Ilustrasi |
Diriwayatkan bahwa Imam Al-Ghazali mulai dari Balighnya tidak pernah terlewatkan olehnya malam Lailatul Qadr, dan dari pengalaman tersebut maka beliau memperhitungkan turunnya malam Lailatul Qadr berdasarkan Awal puasanya yaitu sebagai berikut :
- Awal puasa pada hari Ahad atau hari Rabu maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 29
- Awal puasa pada hari Senin maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 21
- Awal puasa pada hari Selasa atau Jumah maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 27
- Awal puasa pada hari Kamis maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 25
- Awal puasa pada hari Sabtu maka Lailatul Qadr akan turun pada malam ke 23
Sedangkan pada kitab yang sama dan Bab yang sama Jumhur Ulama menyepakati bahwa Lailatul Qadr kemungkinan jatuh pada sepuluh malam terakhirnya dan terlebih di malam ganjilnya,
Imam Malik berpendapat bahwa Lailatul Qadr akan bergeser pada tiap tahunnya di setipa 10 malam terkahir
Sedangkan Aisyah Rah. a berkata bahwa Nabi menyuruh mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Yakni malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Itu kalau bulan Ramadan lamanya 30 hari. Kalau hanya 29 hari, menurut Ibnu Hazm, 10 hari terakhir dimulai tanggal 20, jadi Lailatul Qadar harus dicari sejak malam ke-20, 22, 24, 26, dan 28. Artinya, bisa saja salah satu malam dari tanggal 20 sampai akhir Ramadan, baik ganjil maupun genap.
Insya Allah jika sempat akan di posting mengenai pendapat-pendapat ulama besar lainnya
Lihat Juga :
Keutamaan Ibadah Puasa Ramadhan, Tarawih, dan Ibadah Lainnya Hari ke 1 sampai 30
Wallahu a'lam Bisshawab
0 komentar:
Posting Komentar