedalam kotak pemeraman dengan penerangan lampu 15 watt. Diusahakan agar kelembapan dan suh dalam kotak pemeraman tetap stabil pada 250 – 300 C. setelah 1 – 2 hari, benih sudah keluar calon akarnya.

3. Teknik Penyamaian benih
Para petani harus memperhatikan bentuk dan lokasi pesemaian agar benih benar-benar berada pada kondisi yang ideal bagi pertumbuhannya. Jika tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi hasil persamaian tidak mulus dan lemah pertumbuhannya ketika ditanam di kebun.
a. Kontruksi (bangunan) tempat penyemaian.
Tanah yang akan dijadikan tempat menyusun polibag pesemaian benih hendaknya ditinggikan 30 – 40 cm dari tanah sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak tergenang air disaat musim hujan.
Untuk membuat bedengan ini, cobalah perhatikan beberapa panduan berikut ini :
• Bedengan dapat dibuat dalam bentuk segi empat, panjang 4 – 6 m dan lebar 1 m
• Bagian tepi bendengan hendaknya diberi penyekat dari belajan bambu agar polibag yang beris bibit dapat berdiri dengan tegak
• Semua jenis rumput dan gulma dibersihkan dari sekitar pesemaian agar tidak menjadi inang bagi bibit dan penyakit.
• Untuk penutup, biasanya berbentuk melengkung (setengah lingkaran) dengan kerangka dari bambu.
• Alat yang digunakan sebagai penutup biasanya adalah plastik transparan atau kain kasa. Di musim penghujan, sebaiknya menggunakan transparan agar suhunya tetap stabil tidak terpengaruh oleh cuaca di luar. Adapun kain kasa, lebih cocok dipasang di musim kemarau, karena lubang-lubang kecil pada kain kasa berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara.
b. Pembuatan media semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media semai yang khusus untuk pembibitannya, jadi relatif sederhana saja. Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasai. Perhatikan panduan berikut ini.
• Tanah yang akan digunakan sebagai media semai sebaiknya diayak agar teksturnya halus. Demikian juga kalau menggunakan pupuk,s ebaiknya pupuk yang halus, gembur dan mirip dengan tanah.
• Campurannya bisa berupa tanah, pasir dan pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai, misalnya 1 : 1 :1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat, maka komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP 36 atau NPK, dan ditambah dengan sedikir furadah dan 3G. tentu saja harus diaduk rata.
• Langkah berikutnya adalah memasukkan campuran tersebut kedalam polibag berukuran 6 x 6 cm atau 8 x 12 cm.
• Bagian bawah polibag harus diberi lubang, agar air siraman yang terlalu banyak dapat berlangsung mangalir ke luar melalui lubang tersebut.
• Polibag sebaiknya berwarna hitam, karena warna hitam dapat menyerap panas lebih banyak, sehingga akan menambah bagus kondisi tanah tempat pesemaian.
c. Cara dan waktu penyemaian
Benih disemaikan pada polibag yang telah disi tanah. Berikut adalah panduan singkatnya.
• Tanah dalam polibag disiram dengan air hingga kebagian paling bawah polibag
• Pada media tanam tersebut dibuat lubang sebesar pensil dengan kedalamn 1-2 cm.
• Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah.
• Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2 :1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah rebah. Tinggi timbunan diusahakan tidak terlalu tinggi, sekitra 1 cm karena jika terlalu tinggi dapat menyebabkan benih membusuk atau rusak.
• Perlu ditegaskan lagi bahawa kantong polibag harus memiliki lubang pada bagian dasar sebagai jalan keluar bagi air siraman yang terlalu banyak.

4. Pemeliharaan pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemaikan di polibag akan tumbuh menjadi calon bibit dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar. Baiknya kualitas bibit melon pasti akan berpengaruh kepada hasil melon di masa mendatang.
a. Cara dan waktu penyiraman
Bibit di persemaian disiram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polibag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore hari, karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap dan akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.
Intinya kita harus menjaga agar pesemaian tetap dalam keadaan lembap. Kekeringan akan menghambat perkembangan akar yang nantinya akan berakibat pula pada pertumbuhan bibit.
b. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekara untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit kelapangan. Bibit yang mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yang pertumbuhannya tidak baik disingkirkan dan tidak ditanam. Hal ini kita lakukan agar bibit-bibit yang kita tanam benar-benar memiliki kualitas yang paling baik.
c. Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat di pacu dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7 – 9 HSS dengan konsentrasi 1,0 – 1,5 gram/liter. Jenis pupuk yang dapat dilakukan selain pupuk kandang adalah pupuk NPK yang telah dicairkan dengan konsentrasi 5 g NPK/liter air (setiap bibit memerlukan 12 – 20 ml pupuk cair) dan disiramkan pada media tanah.
Artinya pemberian pupuk anorganik tidak mutlak harus dilakukan atau bahkan diusahakan untuk dihindari. Lebih baik menggunakan pupuk organik (pupuk kandang) yang tidak meninggalkan sisa berbahaya pada hasil panen nantinya. Jika tanah masih menyediakan unsur haara, itu saja sudah cukup.
d. Pemberian pestisida pada masa pembibitan
Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Jadi, jangan asal banyak. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyemprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam di lapangan. Contoh pestisida yang digunakan adalah Insektisida Dicarcol 0,5 g/liter dan fungsida Previcur N 1,0 ml/liter.

5. Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4 -5 helai atau tanaman melon telah berusia 10 -12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumny. Perlu juga diperhatikan bahwa bedengan pun jangan sampai kekurang air.

6. Pengolahan Tanah
Sebetulnya pengolahan tanah untuk tanaman melon sama saja dengan pengolahan untuk tanaman holtikultura yang lain. Hany saja perbedaaanya terletak pada dosis yang digunakan.
Dengan begitu, pengolahan tanah sebelum ditanami melon adalah hal yang sangat penting. Tanah lahan yang akan ditanami melon harus diolah terlebih dahulu agar kondisi tanah kembali menjadi gembur bersih dari tanaman yang merusak seperti gulma; mengandung cukup oksigen; unsur hara; dan sebagainya, sehingga siap kembali untuk ditanami. Caranya bisa saja dengan membalik-balikkan gumpalan tanah agar menjadi gembur dan segala macam jamur atau cendawan mati.
Jika tanah yang akan ditanami melon sebelumnya ditanami padi, maka pangkal batang padi harus dibuang hingga bersih. Hal itu kita lakukan agar tidak mengganggu perkembangan akar tanaman melon nantinya.
1. Persiapan
a. Pengukuran pH tanah
Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dapat menggunakan alat pH meter. Tanah yang akan diukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampai (contoh) dilakukan di 10 titik yang berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengetaui, apakah tanah yang dipakai untuk menanam melon sudah sesuai tertentu yang harus kita lakukan agar pH tanah menjadi sesuai dengan yang kita harapkan.
b. Analisis tanah
Berdasarkan faktanya, tanaman melon dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, terutama tanah andosol, latosol, regosol, d an grumosol, asalkan kekurangan unsur hara dari sifat-sifat tanah tersebut dapat disiasati dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c. Penetapan waktu/jadwal tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas (jenis-jenis) melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas Sky Rocket, April varietas Sun Lady, dan seterusnya sehingga petani agarobisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yang dikehendaki pelanggan.
d. Penetapat luas areal penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal petani, luas lahan yang tersedia, musim dan permintaan pasar. Tanaman melon yang diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus menerus. Dengan demikian penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik.
e. Pengaturan volume produksi
Pengukauran volume (banyaknya) produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan permintaan pasar. Caranya penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% dilokasi A, kedua 40% dilokasi B, dan ketiga 40% di lokasi C. jarak waktu penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agrobisnis melon dengan sistem hidroponik. Untuk menjaga keberlangsungan produksi, biasanya jarak waktu tanamnya berselang 1 – 2 minggu.
2. Pembukuan Lahan
a. Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
Setelah dibajak, dibiarkan selama 5 – 7 hari agar kering terkena angin dan panas sinar matahari. Dengan demikian cukup untuk membunuh sumber-sumber pathogen yang merusak dan kuman-kuman penyakit yang ada didalam tanah. Tujuan lainnya adalah agar terjadi pula proses oksidasi gas-gas beracun yang berbahaya bagi tanaman, seperti asam sulfida.
b. Penggarukan dan pencangkulan lahan serta waktu lahan siap tanam
Untuk pencangkulan dan penggarukan keadaan tanahnya harus cukup kering, karena kita bisa mudah membentuk tanah yang semula terbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut.
• Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih terbongkah-bongkah).
• Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan dengan kedalaman 30 – 50 cm (untuk dua kali cangkulan)
• Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahhya betul-betul sudah dikategorikan kedalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah dan kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lain.
3. Pembentukan Bedengan
Langkah selanjutnya adalah penggemburan kembali dan pembuatan bedengan serta selokan sebagai tempat irigasi air dan drainase. Panduannya adalah sebagai berikut.
a. Cara pembuatan
Selama 5 – 7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah setelah dibajak menjadi hancur akrena mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut, beberapa senyawa kimia yang beracun dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan ukuran panjang bedengan maksimumn 12 – 15 m; tinggi bedengan 30 -50 cm; lebar bedengan 100 – 110 cm; dan leabr parit 55 – 65 cm.
Selokan yang kita buat memiliki fungsi beragam. Selain sebagai saluran irigasi, selokan juga berfungsi sebagai jalan untuk melakukan kegiatan tertentu,s eperti pengikatan batangan tanaman pada turus, penyemprotan obat-obatan ataupun seleksi buah. Jarak antar bedengan jangan terlalu sempit, karena jika terlalu sempit akan meningkatkan kelembapan lingkungan tanaman. Hal ini tidak baik, karena kaan mudah mengundang bibit penyakit, terutama cendaran (jamur).
b. Membentuk bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkul bongkahan tanah menjadi struktur tanah yang remah/gembur. Bila bentuk bedengan telah terlihat baik itu bedengan kasar/setengah jadi, maupun sudah jadi, bedengan tersebut dikeringkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidari penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang secara tuntas.
Bedengan hendaknya membujur ke arah Timur-Barat. Hal itu dilakuakn agar proses penyinaran oleh matahari merata sepanjang ahri, karena seperti yang kita ketahui bahwa matahari adalah sumber energi utama dalam proses fotosintesis. Dengan dimanfaatkannya energi matahari secara baik dan optimal, diharapkan buah melon yang dihasilkan nantinya akan berbuah besar, manis, dan sempurna bentuknya.
c. Ukuran dan jarak bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanamah dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan, tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55 – 65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian terhadap turus/ajir.
4. Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara berupa kalsium yang diperlukan memperkokoh dinding sel tanaman. Pengapuran ini dilakuakn bagi tanah yang pH-nya rendah, yaitu tanah yang unsur haranya kurang. Untuk tanaman melon, unsur hara yang ideal adalah 6,0 – 6,9. Di bawah kisaran itu, pertumbuhan dan perkembangan melon akan tergangu, karena ada beberapa unsur hara tertentu yang tidak dapat diserap oleh tanaman melon.
5. Pemberian Pupuk
a. Pupuk Organik
Setelah pembuatan bedengan dan pengapuran selesai, langkah berikutnya adalah pemberian pupuk organik/pupuk kandang pada permukaan tanah. Pemberian pupuk ini harus merata disepanjang permukaan bedengan. Agar pemberian pupuk ini merata, setelah ditaburi pupuk hendaknya tanah dicangkul-cangkul dengan kedalaman 20 – 30 cm. selain tanah dan pupk organik akan merata, pencangkulan kembali akan membuat tekstur tanah semakin luas.
Penggunaan pupuk organik bisa berupa pupuk kompos atau kotoran hewan, seperti kotoran ayam kambing atau sapi. Namun biasanya yang banyak digunakan adalah kotoran ayam. Alasannya karena kotoran ayam terksturnya lebih lembut dan memiliki unsur hara yang cukup tinggi. Dengan begitu penggunaan kotoran ayam akan lebih hemat dibandingkan dengan kotoran hewan yang lainnya. Biasanya, untuk satu hektar lahan hanya diperlukan 15 ton pup kandang kering, tetapi kalau untuk tanah lempung (tanah berat), kebutuah terhadap pupuk kandang tentu lebih banyak lagi.
b. Pupuk Anorganik (kimia)
Pemberian pupuk anorganik/kimia dilakukan sebelum pemasangan mulsa plastik H-P, dan dilakukan cukup satu kali dalam satu musim tanam melon.
Pada saat pemupukan, sebaiknya tanah dalam keadaan kering, karean hal iyi akan mempermudah pada proses pengolahan kembali lahan yaitu pengolahan tanah secara dangkal agar campuran pupuk dapat masuk ke dalam tanah hingga 30 cm.
Kebutuhan pupuk pada tanah seluas satu hektar adalah 2.720 kg pupuk campuran, dengan komposisi Urea 350 kg, Za 750 kg, SP-36 900kg, dan KCI 720 kg. adapun kebutuah untuk setiap tanaman sekitar 136 g.
Untuk memudahkan perhitungan, kita harus mengetahui berapa tanaman melon dalam satu bedengan. Caranya adalah mula-mula hitung luas bedengan, kemudian dibagi dengan jarak tiap tanaman. Sebagai contoh, bedengan seluas 14m2 (panjang 14 m dan lebar 1 m), jarak tanam adalah 70 cm x 50 cm, maka akan diperoleh bahwa terdapat 40 tanaman dalam satu bedengan.
6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Saat ini, penggunaan mulsa plastik banyak digunakan untuk budidaya berbagai macam tanaman holtikultura, seperti tomat, cabai, semangka, dan juga melon. Teknologi pertanian telah menemukan manfaat digunakannya mulsa plastik dalam berbagai tanaman holtikultura tersebut. Disis lain, biaya yang dibutuhkan tidaklah sebesar manfaat yang diperoleh.
Musla PHP yang digunakan terdiri dari dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah. Mulsa dengan dua lapisan ini memiliki berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari, sehingga proses fotosintesis menjadi lebih baik atau optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembap, mengurangi serangan pertanaman tidak terlalu lembap, mengurangi serangan penyakit, dan mengusir serang-serangga pengganggu tanaman seperti Thirps dan Aphids. Adapun warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu diperakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus kedalam tanah, sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang). Tanpa dilengkapi dengan mulsa PHP, gulma akan tumbuh dan mengambil unsur hara yang seharusnya disediakan untuk melon. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan melon akan menjadi lambat, dan hasilnya menjadi menurun.
Untuk menegaskan kembali manfat muls PHP bagi pertumbuhan melon, maka penjelasannya secara ringkas sebagai berikut.
• Menjaga agar suhu dan kelembapan tanah tetapi stabil, sehingga pertumbuhan melon menjadi lebih baik, karena berada dalam kondisi yang ideal.
• Menjaga agar tanah tetap dalam keadaan gembur hingga mempermudah perkembangan akar.
• Mencegah penguapan pupuk anorganik dalam tanah, terutama nitrogen, karena mulsa PHP dapat mengurangi penguapan air tanah.
• Mengurangi larutnya unsur hara dalam tanah karena curah hujan yang tinggi.
• Menekan pertumbuhan gulma sehingga tidak terjadi rebutan dalam penyerapan unsur aida dan hara dalam tanah.
• Secara ekonomis, dapat mengurangi biaya tenaga kerja yang seharusnya menyiangi gulma, karena dengan mulsa plastik gulma tidak akan tumbuh.
• Selain itu juga dapat menghemat biaya pemupukan, karena dengan adanya mulsa plastik pemupukan cukup dilakukan satu kali dalam satu musim tanam.
Beberapa panduan dalam pemasangan mulsa PHP adalah sebagai berikut.
• Pastikan tanah permukaan bedengan benar-benar halus dan rata. Jika terdapat tonjolan pada permukaan tanah akan menyebabkan mulsa PHP tersebut sobek, mengingat mulsa PHP sangat tipis dan lentur.
• Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik (sekitar pukul 09.00-14.00) agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat.
• Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan.
• Pemasangan dilakukan dengan sangat hati-hati agar pemasangannya rapi tepat, serta tidak merusak mulsa plastik.
• Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan dengan menggunkan pasak penjepit mulsa, kemudian ujung yang satunya pun dikaitkan dengan bedengan.setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya. Berikutnya kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi, sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan.
• Pastikan jangan sampai ada bagian mulsa PHP yang terbuka, karena akan mudah sobek bila tertiup anging kencang.
• Setelah selesai pemasangan, bedengan-bedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3 -5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuannya agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman.

C. Teknik Penanaman.
Setelah berusia 9 -11 hari di pesemaian, bibit melon siap dipindahkan ke lahan penanaman yang telah dibuat bedengan-bedengan. Pemindahannya harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak akar tanaman. Artinya tanah yang terdapat dalam kantor polibag jangan terpisah, tetap harus menyatu.
Sebaiknya pembuatan lubang pada mulsa plastik dilakukan dua hari sebelum proses penananaman. Pembuatan lubang dilakukan sebaik mungkin sehingga lubangnya tidak terlalu sempit, karena akan menyulitkan proses penanaman bibit melon.
1. Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa di tanam dengan pola monokultura. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim kemarau agar hasilnya optimal. Sebenarnya bisa saja ditanam pada musim hujan, namun hasilnya tidak akan bagus pada musim kemarau.
Jika dirangkum, ada beberapa kelemahan saat menanam melon pada musim hujan, diantaranya sebagai berikut.
• Menghasilkan buah melon yang berkualitas rendah, yakni buahnya tidak besar dan rasanya kurang manis. Hal ini disebabkan karena pada musim hujan seringkali awan mendung dan menghalangi sinar matahari, padahal sinar matahari merupakan sumber energi utama dalam proses fotosintesis dan pembentukan karbohidrat (zat gula).
• Hasil molennya tidak terlalu banyak karena, berisiko terserang penyakit dan hama, serta pada cuaca yang lembap sangat cocok bagi pertumbuhan pathogen yang merusak seperti jamur dan bakteri.
• Pertumbuhan tanaman melon akan terganggu karena cuaca yang tidak mendukung, seperti jamur dan bakteri.
• Pertumbuhan tanaman melon akan terganggu karena cuaca yang tidak mendukung, seperti cuaca yang tidak mendukung, seperti cuaca lembap dan basah, suhu terlalu rendah, dan lain-lain.

2. Jarak tanam
Umumnya jarak tanam antara tanaman melon yang satu dengan lainnya adalah 70 cm (jarak antar barisan) x 50 cm (jarak dalam barisan) atau dapat pula dibulatkan menjadi 70 cm x 60 cm. namun jarak (ragam jenis) melon. Varietas melon yang memiliki percabangan banyak dan berdaun lebar, sebaiknya jarak tanamnya agak lebar. Adapun bagi varietas melon yang memilik percabangan sedikit dan berdaun lebar, jaraknya bisa lebih dekat.
Jarak tanam harus betul-betul pas. Jika terlalu rapat maka akan menyebabkan hasil yang kurang baik, karena akan menimbulkan kelembapan yang dapat mengundang datangnya pathogen yang merusak. Selain itu, jarak tanam yang terlalu rapat juga bisa menghalangi masuknya sinar matahari, dan akhirnya menghambat proses fotosintesis. Kita sudah tahu, jika sinar matahari tidak normal menyinari tanaman melon maka melon yang dihasilkan kurang besar dan rasanya tidak tertalu manis. Disisi lain, jarak tanam yang terlalu renggang juga tidak bagus, karena penggunaan lahan menjadi tidak maksimal, atau banyak lahan kosong.
Supaya jarak tanam menjadi ideal dan ukurannya sama, sebaiknya memakai alat bantu, seperti tali rafia yang dibentangkan di ke dua sisi bedangan, atau bisa juga dengan menggunakan spidol dengan cara ditorehkan pada mulsa platik sebagai patokan dalam melubangi mulsa plastik.
3. Pembuatan Lubang Tanam
Proses pembuatan lubang tanam lebih baik bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa PHP. Pembuatan lubang mulsa dilakukan di depan dan ikuti dengan pembuatan lubang tanam. Berikut adalah panduan praktisnya.
• Pertama-tama melakukan proses melubang mulsa plastik. Proses ini sebaiknya menggunakan alat berupa kaleng yang diisi bara api. Kaleng yang sudah panas akan dengan mudah melelehkan mulsa plastik dan membentuk lubang dengan rapi.
• Berikutnya diikuti oleh seorang yang membuat lubang tanam. Pembuatan lubang ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang dibuat dari kayu berbentuk bulat, berdiameter sama dengan lubang mulsa plastik, dan ujungnya runcing.
• Lubang tanam dibuat dengan cara menusukkan ujung kayu bulat tersbeut tepat ditengah-tengah lubang mulsa PHP.
• Kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm, intinya harus cukup untuk menempatkan bibit melon beserta tanahnya.
• Jika terjadi pemadaman tanah harus segera digemburkan kembali dengan menggunakan cetok.
• Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat atau berhadap-hadapan memberntuk segitiga.
4. Cara Penanaman
Para petani harus memilah terlebih dahulu bibit mana yang siap untuk dipindahkan dan ditanam di lahan yang sudah disiapkan. Bibit yang dipili adalah bibit yang sehat, pertumbuhannya seragam, dan sudah berdaun setidaknya 4 helai. Bibit yang daunnya tidak sehat jangan ditanam, karena dapat menularkan penyakit kepada tanaman melon yang lain. Lebih bagus lagi kalau media bibit yang ada dalam larutan Agrimycin dengan konsentrasi 1 -2 g/liter air. Hal ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya pathogen pada saat sudah dipindahakn ke lahan.
Bibit yang telah dipilih dan diberi larutan Agrimycin kemudian siap dipindahkan ke lahan yang telah dibentuk bedengan – bedengan. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon diletakkan pada lubang yang ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas. Setelah itu kemudian ditutup kembali dengan tanah. Penanaman bibit dilakukan sampai batas leher akar, jangan terlalu dalam, agar bibit tidak terpendam.
Seteleh bibit ditanam, lahan diusahakan selalu dalam keadaan yang relatif lembap, sehingga caranya adalah selalu disiram oleh air secara berkala dan secukupnya. Jangan lupa air yang digunakan harus selalu bersih, bukan air yang tercemar, karena dapat mengandung penyakit yang berbahaya bagi tanaman.
Cara pengairan bibit baru ditanam pada musim hujan berbeda dengan musim kemarau. Pada musim hujan, bibit tidak perlu diberi air lagi, tetapi saluran drianasenya harus bagus untuk menghindari air yang menggenang. Sebaliknya, jika penanaman dilakukan pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman dengan cara mengalirkan air melalui selokan antarbedengan hingga ketinggian 3/4 tinggi bedengan. Cara ini akan bermanfaat bagi perkembangan akar tanaman.

D. Pemeliharaan Tanaman
Agar tanaman melon tumbuh dengan baik dan hasilnya juga banyak sesuai dengan yang diharapkan, maka pemeliharaan melon harus dilakukan dengan sangat baik pula. Hal itu karena melon adalah tanaman holtikultura yang rentan dan peka terhadap kondisi lingkungannya, terutama masalah cuaca dan ketersediaan air dalam tanah. Selama dalam pertumbuhan hingga berbuah, melon membutuhkan tersedianya unsur hara yang cukup dalam tanah. Belum lagi masalah lain, yaitu gangguan dari hama dan penyakit. Oleh karena itu para petani melon harus ekstra dalam membudidaya melon.
1. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 -5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena panas mataahri. Pada saat bibit sulaman ditanam, akar-akarnya belum mampu secara langsung berfungsi sempurna, terutama dalam menyerap air, sehingga bila terkena panas matahari akan mudah kehilangan air dan tanaman menjadi layu. Ketersediaan air (penyiraman) merupakan salah satu faktor penting dalam awal pertumbuhan bibit.
Umur bibit melon yang digunakan sebagai bibit sulaman sebaiknya sama dengan umur bibit yang lainnya, sehingga pertumbuhannya akan seragam. Untuk kepentingan tersebut, maka pada saat pembibitan harus disediakan bibit sebagai cadangan sebanyak kurang lebih 10% dari total kebutuhan bibit.
2. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman atau tanah menjadi lembap, sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat berperan sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
Gulma yang tumbuh sangat bervariasi. Ada yang berdaun lebar ada yang berdaun sempit memanjang seperti gulma golongan teki-tekian yang paling banyak ditemui di lahan penanaman melon.
Pemberantasn gulma dapat dilakukan secara manula, yaitu dengan mencabut semua gulma yang tumbuh disekitar perakaran tanaman melon. Sementara, untuk gulma yang tumbuh diselokan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau disemprot dengan herbisida secara hati-hati agar tidak mengenai tanaman melon.
3. Pembubunan
Untuk pembubunan yang pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan membersihkan hama dilahan itu. Tujuannya adalah agar setelah tanah di olah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari tersebut cukup sehat untuk ditanami.
4. Perempalan
Perempalan atau pangkas daun dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama. Jadi maksud peremplan di sini adalah membuang bagian tanaman melon yang tidak berguna.
Pancaran sinar matahari harus mampu menembus rimbunnya daun-daun tanaman melon hingga mencapai pangkal batang setiap tanaman melon. Oleh karena itu, perlu dilakukan pangkas daun. Pemangkasan dua daun terbawah dilakukan pada saat tanaman memiliki 12 helai daun, sedangkan pemangkasan dua dilakukan pada saat tanaman memiliki 15 helai daun, dengan memotong dua helai daun di atasnya. Pemangkasan ketiga dilakukan sekitar tujuh hari sebelum buah dipanen. Semua daun di bawah buah dipangkas agar jaring pada kulit buah berwarna lebih cerah dan kering di samping itu juga untuk mencegah serangan ulat daun.
5. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan secara bertahap. Pemupukan ini sifatnya hanya menunjang. Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya ( 10 – 15 cm), kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
Pupuk yang diberikan berupa pupuk NPK dan KNO3. pupuk tersebut diberikan dalam bentuk larutan dengan cara dikocorkan disekita pangkal batang tanaman.
Pupuk susulan berupa pupuk NPK (konsentrasi 20 g/liter air) diberikan dengan cara dikocorkan pada pangkal batang tanaman yang telah berumur 7,21, dan 28 hari. Untuk tanaman melon yang berumur 14 hari diberi pupuk NPK dengan konsentrasi 40 g/liter air. Setiap tanaman diberikan 250ml laruatan pupuk atau tanaman dengan cara disiramkan disekitar pangkal batang tanaman.
Pupuk daun mulai diberikan pada tanaman yang mulai berumur 7 hari setelah tanam dengan interval 7 – 15 hari sekali sesuai dengan kebutuhan tanaman (perkembangan tanaman). Konsentrasi larutan berkisar antara 2-3 cc larutan/liter air. Bersamaan dengan penyemprotan pupuk daun tersebut dapat ditambahkan insektisida maupun fungisida bila memang diperlukan. Agar pupuk daun tidak terlarut oleh air hujan, maka pada musim hujan perlu ditambahkan perekat, misalnya agristik. Untuk memacu pertumbuhan tanaman dapat diberikan pupuk pelengkap cari (PPC) dengan kandungan nitrogen yang tinggi, sementara untuk meningkatkan kualitas buah dapat diberikan PPC dengan kandungan kalium yang tinggi.
6. Pengairan dan Penyiraman
a. Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi ingat tanah harus lembap. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari, jangan dilakukan di siang hari.
Pada awal pertumbuhan, tanaman harus mendapatkan cukup air, agar perkembangan batang dan daun berlangsung normal. Apabila pada periode tersebut air yang diperoleh tanaman terlalu banyak, maka daun akan tumbuh subur, sehingga sulit untuk berbunga (daun mudah gugur). Demikian pula apabila kelebihan air terjadi pada periode pentil buah, maka pentil tersebut juga akan mengalami rontok. Akar tanaman tidak berkembang sempurna, sehingga sistem perakaran yang terbentuk dangkal. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan tanaman karena zat hara yang terserap terbatas.
Pada jenis buah melon berjaring, volume pemberian air harus dikurangi selama periode pembentukan jala dapat terbentuk secara jelas dan sempurna. Jika pemberian air berlebihan, jala akan tampak putus-putus sehingga menurunkan kualitas buahnya.
Pada periode akhir pertumbuhan tanmnan, terutama menjelang pemasakan buah, pemberian air dikurangi lagi agar rasa buah menjadi manis dan tidak mudah pecah. Pada saat menjelang pemasakan buah, kada gula pada buah melon akan meningkat darstis.
b. Penyiraman
Tanaman disiram sejak masa pertumbuhan tanaman sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut. Kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur dengan sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
Kualitas air perlu mendapatkan perhatian. Air yang mengandung garam tinggi akan membahayakan perkembangan tanaman. Sebaiknya air irigasi bagi tanaman melon diambilkan dari air tanah yang dipompa menggunakan diesel.
7. Waktu Penyemprotan Pestisida
a. Tindakan preventif (pencegahan)
Pada tindakan pencegahan ini, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracy-cline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan penyemprotan bakterisida pada umur 20 hari setelah tanam.
b. Penyemprotan fungisida
Fungisida Previcur N (propamocarb hydrochlo ride) dengan konsentrasi 2-3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
c. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim)
Dengan konsentrasi 1-2 ml/liter, pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.
8. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu untuk rambatan dapat dipasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai mensterilkan (membersihkan) kebun dari bibit penyakit dan hama, atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. ajir harus terbuat dari bahan yang kuat, sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2-3 kg. tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan, baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan dibagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh, dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan jika ketinggian tanamannya sudah mencapai cabang ke-20 atau 25. Dengan begitu tanaman melon tidak terlalu tinggi.
Pemangkasan tunas apikal (titik tumbuh) harus dilakukan setelah tinggi tanaman sama dengan tinggi turus tempat tanaman tersebut merambat. Pemangkasan tunas apikal ini bertujuan agar buah lebih cepat besar (makanan terkonsentrasi pada buah). Daun di atas tinggi turus bambu juga harus dikurangi aau dipangkas karena tidak bermanfaat, bahkan akan menambah beban dalam pengambilan unsur hara dalam tanah.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Membudidayakan tanaman apa pun pasti tidak akan lepas dari adanya gangguan berupa hama dan penyakit. Melon termasuk tanaman holtikultura yang peka terhadap serangan penyakit dan hama
Oleh karen itu para petani harus memperhatikan hal ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita telah mengeluarkan biaya yang besar, tetapi ternyata hasilnya tidak mulus karena serangan hama atau penyakit. Penyakit atau hama yang berat dapat menyebabkan turunya hasil panen, bahkan bisa menyebabkan kegagalan panen. Jika itu terjadi, tentu kerugian bagi para petani. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis hama dan penyakit yang utama.

A. Hama Tanaman
Berikut adalah beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman melon.
1. Kutu Aphids (Aphids gossypii Glover)
a. Ciri
Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan dilihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tenaman melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Hama ini biasanya menyerang pada awal musim kemarau.
b. Gejala
Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan pucuk daun dengan cara menghisap cairan pada jaringan daun tersebut. Daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap hama, dan akhirnya mati. Serangan yang berat akan mengganggu proses fotosintesis pada daun karena sinar matahari tidak sampai ke permukaan daun akibat terhalang oleh cendawan jelaga hitam. Akhirnya tanaman bisa mati.
c. Pengendalian dan pemberantasan
Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama;
2. Tanaman yang terserang cukup parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0 -2,0 ml/liter;
3. Tanaman yang terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnakan).
2. Thirps (Thirps parvispinus Karny)
a. Ciri
Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna cokelat kehitaman. Serangan thirps berukuran sangat kecil, yakni sekitar 1-2 mm, berwarna cokelat kehitaman. Serangga jantan tidak memiliki sayap, sedangkan serangga betina memiliki sayap. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
b. Gejala
Daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi kering dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Jika gejala ini timbul harus diwspadai; karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps. Serangan yang hebat bisa menyebabkan daun berwarna kecokelatan dan akhirnya bisa mati.
c. Pengendalian dan pemberantasan
Beberapa langkah pengendalian dan pemberantasan yang bisa dilakukan adalah
1. Memangkas bagian tanaman yang terserang penyakit dan membakarnya;
2. Melakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif dimetoate seperti perfecthion 400 EC dan marshal 200 EC (bahan aktif karbosurfan) dengan dosis sesuai tujuan.

3. Lalat Buah (Dacus cucurbitae)
a. Ciri
Penyakit ini disebabkan oleh Bactocera Cucurbitae coquilett. Lalat buah betina meletakkan telurnya pada buah melon dengan menggunakan alat tusuknya.
b. Gejala
Setelah telur-telur menjadi larva, maka larva tersebut secara langsung akan memakan daging buah, sehingga buah yang terserang menjadi busuk.
c. Pengendalian dan pemberantasan
Beberapa upaya yang dilakukan adalah
1. Membungkus buah melon dengan menggunakan kantong plastik;
2. Menggunakan perangkap bahan pengikat lalat buah yang terbuat dari botol bekas air mineral (di dalamnya diletakkan kapas yang telah ditetesi larutan metal eugenol);
3. Buah yang terkena dikumpulkan dalam kantong plastik, lalu diikat rapat-rapat agar larvanya tidak bisa keluar, dan selanjutnya dipendam dalam tanah agar larva tidak berkembang menjadi pupa.
4. Ulat Daun (Palpita sp.)
a. Ciri
Ulat ini berwarna hijau dan sering kali dapat kita temukan berada di bawah permukaan daun bagin bawah.
b. Gejala
Ulat ini adalah jenis hama yang menyerang daun, sehingga daun yang diserang akan tampak menggulung. Kadang kala hama ini memakan daun, sehingga permukaan daun menjadi berlubang.
c. Pengendalian dan pemberantasan
Cara pengendalian terhadap ulat daun adalah dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif batasiflutrin dengan dosis 25 g/liter air. Agar tepat sasaran, penyemprotan langsung diarahkan pada permukaan bagian bawah daun, tempat ulat daun berlindung.
5. Tungau
a. Ciri
Hama ini berbentuk laba-laba, berwarna merah, dan berukuran sekitar 1 mm. Tungau ini menyerang daun atau pucuk daun dengan cera menghisap cairannya.
b. Gejala
Bagian daun atau pucuk yang diserang oleh tungau akan berkerut menjadi keriting karen acairannya diserap oleh tungau. Akibatnya pertumbuhan tanaman akan terganggu. Serangan yang berat berakibat gagal panen.
c. Pengendalian dan pemberatasan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni :
1. Memangkas tunas-tunas tanaman agar tidak terlalu rimbun;
2. Memangkas daun-daun yang terserang hama ini dan membakarnya;
3. Melakukan penyemprotan dengan menggunakan obat jenis akarisida seperti meothrin 50 EC atau mitac 200 EC dengan dosis tertentu.
Sebetulnya masih banyak jenis hama lain yang dapat menyerang tanaman melon, seperti oteng-oteng dan cacing tanah. Namun karena keterbatasan tempat, tidak dapat dijelaskan semuanya.


B. Penyakit Tanaman
Selain serangan hama, tanaman melon juga rentan terserang penyakit. Dampak dari serangan penyakit ini sangat besar, bahkan bisa menyebabkan gagal panen, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Layu Bakteri
a. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralus Motschulsky).
b. Gejala
Penyakit layu ini menyebabkan daun dan cabang layu serta terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati. Daun tanaman layu satu persatu, meskipun warnany tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melindang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapt ditarik seperti benar. Jika serangannya hebat, bisa menyebabkan kegagalan dalam panen.
c. Pengendalian dan pemberatasan
Penyakit ini sangat merugikan, oleh sebab itu perlu ditangani secepatnya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
1. Sebelum ditanami, lahan disteriliasasi (dibersihkan) dengan basamid G dengan dosis 40 g/m2;
2. Benih direndam dalam bakterisida Agrimyciin (oxyteracyline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptormycin sulafate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter air
3. Pada tanaman melon dilakukan penyemprotan fungisida tembaga seperti cobox, vitigram blue, sesuai dosis secukupnya.
2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Gummy Stem Bligt)
a. Penyebab
Penyebab penyakit jenis ini adalah Cendawan Mycophaerekka melonis (passerini) Chiu et Walker.
b. Gejala
Gejala yang paling terlihat adalah pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah cokelat, dan akhirnya tanaman layu dan mati. Daun tanaman yang terserang akan mengering. Apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
c. Pengendalian dan pemberatasan
Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah :
1. Penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembapan di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan;
2. Daun-daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1-2 ml/liter;
3. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.
3. Phytophtora Melonis
a. Gejala
Tanaman melon yang terserang penyakit ini akan bercak-bercak basah berwarna gelap sehingga akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Bila yang terkena adalah daun, maka daun melon akan seperti tersiram air panas.
b. Pengendalian dan pemberantasan
Panduan dalam pengendaliann dan pemberantasan adalah sebagai berikut:
1. Menyemprotkan fungisida seperi ridomil MZ, poligram, sesuai dengan dosis secukupnya;
2. Penyemprotan pada musim hujan perlu dilakukan dengan tambahan perekat seperti agristik.
4. Embun Tepung
a. Gejala
Pada daun atau batang yang terserang penyakit ini akan ditemukan adanya cedawan berwarna putih menyerupai tepung. Artinya daun menjadi tertutup oleh cendawan. Jika demikian, akan menyebabkan terganggunya proses forosintesis, sehingga menyebabkan perkembangan tanaman menjadi terhambat dan kualitas buah yang dihasilkan kurang baik.
b. Pengendalian dan pemberantasan
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Melakukan penyemprotan dengan menggunakan bahan aktif dinitocapryphenol crotanate yang dapat mematikan mislium cendawan;
2. Agar tidak menular, tanaman yang terserang penyakit ini harus dibuang dan dibakar.
5. Virus
a. Gejala
Daun melon yang terkena virus ini akan muncul bercak-bercak kuning dan daun akan menjadi keriting. Dalam penularanannya, virus ini memerlukan media. Media yang dapat menjadi perantaraan penularan adalah benih, alat-alat pertanian, serangga aphids, thrips, dan sejenis tungau. Jika serangannya hebat, maka tanaman melon bisa terhambat pertumbuhannya dan berakibat pada buruknya kualitas buah.
b. Pengendalian dan pemberantasan
Pengendalian dan pemberantasan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Pemberantasan terhadap serangga vektornya (perantarannya);
2. Melakukan penyemprotan dengan insektisida atau akarisida;
3. Jangan lupa untuk selalu mencabut dan membakar tanaman yang terkena virus.
C. Gulma
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.



WAKTU PANEN

Setelah serangkaian budidaya melon kita lakukan, selanjutnya kita siap-sipa untuk memanennya. Lama usia melon sampai siap dipanen normalnya 65-70 hari setelah tanam, walaupun sebenarnya usia melon akan tergantung dari ketinggian tempat, cuaca, dan faktor-faktor yang lainnya. Saat panen, pemetikan buah melon dilakukan sekaligus, akrena tingkat kematangannya sama.
Jika buah melon yang kita panen akan dikirim ke luar kota, maka pemetikannya dilakukan lebih awal, agar tidak sampai di tempat tujuan melon sudah cukup matang.

A. Ciri dan Unsur Panen
1. Tanda/ ciri Penampilan melon Siap Panen
Para petani harus tahu ciri-ciri tanaman melon yang siap dipanen. Dengan istilah lain, harus tahu buah melon mana yang siap untuk dipetik. Hal ini sangat penting agar jangan sampai buah melon yang dipanen terlalu muda, juga terlalu tua.
Melon yang terlalu tua akan lebih cepat membusuk. Demikian juga dengan melon yang terlalu masak, akan menyulitkan pemasarannya, karena melon akan mudah rusak dan busuk.
Sebaliknya, jika dipetik terlalu muda dapat menurunkan kualitas buah. Maksudnya ukuran buah melonnya ukurannya belum besar dan rasanya pun belum manis. Tentu kalau begini akan mengakibatkan harga melon menjadi rendah.
Oleh karena itu berikut adalah panduan singkat bagi para petani yang hendak memanen melon.
• Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
• Adanya rekahan menyerupai cincin antara pangkal tangkai buah dengan buahnya
• Serat jala (jaring) pada kulit buah sangat nyata/ kasar dan sudah memenuhi seluruh permukaan melon.
• Sudah mulai tercium aroma harum pada buah melon
• Warna kulit hijau kekuningan atau ada juga yang berwarna putih susu
• Tangkai buah sudah mulai retak
• Dahan dan daun sudah terlihat agak menua
• Berdasarkan umur panen tanamannya, minimal 10 hari menjelang panen.
2. Cara Pemetikan
Pemetikan melon harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena bagus tidaknya hasil pemetikan akan mempengaruhi kualitas dan penampilan buah melon. Tentu saja kalau penampilan buah melon bagus akan menjadikan harganya tinggi. Sebaliknya, jika terjadi kerusakan dalam pemetikan melon akan menyebabkan pembusukan buah. Misalnya, memetik melon jangan dilakukan pada saat hujan atau segera setelah hujan. Pemetikan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Jika pemetikan dilakukan pada saat hujan atau segera setelah hujan, maka air hujan dapat mengontaminasi ke dalam buah melon yang baru dipetik melalui bekas potongan pada tangkai buahnya; dan kondisi yang sangat lembap akan dapat mempercepat tumbuhnya cendawan pada melon tersebut.
Alat yang digunakan dalam memetik melon dapat menggunakan gunting atau pisau yang tajam. Caranya adalah tangan kiri memegang melon yang akan dipetik, sedangkan tangan kanan memotong tangkai buah melon sekitar 3 cm dari pangkalnya. Usahakan agar buah melon tidak jatuh ke tanah yang menyebabkan buah menjadi memar. Begitu selesai dipetik, buah melon segera disimpan di tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung. Sianr matahari yang langsung mengenai melon akan menaikkan temperatur di dalamnnya, dan hal ini akan mempercepat proses pembusukan melon.

B. Cara Panen
• Potongan tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
• Tangkai dipotong berbentuk huruf “ T ”, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
• Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
• Buah yang telah dipanen dikumpulkan di suatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya sebaiknya dihindarkan karena akan mengurangi harga jual, terutama di pasar swalayan.

C. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai, karena lahan yang tersedia tidak perlu dirubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50% dari pemupukan untuk melon.
Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama dan penyakit yang menghisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang lebih rendah.
D. Perkiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10-15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu pertama menanam seluas 2.000 m2, minggu kedua menanam seluas 2.000 m2, dan seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan risiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.



PENANGANAN PASCA PANEN

Pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pasca panen akan mempengaruhi kualitas/ penampilan buah melon.
A. Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen, kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacat fisik lainnya, akrena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
Pengumpulan buah harus dilakukan di tempat yang teduh sehingga tidak terkena sinar matahari secara langsung. Untuk tempat, misalnya dibawah pepohonan atau dibuatkan tempat peneduh sementara yang diberi atap daun-daun ataupun bahan lain. Dengan demikian, buah melon tersebut terhindar dari sinar matahari secara langsung sehingga penampilan dan kualitas buah tetap terjamin. Di samping itu, lokasi pengumpulan buah harus memungkinkan untuk dilakukannya sortasi buah. Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan buah melon yang berkualitas baik dengan yang kurang, dan bahkan yang tidak baik.

B. Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat, kemudian disortasi (dipilah mana yang berkualitas baik dan mana yang berkualitas buruknya). Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudia digolongkan menjadi berdasarkan tiga kelas.
• Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih dan jaringnya berbentuk sempurna
• Kelas M2 yaitu melon berbobot 1-1,5 kg dan jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
• Kelas m# yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.
Dengan dilakukannya penggolongan (grading), maka akan diperoleh banyak keuntungan, baik bagi produsen maupun konsumen. Keuntungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
• Harga yang diperoleh dapat lebih tinggi dibandingkan dengan harga rat-rata yang diperoleh apabila grading tidak dilakukan. Menurut pengalaman, penyimpanan harga pada kelas tertentu relatif kecil bila dibandingkan dengan penyimpanan harga apabila buah tidak mengalami grading.
• Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk bisa mendapatkan buah dengan kualitas yang dikehendaki.
• Dapat melindungi konsumen dari kekeliruan memilih buah yang diinginkan.
• Stabilitas dan tingkat harga yang lebih tinggi lebih terjamin, karena keseragaman buah menentukn tingkat harga berdasarkan kelasnya.
• Dapat meningkatkan kepercayaan konsumen yang bedampak pada pemasaran yang lebih luas.
• Dapat mempermudah pemasaran menurut kualitas yang telah ditetapkan.
• Dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, karena konsumen dapat memperoleh buah sesuai yang dikehendakinya.
C. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama, seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus dijauhkan dari tempat penyimpanan.
Ada beberapa cara penyimpanan dan pengawetan buah melon yang dapat dilakukan agar buah tetap segar dan berkualitas baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Beberapa di antaranya adalah dengan suhu rendah, penggunaan bahan kimia, kondisi vakum udara, radiasi, control atmosfer, dan timbunan es.
1. Penyimpanan dengan suhu rendah
Penyimpanan dengan suhu rendah dilakukan dengan menyimpan buah melon dalam ruang pendingin yang bersuhu tidak kurang dari 0 derajat Celsius, agar tidak terjadi pembekuan. Dengan perlakuan suhu rendah ini, kegiatan respirasi dan transpirasi buah dapat dihambat, sehingga dapat mengurangi laju kehilangan air dan kelayuan buah. Selain itu juga dapat menghambat proses penuaan, pelunakan, perubahan warna, dan penurunan tekstur buah. Pada skala kecil buah melon dapat disimpan pada ruangan yang dilengkapi dengan AC atau kipas angin. Ruang pendingin harus memiliki langit-langit yang rendah dan berventilasi agar sirkulasi udara lebih lancar.
2. Dengan Menggunakan Bahan Kimia
Penyimpanan dan pengawetan buah dengan menggunakn bahan kimia dapat dilakukan dengan menggunakan netral cleaner brogdex dan britex wax. Buah melon terlebih dahulu dicuci dengan netral cleaner brigdex dengan dosis/ konsentrasi sesuai anjuran, gna menggunakan residu pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya yang masih melekat pada permukaan kulit buah, termasuk kotoran-kotoran yang ada. Pencucian ini dapat dilakukan di dalam bak ataupun tempat-tempat lainnya.
Selanjutnya buah melon dikeringkan serta ditiriskan. Setelah kering, kemudian dicuci dengan larutan britex wax (dilarutkan dalam air) dengan dosis sesuai anjuran. Penggunaan larutan ini bertujuan untuk melindungi buah dari percepatan proses pem-busukan dan proses pelayuan sehingga buah tidak mudah keriput. Dengan demikian kesegaran buah yang sama seperti pada saat dipetik. Setelah dicuci dengan britex wax, buah ditiriskan dan dikeringkan hingga kering betul. Setelah kering, buah disimpan dalam ruangan yang berventilasi sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara yang memadai. Ruangan penyimpangan harus cukup kering dan tidak lembap.
3. Penyimpanan dengan cara Kontrol Atmosfer.
Penyimpanan dengan cara kontrol atmosfer dilakukan dengan mengatur kada oksigen, karbondioksida dalam ruang penyimpanan. Kadar oksigen diturunkan dan karbon dioksida dinaikan. Dengan demikian dapat menghambat proses respirasi, proses pemasakan dan penuaan, proses pembusukan, dari gangguan-gangguan fisiologis lainnya pada buah, sehingga kesegaran buah dapat dipertahankan lebih lama. Penyimpanan dengan control atmosfer ini dikenal dengan nama refrigerated gasstorage.
4. Penyimpanan dengan Timbunan Es
Penyimpanan dengan timbunan es dapat dilakukan untuk penyimpanan jangka pendek atau digunakan selama pengangkutan. Cara seperti ini sangat efektif digunakan, karena es batu dapat meningkatkan kadar karbon dioksida sebanyak 40-45%. Caranya cukup mudah, buah disusun rapi dan teratur dalam wadah penyimpanan, kemudian pada bagian atasnya ditimbun dengan es batu yang dipecah-pecah (bongkahan-bongkahan kecil) dalam jumlah secukupnya.

D. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian basar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga di bagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup buah melon diberi lapisan jerami lagi.
Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karbon. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding denga menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional).
Pengangkutan buah baik dari lokasi kebun ke gudang maupun dari gudang ke tempat pemasaran harus dilakukan dengan baik dan hati-hati agar buah melon tidak mengalami pelukaan, memar, ataupun pecah. Buah yang luka, memar ataupun pecah akan cepat mengalami pembusukan, karena pathogen mudah menginfeksi buah melalui luka yang ada.
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan diekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar sampai ke tempat tujuan.

E. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan akhir dari penanganan pasca panen yang dilakukan oleh petani produsen terhadap konsumen. Untuk meningkatkan arus barang, terdapat empat jenis kegunaan yang dapat ditingkatkan dalam proses tata niaga yang efisien, yaitu sebagai berikut.
1. Kegunaan Bentuk
Perubahan atau pengolahan buah melon segar menjadi bentuk atau produk lain sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen yang beragam. Untuk meningkatkan kegunaan bentuk ini, berbagai macam bentuk olahan buah melon telah banyak kita jumpai di pasaran, seperti jus, sirup, sari buah, es krim, permen, dan sebagainya. Dengan meningkatkan kegunaan bentuk, produsen dapat meningkatkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual dalam bentuk segar. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan.
2. Kegunaan Tempat
Areal penanaman buah melon terpencar-pencar dan umumnya berjauhan dengan konsumen atau pusat-pusat pemasaran yang letaknya juga terpencar-pencar pada daerah yang berlainan. Untuk menjangkau pusat-pusat pemasaran tersebut, maka harus ada sarana transportasi untuk menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Di samping itu pengemasan juga berpengaruh terhadap tingkat perlindungan buah melon dari kerusakan yang mungkin terjadi dalam kegiatan pemasaran. Dengan demikian kegunaan tempat ini sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir buah hingga sampai konsumen.
3. Kegunaan Waktu
Kebutuhan konsumen terhadap buah melon dapt dipastikan akan selalu ada dan meningkatkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi pada umumnya produksi buah melon belum tentu berkesinambungan sepanjang tahun, tergantung pada musim yang ada. Oleh karena itu, tata niaga buah melon perlu pergudangan atau penyimpanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun di Indonesia, sarana penyimpanan yang demikian itu belum dirasa perlu, mengingat buah melon tidak mampu terlalu lama dalam penyimpanan. Untuk meningkatkan kegunaan waktu ini, penanaman dapat dilakukan di luar musim dengan perlakuan khusus, sehingga buah melon tersedia di pasaran sepanjang tahun.
4. Kegunaan Hak Milik
Dengan adanya proses pemasaran, maka terjadi pemindahan hak dari produsen ke konsumen melalui pihak-pihak lain yang terlibat dalam pemasaran, sehingga terjadi pertukaran yang dapat memberikan nilai.
Di dalam program pemasaran, selain meningkatkan kegunaan, penentuan harga dan jalur-jalur lembaga tata niaga harus dierphatikan. Penentuan harga harus disesuaikan dengan kualitas buah melon. Buah melon yang tergolong dalam kelas harus memiliki tingkat harga yang lebih tinggi daripada melon kelas II dan III.
Lembaga-lembaga tata niaga yang berperan dalam pendistribusian buah melon dari petani produsen hingga ke konsumen adalah

a. Tengkulak
b. Pedagang pengumpul,
c. Pedagang besar
d. Industri makanan
e. Pedagang kacil
f. Pedagang pengecer (pasar umum, swalayan, supermarket)
Penyampaian produk hasil panen buah melon dari petani produsen sampai ke konsumen dapat melalui mata rantai pemasaran yang panjang maupun jalur distribusi yang pendek. Tipe pemasaran dengan mata rantai yang panjang akan melibatkan lebih banyak lembaga pemasaran sehingga menjadi tidak efisien, karena akan memperbesar biaya pemasaran dan berakibat pada mahalnya harga melon.
Sebaliknya, dengan jalur rantai pemasaran yang pendek dapat meningkatkan daya beli konsumen pada harga yang layak dan meningkatkan penerimaan petani produsen, karena dengan jalur tata niaga yang pendek, petani produsen dapat menjual produknya secara lbih tinggi.
Berikut adalah beberapa alternatif rantai distribusi yang biasanya terjadi.
Rantai Pemasaran I : Petani produsen → tengkulak → pedagang pengumpul → pedagang kecil → pedagang pengecer → konsumen.
Rantai Pemasaran II : Petani produsen → tengkulak → pedagang pengecer → konsumen.
Rantai Pemasaran III : Petani produsen → tengkulak → pedagang pengumpul → pedagang pengecer → konsumen
Rantai Pemasaran IV : Petani produsen → pedagang pengecer → konsumen
Rantai Pemasaran V : Petani produsen → tengkulak → pedagang pengumpul industri makanan.
Rantai Pemasaran VI : Petani produsen → tengkulak → industri makanan.
Rantai Pemasaran IV : Petani produsen → industri makanan.

STANDAR PRODUKSI

A. Ruang lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/ hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut.
1. Mengutamakan jenis tanaman melon yang bernilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik untuk konsumen dalam maupun luar negeri.
2. Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberikan kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
3. Mengutamakan jenis tanaman melon yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
4. Mengutamakan jenis tanaman melon yang dapat mempertinggi nilai gizi masyarakat.
B. Deskripsi
Berdasarkan uraian di atas, tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian di antara tanaman-tanaman hortikultura yang lainnya. Buah melon mempunyai harga yang relatif tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. Ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.

C. Klarifikasi dan Standar Mutu
Untuk klarifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku di pasaran, maka kita harus memperhatikan hal-hal berikut.
1. Melon yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah.
2. Kepercayaan telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga.
3. Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontiniutas (keberlanjutan) produksi melon harus di jaga.
4. Buah melon yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.

D. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur melon kurang lebih 56-65 hari setelah tanam. Buah melon yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0 – 2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.

E. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu atau dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak kayu.
Oleh : Sutiono
Fakultas Tarbiyah IAIN SU