Faktor yang dapat
mempengaruhi kemunculan gangguan gastrointestinal oleh mikroba adalah:
1. Faktor Host
·
Species, genotip, usia
(anak bayi sistem imunnya belum berfungsi dengan baik sehingga lebih rentan
terinfeksi)
·
Kebersihan diri
·
Keasaman lambung pH dan
barier fisik seperti integritas mukosa dan mucus. (asam lambung mampu membunuh
mikroba yang masuk)
·
Motilitas usus, yang
menentukan distribusi mikroflora
·
Mikroflora sebagai
flora normal
·
Imunitas intestinal,
termasuk IgA yang menghambat attachment mikroba pada sel epitel (tidak
membunuh)
·
Faktor protektif
lainnya seperti lactoferin dan lisozim (pada mulut, membunuh bakteri dengan
menghancurkan dinding selnya)
2. Faktor Mikroba
Selain faktor host,
jenis mikroba sendiri mempengaruhi kemungkinan munculnya penyakit hingga berat-ringannya
suatu penyakit. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain:
a. Toxin
Toksin atau racun yang
dimiliki mikroba seperti neurotoxins pada botulinum, staphylococcal
superantigen toxin, enterotoxins pada ETEC, V.cholerae dan cytotoxins pada
Shiga toxin, C.difficile
b. Attachment
Yakni kemampuan mikroba
untuk menempel dan berkolonisasi pada mukosa, walaupun tidak semua mikroba
mikroba menggunakan attachment ini
c. Invasi
Yaitu kemampuan mikroba
untuk masuk ke dalam sel host.
Pada prinsipnya patogen
atau toxin dari pathogen masuk ke dalam saluran gastrointestinal dapat melalui
berbagai macam jalur seperti makanan, cairan ataupun jari-jari yang tercemari
oleh feces manusia atau hewan yang mengandung pathogen atau toxinnya, yang
kemudian masuk ke saluran gastrointestinal mencapai usus.
Di usus mikroba dapat
memperbanyak diri dan memproduksi toksin atau racun di saluran cerna sehingga
menyebabkan diare. Jalur lain adalah mikroba / toxin dari mikroba masuk dan
menyebar melalui peredaran darah sehingga menyebabkan gejala infeksi sistemik
seperti demam, nafsu makan berkurang, dll. Hingga akhirnya patogen
diekskresikan melalui feces (dapat juga melalui diare yg kita keluarkan).
Berbagai kerusakan yang
dapat terjadi akibat infeksi mikroba pada sistem pencernaan di antaranya:
- Aksi dari toxin bakteri mengakibatkan infeksi lokal atau menyebar
menuju bagian tubuh yang jauh melalui peredaran darah atau sitem limfatik.
Hal ini menyebabkan terjadinya proses radang di organ setempat dan atau
melibatkan organ lainnya.
- Perforasi (luka) pada epitel mukosa setelah infeksi, operasi, atau
trauma tertentu.
Terimakasih atas kunjungannya, semoga berkenan Untuk Iklan dan Donasinya ke Link ini