Sabtu, 31 Desember 2011

Sang Tulus

Bentukmu hanya seuntaian dari huruf yang mungkin saja tidak berguna,
Tidak ada kepastian bahwa kamu akan berada dalam posisi yang diagungkan,
Tidak ada juga kepastian bahwa semua dari kisahmu akan selalu indah
Engkau hanya sebuah ungkapan wahai Sang Tulus...

Letaknya murni memang, meneriakkan keadaan yang baik dari setiap engkau ada..
Tapi jangan lupa engkau hanya sebuah Sang Tulus yang belum tentu dihargai atau malah harga mu tidak akan ditanya.
Itulah Engkau, sesuatu yang suci tetapi belum tentu disucikan,
Engkaulah Sang Tulus,

Tapi disaat semua mencemoohkanmu,
Disaat semua mengabaikanmu, disaat engkau tidak dihargai,
Disaat engkau tidak dianggap, tidak dibalas, tidak diterima,
Malah di lecehkan, malah di hinakan, malah dipalsukan,
Dibuang, diterlantarkan, direndahkan dan hanya dianggap sebagai sampah,

Dengarlah ini,
Wahai Engkau Sang Tulus, adalah keteguhan,
Engkau Sang Tulus, adalah pengorbanan tanpa makna
Engkau Sang Tulus, adalah cinta tanpa perlu di cintai
Engkau Sang Tulus, adalah kasih agung yang murni
Engkau tidak akan musnah, Engkau tidak akan ternilai harganya
Karena apa?
Karena Engkau lah Sang Tulus, yang mampu mengubah kepicikan benci menjadi keindahan bahagia.
Engkau mampu menaklukkan sejuta bara menjadi kelembutan tiada tara
Walau bukan dari sumber yang sama
Tetaplah engkau menjadi Sang Tulus,
Karena Tuhanlah yang pasti melirikmu,,,

Dan nyatalah wahai Engkau
Sang Tulus....

Muhammad Zainal Arif Hutabarat


Kamis, 29 Desember 2011

Kesimpulan Lift (Elevator)




·         Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.
·         Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana.
·         Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan).
·         Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :
  1. Instalasi Pemadam Kebakaran
    Sistem yang bisa digunakan antara lain :
    * Sistem Hydrant
    * Sistem Sprinkler
    * Sistem Fire Alarm
  2. Instalasi Elevator & Eskalator
    Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:
    * Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan
    * Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah
    * Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.
  3. Instalasi Air Buangan
    Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :
    * Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan
    * Sistem pengelolaan air kotor
    * Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.
  4. Instalasi Listrik
    Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :
    * Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel
    * Penempatan generator genset
    * Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.
  5. Instalasi Plumbing
    Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :
    * Sistem pemipaan air bersih
    * Sistem pemipaan air limbah
    * Sistem pemipaan air hujan
    * Sistem pemipaan air limbah.
  6. Instalasi Air Codition dan Refrigeration
    * Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja
    * Faktor keamanan yang dipakai.


Komponen Utama Lift (Elevator)



Lift (Elevator)

Lift (elevator) pada perkembangannya kini telah menjadi salah satu bagian penting dalam kebutuhan manusia, terutama kebutuhan akan gedung-gedung bertingkat atau bangunan-bagunan lain yang memiliki ketinggian sulit dijangkau dengan tangga. Untuk itu marilah kita pelajari selengkap-lengkapnya mengenai Lift (elevator) itu :

1. Sejarah dan Perkembangan Lift (Elevator) (Klik untuk melihat selengkapnya)

2. Jenis-jenis Lift (Elevator) (Klik untuk melihat selengkapnya)

3.  Komponen-Komponen Utama Lift (Elevotor) (Klik untuk melihat selengkapnya)

4.  Alat Pengaman Lift (Elevator) dan Cara Kerjanya (Klik untuk melihat selengkapnya)

5. Kontrol Lift (Elevator) dan Cara Kerja Kontrol Lift (Elevator) (Klik untuk melihat selengkapnya)

6. Algoritma Sistem Kontrol Lift (Elevator) (Klik untuk melihat selengkapnya)

7.  Kesimpulan Lift (Elevator) (Klik untuk melihat selengkapnya)



Algoritma Sistem Kontrol Lift (Elevator)


keadaan awal: 
 
   arah bendera ON = atas 
 
   (elevator ada di lantai pertama) 
 
     pada lantai pertama bendera ON 
 
     pada lantai-lantai tengah bendera OFF 
 
     pada lantai terakhir bendera OFF 
 
     tampilan lantai adalah 1 
 
   (lantai pertama) 
 
     lampu tombol naik OFF 
 
(lantai tengah [hal ini merupakan semua lantai-lantai yang  bukan pertama dan terakhir, jika  Anda memiliki lebih dari 2 lantai]) 
 
     lampu tombol naik OFF 
 
     lampu tombol turun OFF 
 
   (lantai terakhir) 
 
     lampu tombol turun OFF 
 
   (setiap lantai) 
 
     semua tombol lantai tujuan OFF 
 
     (jumlah tombol harus sesuai dengan jumlah lantai) 
 
 
 
 program utama loop 
 
 { ( 
 
   jika tidak ada tombol ke atas atau bawah yang ditekan 
 
   { ( 
 
     (bagian ini tidak begitu dibutuhkan tetapi saya menulis ini untuk memberi tahu Anda  apa yang harus dilakukan jika anda menekan ini) 
 
 
     lift berhenti 
 
   } ) 
 
 
   (terus memeriksa lampu tombol naik dan tombol turun) 
 
   jika lampu penunjuk ON (atas) 
 
   { ( 
 
periksa semua lampu tombol naik "lantai atas" 
 
     jika ada yang ditemukan 
 
     { ( 
 
       naik satu lantai pada waktu bersamaan, periksa setiap lampu tombol naik (ini memastikan bahwa ketika lift sedang bergerak ke atas dan tombol naik pada lantai lain ditekan maka lift akan berhenti disana.
 
 
         [misalnya, jika lift berada di lantai 1 dan tombol naik ditekan di lantai 4-ketika lift sedang bergerak ke atas dan tombol naik lantai 3 ditekan, kita masih ingin lift berhenti di lantai 3 bukannya langsung tepat ke lantai 4.]
 
         
       melakukan rutinitas lantai tersebut kembali ke atas loop untuk mengulang siklus program 
 
     }

 
       hal lain (apakah lantai atas ditemukan?) 
 
     { ( 
 
      (Jika di sini maka itu berarti bahwa tidak ada lantai atas tombol naik ON sehingga kita perlu turun dan menemukan lantai yang tombol atasnya ditekan) 
 
 
 
       bergerak turun satu lantai pada waktu bersamaan, memeriksa setiap bendera tombol atas (ini memastikan bahwa ketika lift sedang bergerak ke bawah dan tombol naik lantai lain ditekan maka lift akan berhenti disana.
 
 
         [misalnya, jika lift berada di lantai 4 dan tombol naik ditekan di lantai 1 – ketika lift sedang bergerak turun dan tombol naik lantai 2 ditekan, kita masih ingin agar lift berhenti di lantai 2 tidak bergerak terus ke tujuan awal. ya, lantai 1 akan diabaikan.] 
 
         lift akan kembali naik bahkan jika ada permintaan naik di lantai yang lebih rendah dari lantai yang sedang dilalui.
 
melakukan rutinitas lantai tersebut kembali ke atas loop untuk mengulang siklus program
 
      }
 
 
       hal lain (apakah “lantai atas” ditemukan?) 
 
      { (
 
   } (apakah bendera penunjuk ON?)) 
 
 
 
   jika bendera penunjuk OFF (turun) 
 
   ((anda dapat membuat ini adalah yang "lain") 
 
        pernyataan - tetapi pernyataan "jika" di sini adalah untuk kejelasan))
 
 
 
     periksa semua penunjuk  tombol turun  "lantai bawah"     jika ada yang ditemukan 
 
     { ( 
 
       bergerak turun satu lantai pada waktu berasamaan, periksa setiap lampu tombol turun 
 
       melakukan rutinitas lantai tersebut 
 
       kembali ke atas loop untuk memulai awal siklus program  
 
     } ) 
 
       hal lain (apakah "lantai bawah" ditemukan?) 
 
     { ( 
 
       (Jika di sini maka itu berarti bahwa tidak ada lantai atas tombol naik hidup maka kita perlu naik dan menemukan lantai yang tombol naiknya ditekan)
 
       turun satu lantai pada waktu bersamaan, periksa setiap penunjuk tombol naik
 
         
       melakukan rutinitas lantai 
kembali naik ke atas loop untuk memulai awal siklus program
 
     } (Apakah "lantai bawah" ditemukan?)) 
 
 
 
   } (Apakah arah lampu OFF?) )
 
 
 
 } (Program utama loop))
 
 
 rutinitas lantai 
 
 { ( 
 
   jika arah lampu ON (atas) 
 
   { ( 
 
     periksa lantai yang tombol naik ON
     (jelas jika tidak ada lampu tombol naik yang ON maka kita berada di lantai terakhir)
 
     Jika lampu tombol naik ON 
 
     { ( 
 
       (Ada seseorang di luar lift yang ingin masuk) 
 
       buka pintu 
 
       tunggu beberapa siklus 
 
       tutup pintu 
 
     } ) 
 
 
 
     (lain) 
 
     periksa untuk melihat jika ada tombol lantai tujuan yang ditekan ON
 
     jika lantai tujuan sama dengan nomor lantai saat dimana lift berada
 
     { ( 
 
       buka pintu 
 
       tunggu beberapa siklus 
 
       tutup pintu 
 
     } ) 
 
 
 
   } (Apakah arah bendera ON?))
 
 
 
   jika arah bendera OFF (turun) 
 
   ((Anda bisa membuat ini sebuah hal "lain" 
 
        pernyataan - tetapi pernyataan "jika" di sini adalah untuk kejelasan) 
 
      periksa tombol turun lantai-lantai 
 
     (jelas jika tidak ada tombol turun yang ditekan bendera downbutton ada maka kita berada di lantai pertama) 
 
     Jika lampu tombol turun ON 
 
     { ( 
 
       (Ada seseorang di luar lift yang ingin masuk)
 
       buka pintu 
 
       tunggu beberapa siklus 
 
       tutup pintu 
 
     } ) 
 
 
 
     (lain) 
 
     periksa untuk melihat jika ada tombol lantai tujuan yang ditekan ON
 
     jika lantai tujuan sama dengan nomor lantai dimana lift berada 
 
     { ( 
 
       buka pintu 
 
       tunggu beberapa siklus 
 
       tutup pintu 
 
     } ) 
 
 
 
   } (Apakah arah bendera OFF?))
 
 
 } (rutinitas lantai)) 

Untuk Iklan dan Donasi di Sini 


Rabu, 28 Desember 2011

Kontrol Lift (Elevator) dan Cara Kerja Kontrol Lift

Kontruksinya berupa sangkar atau kereta yang dinaikturunkan oleh mesin traksi, dengan mengunakan tali baja tarik, melalui ruang luncur (hoistway) didalam bangunan yang dibuat khusus untuk lift. Agar kereta lift tidak bergoyang digunakan rel pemandu setinggi ruang luncur (hoistway) yang diikat dengan tembok ruang luncur lift. Untuk mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan bandul pengimabang (counterweight), beratnya sama dengan berat kereta ditambah dengan setengah berat beban maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk memperingan kerja mesin traksi, karena pada saat kereta dipenuhi dengan beban maksimum, mesin traksi hanya berupaya mengangkat atau menaikkan setengah dari beban maksimumnya. Sebaliknya pada saat kereta kosong, mesin traksi hanya perlu mengangkat atau menaikan setengah dari beban maksimum yang berlebih pada counterweight.

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.


Alat Pengaman Pit Lift (Pit Elevator)

1.      Governor pit switch
      Berfungsi untuk memutus rangkaian pengaman apabila governor rope terjadi kelainan. Cara kerjanya merupakan rangkaian kontak listrik yang dihubungkan dengan alat pengaman lain. Kontak akan terputus apabila posisi bandul governor tidak memenuhi persyaratan operasi.

2.      Buffer  (penyangga atau peredam)
      Berfungsi meredam gaya tumbuk (impact) dari kereta atau bobot imbang yang terjatuh menimpa dan membentur buffer, jika alat pengaman terlambat bekerja atau bekerja pada saat kereta telah menjelang lantai terbawah. Pada  dasarnya alat pengaman bekerja oleh sebab kecepatan lebih (overspeed) sebesar 115% dari kecepatan nominal. Jika terjadi overspeed pada saat mendekati lantai terminal bawah, maka kereta membentur buffer (penyangga). Oleh karena itu perhitungan langkah peredam (buffer stroke) atas dasar 1,15 V (V=kecepatan nominal) dan perlambatan sebesar maksimal g (=9,8 m/s2), kecuali sesaat benturan, yaitu tidak boleh melebihi dari 2,5 g (= 24,5 m/s2), menurut ANSI A17.1. Cara kerja seperti shock absorber.

3.      Compensating Switch 
        Fungsi untuk memutus rangkaian pengaman apabila compensating sheave terja kelainan.  Cara kerja seperti governor switch. Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu ( door contact ) ini adalah saklardihubungkan kabel saklar pintu ( door contact ) tiap-tiap lantai secara seri. Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.


Alat Pengaman Ruang Luncur Lift (Elevator)

     Beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain seperti dibawah ini :
1.      Saklar pintu ( door contact )
      Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman elevator.
2.      Kunci pintu ( door lock )
     Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar dan Cara kerja alat  ini bekerja berdasarkan pegas dan gravitasi dari pengait. Padanya dipasang kontak listrik yang dihubungkan dengan sistem pengaman yang secara seri, kontak tersebut akan selalu pada posisi tertutup apabila dalam keadaan tertutup dan sebaliknya. Cara pembukaan pintu biasanya dengan suatu alat khusus dan dianjurkan tidak sembarang orang untuk mempergunakannya.
3.      Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )
     Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.
4.      Limit switch
      BerFungsi  untuk menjaga agar kereta tidak melewati batas lintasan yang di ijinkan pada arah keatas maupun pada arah kebawah. Cara kerja alat ini merupakan kontak listrik yang digerakan oleh sentuhan batang pengungkit yang dipasangkan pada kereta, dipasang di dua tempat, yaitu pada main rail dibagian atas (setelah lantai teratas) dan dibagian bawah setelah lantai terbawah. Alat ini terdiri dari 2 (dua) tingkat, yi. Limit switch pembalik arah dan final limit switch. 


Alat Pengaman Ruang Mesin Lift (Elevator)

       Alat pengaman diruang mesin dapat digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1.      Alat pengaman bersifat listrik.
2.      Alat pengaman mekanik.

       Oleh karena pengecekan alat pengaman bersifat listrik memerlukan kemahiran khusus dan hampir kesemuanya terletak didalam kontrol panel. Sedangkan alat pengaman mekanik diruang mesin, antara lain:

a.       Speed Governor
1.      Berfungsi untuk mendeteksi kecepatan lebih (arah turun) dan mengaktipkan mekanisme pengaman. Biasanya alat ini diset pada 110 % & 1,15% dari kecepatan nominal lift.
2.      Cara kerja Puli governor yang dihubungkan dengan kereta mempunyai sistem bandul yang akan bekerja berdasarkan kecepatan centrifugal akan mengaktipkan suatu mekanisme yang dapat mengunci rope governor se­hingga tali baja menarik safety block yang berada dikereta dan menguncinya sehingga kereta terkunci pada rel. Alat ini juga dihubungkan dengan rangkaian kontak listrik yang bekerja) kecepatan 110%.

b.      Rem Mekanik (Mechanical Break)
1.      Berfungsi untuk memastikan lift berhenti.
2.      Cara kerja rem ini bekerja berdasarkan pegas yang dipasang pada dudukan sepatu yang cara pembukaannya digerakan oleh  motor  rem.  Semua peralatan pengaman dihubungkan dengan motor rem ini. Pada saat motor traksi maka rem ini bekerja. Untuk membukanya diperlukan peralatan khusus (yang biasanya disediakan di Ruang Mesin).


Alat Pengaman Lift (Elevator) dan Cara Kerjanya


Lift adalah   satu-satunya   pesawat   angkut   manusia   yang   pada   saat   operasinya   tidak   dikemudikan/operasikan langsung oleh manusia sehingga semua penumpang lift sepenuhnya tergantung pada keandalan teknologi dari pada pesawat lift itu sendiri.  Oleh karena itu keyakinan akan berfungsinya alat pengaman pada saat operasi merupakan hal yang paling utama.Sebagian besar peralatan pengaman pada lift dipasang secara serial, sehingga apabila salah satu alat tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya seluruh pesawat tersebut akan mati dan tidak dapat dioperasikan sampai dengan alat pengaman tersebut difungsikan kembali. Adapun peralatan pengaman tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut:






Senin, 26 Desember 2011

Lobi Lift (Lift Hall)



a.       Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall lift.
b.      Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall.
c.       Sakelar Parkir (Parking switch) biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button), berfungsi mematikan dan mcnjalankan lift.
d.      Sekakelar Kebakaran (Fireman Switch) biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.
e.       Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) biasanya terletak di transom masing-masing lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.


Lekuk Dasar (Pit) Lift (Elevator)


Ruangan dibagian bawah dari ruang luncur yang fungsinya memberikan kesempatan kereta untuk menghabiskan tenaga kinetik yang diredam oleh buffer pada saat lift mengalami jatuh ke pit.
a.       Peredam (Buffer) terletak di dua tempat, satu set untuk kereta dan satu set untuk beban pengimbang. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot imbang pada saat jatuh
b.      Governor Tensioner merupakan puli berbandul sebagai penegang rope governor, terletak di pit.
c.       Stop kontak  terletak didinding pit bagian depan sebagai sumber daya listnk sebagai penerangan pit pada saat melaksanakan perawatan atau perbaikan.
d.      Sakelar Iekuk dasar (pit switch) terletak didinding pit bagian dcpan sebagai merupakan sakelar pengaman bagi pekerja yang berada di pit.


Kereta Lift (Car Elevator)


     Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh ( safety shoe ) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator.
      Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis. Komponen yang menyusun car ini adalah:
a.       Rangka kereta terdiri dari:
1.      Cross head channel atau disebut "car sling", yaitu rangka sebagai tempat tali baja tarik diikat dengan pegas dan baul soket dan dudukan sepatu luncur (sliding guides) atau roda pemandu (roller guides}.
2.      Bottom channel, rangka bawah tempat benturan buffer (disebut safety plank).
3.      Dua buah tiang tegak kiri dan kanan (up-right channels atau stiels).
Keempat bagian tersebut membentuk segi empat kokoh dengan plat baja penguat pada sudut-sudutnya.
b.  Pintu.Kereta (Car Door) terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door panel dan mechanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk menutup kereta dari luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman secara seri sehingga apabila pintu terbuka lift tidak dapat dijalankan.
c.       COP (Car Operating Panel- Operating Panel Board), ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta (pada front return panel) pada panel tersebut terdapat tombol tombol lantai dan tombol pcngatur buka-tutup pmtu.
d.      Interphone biasanya terletak pada COP (atau pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi untuk  mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu ) antara kereta, kamar mesin (Machine Room) dan ruang kontrol gedung.
e.       Alarm Buzzer terletak pada COP (OPB). Berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda lain.
f.       Switching Box (biasanya menjadi satu dengan COP) biasanya terletak dibawah COP secara tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terletak tombol-tombol pengatur.
g.      Floor indicator adalah nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak di sisi atas pintu kereta (transom) atau pada COP.
h.      Lampu darurat (Emergency lighting) biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk menerangi kereta dalam keadaan darurat (listrik mati) dengan sumber dari baterai.
i.        Sakelar pintu darurat (Emergency exit switch) terletak pada pintu darurat diatas kereta. Fungsinya untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.
j.        Sakelar tali baja (Rope switch) terletak diatas kereta pada bagian pengikat tali baja. Fungsinya untuk mematikan lift apabila ada salah satu rope yang kendor atau. putus.
k.      Safety Link adalah mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang dihubungkan dengan governor dikamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed kebawah (dalam keadaan darurat).
l.        Selector switch (untuk lift jenis lama) adalah mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang dihubungkan dengan selector lift. Berfungsi untuk memberhentikan kereta apabila selector tape mengalami kerusakan (dalam keadaan darurat).