Selasa, 25 Desember 2012

Asbabun Nuzul Surat Ar-ra'du ayat 11 : ... "Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"...


 لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ


Asbabun Nuzul ayat ini masih bersangkut paut dengan ayat yang ke 8 sampai ke 13 dan kemudian berhubungan kepada ayat yang ke 31. Yaitu mengetengahkan sebuah hadits : 

Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. 
Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" 
Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?" 
Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" 
Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." 

Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. 
Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" 
Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw. 
Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." 
Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. 
Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. 
Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya. Kemudian turunlah firman-Nya, "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..." (Q.S. Ar-Ra'd 8) sampai dengan firman-Nya, "Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (Q.S. Ar-Ra'd 13). 

Imam Nasai dan Imam Bazzar keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya kepada seorang laki-laki jahiliah yang terpandang, yaitu untuk mengajaknya menyembah Allah. Lalu laki-laki itu menjawab, "Apakah Tuhanmu yang engkau ajak aku supaya menyembah-Nya; apakah ia terbuat dari besi, atau dari tembaga, atau dari perak, ataukah dari emas?" 
Kemudian utusan itu kembali menghadap kepada Nabi saw. dan menceritakan kepadanya semua apa yang dialaminya. Nabi saw. mengulangi lagi hal itu untuk yang kedua kalinya, hingga sampai pada ketiga kalinya, akan tetapi laki-laki jahiliah itu masih tetap membangkang dan menolak. 
Lalu Allah mengutus halilintar kepadanya, dan halilintar itu menyambarnya hingga membakarnya. Maka turunlah ayat berikut ini, "Dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki..." (Q.S. Ar-Ra'd 13).



Disadur dari berbagai sumber


0 komentar:

Posting Komentar