Minggu, 18 September 2011

Antara Rembulan dan Burung

Ketika disuatu keadaan dalam tidur, aku memimpikan dua rembulan yang hampir sama ukurannya bersinar redup. Walaupun demikian rembulan yang lebih besar masih lebih jelas sinarnya dari pada rembulan yang kecil. Rembulan yang besar itu menengadah dan seolah menatap kepadaku untuk menceritakan keadaannya, kuhampiri dia dan kuteguhkan dia sehingga cahayanya lebih indah dan menerangi rembulan yang kecil itu. Disaat itu, ingin ku raih rembulan yang besar itu untuk menemaniku sejenak saja, tetapi dia malah berdiam diri tidak mendekat dan tidak menjauh.
 Aku bingung apakah dia menanti atau ingin memilih, tetapi aku sadar bahwa untuk apa merindukan rembulan yang tinggi sedangkan di Bumi Masih tak Kukenali
Pada malam lainnya, di tengah sebuah sawah yang baru saja dipanen aku menemukan dua ekor burung pemakan biji didalam sangkar yang kering kerontang, dalam sangkar itu tidak ada makanan maupun setitik air, kuperhatikan isinya, seekor dari burung tersebut seperti sudah tidak bernyawa lagi, dan seekor lagi berada dalam kebingungan dalam sangkarnya.
Aku ketakutan, entah dari dalam sadar atau dalam mimpi aku merasakan betul ketakutan itu, maka aku sirami sangkar itu dengan air. Aku tidak tau air apa itu tetapi aku melihat bagaimana kedua burung itu merasakan kesegaran yang indah. Aku menyaksikan bagaimana burung yang tadinya sekarat itu kini mampu berdiri dan meraih air itu, sedang burung yang satunya lagi sudah mampu terbang. Melihat itu, aku buka sangkarnya dan kulepaskan burung yang lebih kuat itu agar ia mampu mencari makannya.
Sejenak kutinggalkan sangkar itu agar aku mampu mencari makan untuk burung yang seekor lagi.
Ketika aku berpaling kembali kepada sangkar itu, bagaimana aku melihat burung yang satu lagi telah memberi makan burung yang lainnya. Aku bahagia, setidaknya mereka hidup, namun entah mengapa ketika burung yang satunya ternyata tidak mampu melepaskan diri dari sangkar itu, burung yang memberi makan itu, malah pergi meninggalkannya.
Aku terpana, bagaimana mungkin setelah dia memberi makan karena tak mampu keluar dari sangkar, burung itu meninggalkannya. tetapi aku tidak membiarkan begitu saja.
Aku kembali dan aku lepaskan burung itu dari sangkarnya, agar ia terbang dan bebas menentukan hidupnya untuk memilih dan melihat apakah takdir dan keadaan itu berada ditangannya atau di Tangan Tuhannya.
Apakah kedua mimpi ini memiliki hubungan? aku bingung!
mimpi ..
hal indah, sepi, sedih, susah dan lainnya
adalah keadaan dimana seseorang memiliki dunianya sendiri
keadaan dimana tidak seorangpun berhak ikut campur dalam keadaannya
dan keadaan dimana hanya ada dua tokoh pelihat dalam ragam tokoh pelaku
Sipemimpi dan Tuhannya.

Kisah asli:
Mhd Zainal Arif H
zairifblog.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar