Sungguh aku memohon Ampunan kepada Tuhanku dan meminta maaf
kepada Orang Tuaku karena aku orang yang sangat bodoh dan hina. Sungguh bodoh.
Saat ini setiap keadaanku berusaha aku maknai dengan rasa syukur dan salah
karena letakku yang tidak mampu berdiri kuat sebagai bentuk manusia yang utuh
dan mampu berdiri lebih kokoh. Seharusnya setiap manusia mempunyai tujuan dan
mempertahankan tujuannya sampai pada batas kemampuannya dan itulah jalan yang
benar untuk mempertahankan hidupnya, begitupun aku, juga memiliki tujuan tetapi
saat ini aku malah rela menukar tujuan itu dengan sebuah pilihan yang mungkin
telah menjatuhkanku kedalam sakit, kelemahan dan bahkan ketiadaan.
Sungguh hidup itu memang butuh fluktuatif tapi aku merasa
dulu aku lebih kuat dimana aku sudah mulai tidak terlibat dengan sebab akibat
kehidupan, tetapi sekarang aku tidak semampu itu aku tenggelam pada kehidupan
yang memang awalnya sederhana tetapi kemudian berkembang. Semakin berkembang
dan akhirnya sampai sejauh ini hingga batasnya mungkin akan terjadi pada suatu
saat nanti yang insya Allah ujungnya bukanlah kematian dari aku atau orang
lain.
Aku akan berusaha semampu mungkin untuk tidak menukar diriku
atau kesenanganku dengan kesedihan atau kebutuhan orang lain, bahkan jika aku
sangat membutuhkannya walau memang belum setulus mungkin. Ada saja waktu dimana
seseorang dihadapkan pada pilihan untuk tujuannya ataupun kebahagiaanya dengan kesenangan
atau urusan orang lain yang harus terjadi pada waktu bersamaan maka sebisa
mungkin aku beri kesenangan itu untuk orang lain walau sebenarnya aku sedih
tapi bukankah kesedihanku nantinya juga akan hilang. Hal ini mungkin terdengar
menyiksa diri sendiri tetapi apakah hati ini akan puas ketika kita senang
sedang ada orang lain yang sedih, walau memang setiap pilihan harus ada
konsekuensi maka aku lebih sering memilih aku yang kecewa.
Aku sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa sampai hari ini aku
diberikan anugerah untuk senantiasa memandang setiap keadaan apapun, dan atau pilihan
apapun, yang dibuat oleh siapapun, dari berbagai perspektif mana saja yang
mungkin terjadi. Aku berusaha untuk mampu tidak menghakimi siapapun bahwa
andaikan hal itu atau seseorang itu salah menurut banyak orang mungkin saja
bagiku tidak. Ada hal-hal lain yang tidak aku ketahui dalam setiap hal atau
setiap orang sehingga hal atau pilihan itu terjadi.
Sudah seharusnya setiap proses hidup itu memiliki makna,
baik karena cinta, rasa, dan juga hal lainnya dalam hidup. Yang kutahu saat ini
bahwa Tuhan itu selalu adil, dan tidak ada kesia-siaan dari kebaikan baik itu
tulus atau tidak tulus, yang pasti ketulusan itu jauh lebih kuat.
Mhd Zainal Arif Hutabarat
0 komentar:
Posting Komentar