1.1. Latar Belakang Masalah
Keberadaan
mahasiswa sebagai pelaksana mutlak dari struktur badan sebuah Universitas merupakan suatu hal nyata
yang berada pada tingkat pertama untuk proses berjalannya kehidupan kampus,
karena sebuah Universitas harus memiliki tiga pokok kunci pilar yang
mahasiswalah mendapat posisi utama dalam pilar itu. Jadi, sudah sepatutnya sebuah
kampus memberikan hal terbaik pula pada unsur pilar yang utama ini. Keunggulan
dalam unsur mahasiswa akan menjadikan sebuah Universitas bernuansa sehat dan
baik di mata orang – orang sekitar baik itu lingkungan diluar universitas
maupun lingkungan di dalam universitas tersebut.
Karena
hal di atas maka perlu dibangun keadaan dimana mahasiswa itu merasa nyaman
dalam proses ia beraktivitas, tetapi bukan hanya sekedar nyaman belaka melainkan keadaan
nyaman yang menuntut tanggung jawab besar terhadap kegiatannya di kampus.
Adapun tanggung jawab besar yang saya maksud adalah kemampuan ia mengendalikan,
mengatur dan memberikan hal terbaik dalam setiap kegiatannya mulai dari
tugas-tugas akademik sampai pada kegiatan-kegiatan lain di luar akademik
seperti sebuah organisasi di dalam kampus maupun proses adapatasi dan kompetisi
di dalam dan luar kampus.
Selain
kemampuan bertanggung jawab terhadap kegiatannya tentunya seorang mahasiswa
juga harus memiliki skill yang baik pula, baik itu skill intern (softskill)
maupun skill ekstern (hardskill) dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Karena
hal ini akan menciptakan rasa nyaman terhadap orang-orang disekitarnya. Tidak
akan ada artian baik kepada seseorang jika ia tidak memberikan rasa nyaman juga
terhadap orang-orang disekitarnya. Apalagi sebuah kampus dengan latar belakang
berbasis pendidikan seperti Universitas Negri Medan, maka harus memberikan pendidikan
yang baik dengan kemampuan hardskill dan softskill yang kompeten.
Dalam
hal lain juga kita ketahui bagaimana struktur persaingan dunia global menuntut
seseorang selain memiliki kemampuan teknis juga harus menjadi seseorang yang
memiliki tanggung jawab dan sikap yang benar, dan hal ini diperoleh tentunya
hanya dengan pendidikan. Tetapi perlu ada motivasi untuk menunjang pengembangan
kemampuan diri tersebut karena ini
adalah usaha awal dalam menumbuh kembangkan potensi diri yang ada.
Universitas Negeri
Medan sebagai salah satu kampus yang memiliki daya saing juga harus memiliki
karakter mahasiswa yang seperti ini dan sangatlah dibutuhkan proses terencana dalam
tindak lanjut kegiatan kampus agar kampus tersebut menjadi kampus yang
bermartabat, sehingga perlu rasanya di angkat sebuah tulisan yang menggambarkan
dan memberikan motivasi yang mampu
membentuk mahasiswa-mahasiswa unggul dengan karakter manajemen waktu, softskill
dan hardskill yang baik. Dah hal inilah yang menjadi latar belakang saya membuat
sebuah Karya Ilmiah dengan judul “Memotivasi Mahasiswa Univeristas Negeri Medan
Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Yang Memiliki Karakter Hardskil, Softskill Dan Manajemen Waktu Yang
Baik”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kondisi Mahasiswa Universitas Negeri Medan sebagai salah satu
pilar pembangun dalam lingkup badan Universitas itu sendiri.
2. Bagaimana kondisi manajemen waktu,
hardskill, dan softskill mahasiswa Universitas Negeri Medan dalam menghadapi
tantangan menjadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.
3. Seberapa penting proses pembentukan
karakter ini dan apa yang solusi yang ditawarkan dalam menghadapi persaingan
global yang semakin ketat.
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam
proses penulisan ini terdapat sasaran-sasaran pokok yang menjadi tujuan dalam
proses penulisannya yaitu :
1. Mampu menjelaskan pentingnya
karakter-karakter yang baik seperti Manajemen waktu, Softskill dan Hardskill
dalam proses pembentukan mahasiswa yang unggul.
2. Mampu mendekskripsikan sasaran-sasaran dan
sikap-sikap mana yang harus diambil dalam proses pembangunan karakter-karakter
tersebut.
1.4. Manfaat Penulisan
Setelah
selesainya proses penulisan karya ilmiah ini diharapkan natinya beberapa hal sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mengetahui pentingnya
Manajemen waktu, Softskill, dan Hardskill dalam membangun karakternya menjadi
mahasiswa yang unggul.
2. Mahasiswa termotivasi atau timbul
keinginannya menjadi mahasiswa yang memiliki kualitas lebih baik dari
sebelumnya.
3. Tentunya dapat memberi manfaat
tersendiri kepada pihak-pihak yang membutuhkan pentingnya proses pengembangan
diri dalam pembentukan karakter-karakter yang baik dalam setiap proses
kehidupan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini mengacu
pada standar umum penulisan karya ilmiah. Dengan sistematika sebagai berikut:
1. BAB I
BAB I meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II
BAB II yaitu tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori, kerangka
berpikir, metode penulisan.
3. BAB III
BAB III merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Motivasi, Manajemen Waktu, Hardskill dan Softskill
2.1.1.
Motivasi
Kata
motivasi berasala dari bahasa Inggris “motivation” yang artinya tujuan atau
pendorong. Gray mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses yang
bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan
tertentu. Jadi, dapat diartikan bahwa Motivasi merupakan suatu sikap atau
perilaku yang timbul karena adanya faktor ekstern atau intern dalam usahanya
untuk melaksanakan suatu hal. Sebagai contoh, Mahasiswa Universitas Negeri
Medan saya anggap belum memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik maka saya
termotivasi untuk membuat sebuah tulisan yang mengangkat tentang hal ini. Dalam
hal ini, faktor yang menjadi ransangan motivasi saya adalah faktor ekstern
yaitu sikap pola tingkah laku teman-teman saya sebagai mahasiswa.
Banyak
hal yang mengungkapkan teori tentang jenis-jenis motivasi ini, beberapa yang
paling umum adalah Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi
Intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri tanpa ada
impuls dari luar sebelumnya, biasanya motivasi ini terkadang bersifat singkat
karena tidak adanya hal pendorong selain diri sendiri saja.
Sedangkan
Motivasi Ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul atau sumber impulsnya
berasal dari luar diri kita. Hal ini umumnya akan bersifat lama karena adanya
unsur pemaksa dalam hal ini objek yang membuat kita termotivasi. Selama objek
tersebut masih ada kita akan selalu termotivasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah ataupun hal-hal yang menjadi dasar motivasi itu timbul.
2.1.2.
Manajemen Waktu
Manajemen
merupakan kemampuan mengatur dan mengendalikan, sedangkan manajemen waktu dapat
diartikan sebagai kemampuan mengatur dan mengendalikan waktu kita seefektif
mungkin. Seseorang mempunyai banyak sekali kegiatan yang harus ia selesaikan
setiap harinya ataupun setiap jamnya dan hal ini perlu kita atur agar kita
mampu melaksanakan semua jadwal kegiatan tersebut dengan baik tanpa ada satupun
yang luput.
Manajemen
waktu tercipta apabila seseorang mempunyai kepedulian dalam melaksanakan setiap
aktivitasnya. Aktivitas-aktivitas yang ada tanpa disertai dengan pengaturan
akan menyebabkan kita lalai dalam beberapa aktivitas kita dan tentunya proses
ini akan merugikan kita sendiri. Misalnya saja seorang mahasiswa Universitas
Negeri Medan semester satu harus mengerjakan beberapa kegiatan akademik dan
organisasi dalam satu hari, maka ia perlu jadwal terpadu agar kedua kegiatan
ini dapat ia ikuti dengan baik tanpa mengabaikan yang baik. Dalam hal ini
mahasiswa tersebut sedang berusaha memanajemen waktunya.
2.1.3.
Hardskill dan Softskill
Hardskill
merupakan kemampuan teknis yang berasal dari luar diri dan diperoleh dari
proses pendidikan. Kemampuan teknis disini maksudnya kemampuan dimana seseorag
mampu melakukan sesuatu terhadap bidang tertentu. Kemampuan hardskill ini
sangat dibutuhkan dalam dunia industri, karena dengan adanya hardskill ini
seseorang akan mampu dan paham dalam menganalisa dan mencari solusi tertentu
terhadap objek kajian yang ia dalami. Sebagai contoh seorang mahasiswa alumni
Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Material akan memiliki hardskill yang
baik dalam bidang material sehingga ia akan mampu menghadapi persaingan global
dalam kajian material.
Berbeda
dengan hardskill, softskill bukan merupakan kemampuan teknis, walaupun
softskill dapat juga di pelajari dari pendidikan tapi bagian ini bukan
merupakan kajian teknis. Softskill adalah kemampuan individual menyangkut pola
tingkah laku dalam hubungannnya dengan objek hidup lain disekitarnya, baik itu
manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Tingkah
laku yang saya maksudkan disini baik itu perupa sikap bicara, sikap bergaul,
sikap menghargai dan hal-hal lain yang mencerminkan kepribadian seseorang.
Tidak jauh berbeda dengan hardskill, softskill juga sangat dibutuhkan di dunia
industri, terutama insdustri jasa. Dengan kemampuan softskill yang baik seorang
pekerja akan disukai atasan, bawahan, maupun rekan sendiri. Sebagai contoh
seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan harus bisa mengatur percakapannya
dengan dosen atau staf akademik lain agar keduanya dapat saling mengerti akan
kebutuhan masing-masing.
Kecenderungan
kesalahan atau kekurangan dalam penguasaan softskill ini terkadang menyebabkan
hal-hal yang kurang diinginkan, misalnya timbulnya salah paham, adanya
kecemburuan ataupun terkadang permusuhan. Seseorang dengan softskill yang baik
akan mampu “menyampaikan” maksud dan tujuanya dengan benar, selain menyampaikan
juga harus mampu “menerima” tujuan orang lain dengan benar. Sering sekali
seorang pemimpin dengan kekuasaannya akan mengabaikan orang lain atau
bawahannya padahal si bawahan sangat membutuhkan sedikit kepeduliannya dan ini
adalah cerminan buruk dari sifat kita atau dapat dikatakan softskill yang kurang
baik.
2.2.
Menciptakan Mahasiswa dengan Karakter Manajemen Waktu, Hardskill dan Softskill
yang Baik.
Uuntuk
menjadi mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul maka kita sebagai
mahasiswa harus bisa mengoptimalkan dan menghasilkan, tentunya itu akan melalui proses. Proses inilah yang akan
membentuk karakter diri kita, baik itu pengelolaan waktu (manajemen waktu)
maupun hardskill dan softskill. Salah satu hal yang utama adalah pengembangan
diri.
Seperti
yang sudah diungkapkan sebelumnya seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan
harus mampu mengelola waktunya dengan baik karena ini adalah kunci dari sebuah
prestasi. Tidak mungkin lebih unggul mahasiswa yang beraktivitas dan berbuat
lebih sedikit dari pada mahasisiwa yang beraktivitas lebih banyak dalam rentang
waktu yang sama.
Karena
hal inilah mengapa saya katakan bahwa manajemen waktu itu sangat dibutuhkan,
dengan kita mampu memanajemen waktu kita akan tahu seberapa banyak aktivitas
yang sudah kita lakukan dan berapa diantaranya yang maksimal dan yang tidak
maksimal. Perbandingan-perbandingan ini akan memicu kita untuk termotivasi
melakukan segala aktivitas kita menjadi sesuatu yang maksimal dan setidaknya
ada target dalam proses pelaksanaan setiap kegitan.
Memotivasi
diri melalui manajemen tidak pernah mencapai ukuran, karena ukuran didasarkan
pada keterbatasan sedangkan motivasi manajemen waktu tidak membutuhkan itu,
yang dibutuhkan adalah konsistensi terhadap manajemen yang sudah direncanakan.
Seorang mahasiswa harus mampu menolak ajakan dosennya untuk bermain badminton
ketika berada pada jadwal yang sudah ditetapka. Ini bukan berarti kita memiliki
softskill yang buruk. Tidak sama sekali. Tekanan dan keadaan harus ditiadakan
agar seseorang mampu mengatasinya. Jangan sampai karena badminton kita gagal
melakukan penelitian yang seharusnya dapat diselesaikan hari itu, lain halnya
ketika kita tidak memiliki rencana jadwal yang sudah ada.
Selain
itu, kita juga harus mampu mengkondusifkan waktu itu sendiri. Sangat tidak baik
jika kita bergerak dalam mobilitas yang cepat tetapi terlupa akan banyak hal.
Sebagai contoh kita membuat daftar jadwal yang harus kita selesaikan dalam
rentang waktu yang ada, tetapi kita tidak memikirkan secara matang berapa
besaran ataupun jumlah waktu yang kita butuhkan dalam setiap jadwal. Akhirnya
suasananya akan sangat tidak kondusif karena terkadang akan terjadi kekurangan
atau kelebihan jatah waktu terhadap objek kegiatan yang direncanakan.
Sebaliknya
juga sangat tidak kondusif jika kita memiliki mobilitas yang pelan tetapi jadwal
yang padat dan rentang waktu yang sempit, kita harus mampu menyesuaikannya
dengan keadaan kita. Jangan kita berada pada lingkungan yang saling melemahkan
tetapi harus berada pada lingkungan yang tepat dalam arti kata kita mampu
menempatkan sesuatu pada posisinya.
Dalam
hal berikutnya hardskill sebagai komponen penting dalam pengembangan potensi
diri menjadi lebih unggul harus mampu kita kendalikan tepat sasaran. Akan
sangat aneh jika seorang ahli mesin berada di dalam lapangan sepak bola yang ia
sama sekali tidak paham akan si bulat bundar tersebut. Memang terkadang
kesempatan akan kajian dan kemampuan itu jauh berbeda, dan inilah yang menjadi
tantangan kita sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul. Kita
harus mampu menciptakan peluang dengan keadaan kita. Baik itu melalui kerja
sama maupun perjanjian kontrak.
Hardskill
yang memiliki pengaruh sangat penting ini akan berfungsi sebagai salah satu
tindak lanjut yang sederhana tetapi mengesankan. Sederhana saja, mahasiswa Tata Boga mampu mengembangkan
penelitian mengenai makanan untuk ia
kembangkan baik dalam dunia usaha maupun dalam lingkup tempat ia bekerja.
Kemampuan yang
kita miliki memiliki persfektif yang berbeda dalam menelaah keadaan, artinya
kita mampu berkembang kedepan dan ini sudah menjadi dasar hidup setiap orang.
Kemampuan berkembang inilah yang akan kita manfaatkan untuk menelaah dan
mencari solusi jika kita berada dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
Setiap kemampuan
dapat diasah dan dipertajam dan hal ini merupakan oint penting yang menjadi
nilai lebih dari karakter hardskil. Dengan kesiapan dan kemauan atau motivasi
berkembang, mahasiswa Universitas Negeri Medan akan mampu menciptakan banyak
hal dari objek kajian berbeda, saya sendiri sedang berada pada proses ini, dimana
saya sedang meneliti Plastik Biodegradabel atau palastik yang teruarai ditanah,
dan hal ini harus saya kuasai dan kembangkan agar tercipta kemaksimalan kerja
dalam penelitian saya. Proses hardskill yang saya lakukan itu sudah termasuk
dalam kategori kesiapan dan kemauan, dan nantinya harus saya tekankan pada
keadaan dimana saya harus menguasai sempurna setiap hal yang berkenaan dengan
objek yang saya teliti agar hardskill saya berkarakter baik.
Mengenai
kemampuan hardskill ini, dunia global sangat membutuhkannya, artinya setiap
orang yang terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan harus memiliki
hardskill untuk menjadi mahasiswa yang unggul, karena kita akan sulit diterima
di dunia global jika kita tidak memilki hardskill yang dibutuhkan.
Sebagai
penyempurna karakter kita maka dibutuhkan eksekusi yang tepat terhadap masalah
yang akan kita jalani. Softskill sebagai
salah satu bahasan dalam karya ilmiah ini memiliki peran tersebut. Softskill
akan bertindak sebagai pematang atau penyempurna karakter mahasiswa Unimed yang
unggul.
Mengenai
seberapa besar pengaruh sikandidat softskill ini, maka saya katakan fleksibel.
Karena setiap orang memiliki pandangan tersendiri terhadap sikap seseorang.
Sebagai contoh, seorang yang suka tertawa atau humoris akan di pandang kurang
baik bagi seorang yang bersifat pragmatis. Bagi orang yang bersikap pragmatis
bisa jadi sikap humoris itu hanya akan membuat masalah dan sebaliknya bagi
orang-orang yang suka kepada orang yang bersifat humoris.
Banyak survei
menyatakan bahwa 80% dari kesuksesan seseorang dalam memperoleh sebuah posisi
adalah dari softskillnya. Hal ini wajar karena dengan softskill yang baik kita
akan mudah diterima dan di ingat oleh banyak orang, tetapi bukan berarti kita
akan sukses dengan hanya mengandalkan softskill saja. Dengan softskill kita
mampu memberi tanda atau mencari titik-titik penting yang harus kita miliki
dalam menentukan langkah kita selanjutnya.
Tentang
softskill ini selain berbicara dan bertata krama yang baik kemampuan menetukan
pergaulaun akan menjadi tolak ukur untuk menjadi seseorang yang unggul. Harus
kita aku seseorang tidak akan pernah
menjadi wangi jika ia selalu berada di lingkungan sampah, tetapi ia harus
keluar dari lingkungan itu atau berani membuat lingkungan itu bersih. Maksud
saya adalah seseorang akan cepat menjadi mahasiswa yang unggul jika ia berada
dalam lingkungan orang – orang yang suka berkompetisi kearah positif. Tetapi
bagi saya sendiri softskill yang sempurna adalah mampu membuat lingkungan yang
semula tidak mau berkompetisi menjadi mau berkompetisi. Ini jauh lebih mulia
menurut saya, tetapi tidak bagi sebagian orang.
Sistem
mengharuskan kita berada dalam posisi yang benar jadi hendaklah kita berada
dalam sistem itu agar tercipta proses yang baik. Dengan softskill inilah kita
mampu membuat proses itu tercipta dengan baik, jika sudah memiliki manajemen
waktu yang baik, hardskill yang baik tetapi jika berada dalam proses yang salah
maka harus dikatakan itu salah. Jadi softskill akan mengarahkan kita ke posisi
yang benar dari keadaan itu.
Setelah
memotivasi diri untuk memiliki karakter yang mampu memanajemen waktu, hardskill
dan softskill yang baik, maka saatnya kita siap untuk menjadi mahasiswa
Universitas Negeri Medan yang memiliki daya saing positif dan unggul. Sebenarnya
setiap orang memiliki naluri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan tinggal
bagaimana kita membuat diri kita senantiasa ikut dalam perlombaan itu. Sebagia
mahasiswa Universitas Negeri Medan kita layak dan mampu untuk menjangkau lebih
jauh kedepan tentang apa yang menjadi keinginan kita.
Kita masih ingat
betul bagaimana kota Nagasaki dan Hiroshima yang luluh lantah dapat berkembang
dengan pesatnya tanpa banyak masalah, hal ini dikarenakan adanya sinergi di
antara sesama dan hal ini juga yang diharapkan untuk kemajuan kita sebagai
mahasiswa. Dengan kebersamaan dan dukungan dari para akademisi lainnya
setidaknya kita mampu memompa semangat kita untuk menjadi seseorang yang lebih
unggul.
Untuk mencapai
hal-hal yang kita inginkan tersebut maka kita harus berada pada konsep
perubahan dimana Ilmulah yang utama. Dengan ilmu kita mampu mengubah
kotoran jadi emas dan inilah semangat
kita sebagai mahasiswa yang memiliki karakter-karakter di atas. Semoga dengan
segala karakter yang sudah kita miliki kita menjadi mahasiswa yang berkompeten
dalam banyak hal dan mampu menjadikan Universitas Negeri Medan lebih unggul
dari sebelumnya.
2.3. Kerangka Berpikir
Adapun bentuk kerangka berpikir yang menjadi
tolak ukur dalam karya ilmiah ini adalah :
2.4.
Metode Penulisan
Dalam
melakukan penulisan karya ilmiah ini metode penulisan yang saya gunakan adalah
metode dekskriptip kualitatif dimana dalam prosesnya meliputi :
- Sumber
penulisan adalah data sekunder berupa pengamatan langsung dari keadaan
yang ada.
- Tahapan
penulisan berupa Persiapan penulisan, Pelaksanaan penulisan dah pada tahap
akhir perbaikan dan Pengkajian
hasil penulisan.
- Teknik
penulisan adalah teknik pengamatan keadaan mahasiswa Universitas Negeri
Medan.
Dengan adanya
tahap-tahap ini diharapkan akan memberikan kesempurnaan penulisan dalam
penulisan karya ilmiah modern yang tepat.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam proses
pengembangan mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter,
setiap mahasiswa harus memiliki karakter-karakter penting yaitu kemampuan
memanajemen waktu yang baik, hardskill yang baik dan softskill yang baik pula.
Dalam
menciptakan karakter-karakter diatas dibutuhkan hal-hal lain sebagai pendukung
penting dalam pembentukan karakter-karakter itu yaitu motivasi, konsistensi,
pengembangan diri, kemauan untuk berubah dan adanya sinergi dari elemen-elemen
pendukung. Dengan adanya semua ini diharapkan akan tercipta mahasiswa
Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter.
3.2.
Saran
Dalam
pembentukan mahasiswa Universitas Negeri Medan yang unggul dan berkarakter
tersebut salah satu pokok pendukungnya adalah sinergi dari semua elemen
pendukung, dalam hal ini menurut saya masih perlu diperbaiki karena masih
nampak adanya kecanggungan dalam kebersamaan antar setiap lapisan akademika
Unimed yang ada. Betapa masih nampak jelas mahasiswa masih takut dan canggung
untuk sekedar bertanya atau menjumpa orang-orang tertentu di kalangan kampus
dan hal ini hendaknya lebih diperbaiki lagi sehingga kedepannya Universitas Negeri
Medan yang kita cintai ini menjadi sebuah universitas yang diperhitungkan.
By : Muhammad Zainal Arif H