لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Asbabun Nuzul ayat ini masih bersangkut paut dengan ayat yang ke 8 sampai ke 13 dan kemudian berhubungan kepada ayat yang ke 31. Yaitu mengetengahkan sebuah hadits :
Imam Thabrani
dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a.,
bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui
Rasulullah saw.
Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah
apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?"
Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang
didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa
yang mereka alami?"
Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan
menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?"
Rasulullah saw. menjawab,
"Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu."
Lalu mereka
berdua keluar dari majelis Rasulullah saw.
Setelah mereka keluar, lalu Amir
berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad
dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan
pedangmu?"
Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi
menemui Rasulullah saw.
Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad!
Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu."
Kemudian Amir
berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad
meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh.
Dan
Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas,
lalu beliau berlalu meninggalkan mereka.
Maka setelah itu keduanya pergi, dan
ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar
kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya. Kemudian
turunlah firman-Nya, "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap
perempuan..." (Q.S. Ar-Ra'd 8) sampai dengan firman-Nya, "Dan Dialah
Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (Q.S. Ar-Ra'd 13).
Imam Nasai dan Imam
Bazzar keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas r.a. yang
menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya kepada
seorang laki-laki jahiliah yang terpandang, yaitu untuk mengajaknya menyembah
Allah. Lalu laki-laki itu menjawab, "Apakah Tuhanmu yang engkau ajak aku
supaya menyembah-Nya; apakah ia terbuat dari besi, atau dari tembaga, atau dari
perak, ataukah dari emas?"
Kemudian utusan itu kembali menghadap kepada
Nabi saw. dan menceritakan kepadanya semua apa yang dialaminya. Nabi saw.
mengulangi lagi hal itu untuk yang kedua kalinya, hingga sampai pada ketiga
kalinya, akan tetapi laki-laki jahiliah itu masih tetap membangkang dan
menolak.
Lalu Allah mengutus halilintar kepadanya, dan halilintar itu
menyambarnya hingga membakarnya. Maka turunlah ayat berikut ini, "Dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki..." (Q.S. Ar-Ra'd 13).
Disadur dari berbagai sumber