Minggu, 25 November 2012

Kisah Sakratul Mautnya Al Qomah yang Mengutamakan Istri daripada Ibu

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat.

Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat parah, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit parah dan dalam sakaratul maut.  
Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salaman r.a dan Ummar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. 


Ketika mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka terus mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya. Ketika para sahabat mendapati bahwa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah.

Ketika Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah.  Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal;
"Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup..?" 
Jawab Bilal r.a, 
" Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya".

Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal; 
"Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya".

Maka ketika Bilal sampai kerumah ibu Alqomah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqomah;
 " Aku lebih patut pergi berjumpa Rasulullah". 
Lalu ibu Alqomah mengangkat tongkat dan terus berjalan menuju ke rumah Rasulullah.
Maka bertanya Nabi s.a.w. kepada ibu Alqomah ; 
"Terangkan kepada ku perkara yang sebenar tentang Alqomah, jika kamu berdusta nescaya akan turun wahyu kepadaku".

Berkata Nabi lagi ; 
"Bagaimana keadaan Alqomah..?", 
jawab ibunya ;
"Ia sangat rajin beribadat, ia sembahyang, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya".

Bertanya Rasulullah ; 
"Bagaimana hubungan kamu dengan dia..?", 
jawab ibunya ; 
" Aku murka kepadanya", 
lalu Rasulullah bertanya ;
"Mengapa..?", 
jawab ibunya; 
"Karena ia mengutamakan istrinya dari aku, dan menurut kata-kata isterinya sehingga ia menentangku".

Maka berkata Rasulullah ; 
"Murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari mengucap La iilaa ha illallah", 

kemudian Nabi s.a.w menyuruh Bilal mencari kayu bakar untuk membakar Alqomah. Ketika ibu Alqomah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya ; 
"Wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putera ku didepan mataku..?, bagaimana hatiku dapat menerimanya". 
Kemudian berkata Nabi s.a.w ; 
"Wahai ibu Alqomah, siksa Allah itu lebih berat dan kekal, oleh itu jika kamu mau Allah mengampunkan dosa anakmu itu, maka hendaklah kamu mengampuninya", 
"demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna shalatnya, sedekahnya, selagi kamu murka kepadanya". 

Maka berkata ibu Alqomah sambil mengangkat kedua tangannya ; 
"Ya Rasulullah, aku persaksikan kepada Allah dilangit dan kau Ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahawa aku ridha pada anakku Alqomah".

Maka Rasulullah memerintahkan Bilal pergi melihat Alqomah sambil berkata ; 
"Pergilah kamu wahai Bilal, lihat Alqomah dapat mengucapkan La iilaa ha illallah atau tidak".
 Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal ; 
"Aku khawaatir kalau kalau ibu Al qomah mengucapkan itu semata-mata karena aku dan bukan dari hatinya".

Maka ketika Bilal sampai di rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah menyebut; 
"La iilaa ha illallah".
 Lalu Bilal masuk sambil berkata; 
"Wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalangi Alqomah dari mengucapkan kalimah La iila ha illallah, karena ridha ibunyalah maka Alqomah dapat menyebut kalimah syahadat".

Maka matilah Alqomah pada waktu setelah dia mengucap.

Rasulullah s.a.w pun sampai di rumah Alqomah sambil berkata ;
"Segera mandikan dan kafankan", 
lalu dishalatkan oleh Nabi s.a.w. dan sesudah dikuburkan maka berkata Nabi s.a.w. sambil berdiri dekat kubur;
"Hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia adalah orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t, dan tidak diterima ibadat fardhu dan sunatnya"

(Sumber Page FB : Qolbun Salim)
Lalu saat ini bagaimana dengan kita yang terkadang lupa hal ini, jangankan istri bahkan pacar yang belum jadi istri saja didahulukan daripada yang lain.. 
Semoga Allah Melindungi kita semua



Terimakasih atas kunjungannya, Semoga berkenan


0 komentar:

Posting Komentar