Senin, 14 Mei 2012

Jenis-jenis Biofertilizer dan Manfaatnya


Dari segi fungsi metabolisme dan manfaat bagi manusia, terutama pada bidang pertanian, mikroorganisme tanah dapat dikelompokkan menjadi mikroorganisme yang merugikan (mencangkup virus, jamur, bakteri dan nematoda pengganggu tanaman yang bertindak sebagai hama atau penyebab penyakit) dan mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu sejumlah jamur dan bakteri yang karena kemampuannya melaksanakan fungsi metabolisme menguntungkan bagi pertumbuhan dan peroduksi tanaman. Mikroorganisme tanah yang menguntungkan ini dapat dikategorikan sebagai biofertilizer (pupuk hayati). Secara garis besar fungsi menguntungkan tersebut dapat dibagi menjadi sebagai berikut (Gunalan, 1996):
1.                  Penyedia hara
2.                  Peningkat ketersediaan hara
3.                  Pengontrol organisme pengganggu tanaman
4.                  Pengurai bahan organik dan pembentuk humus
5.                  Pemantap agregat tanah
6.                  Perombak persenyawaan agrokimia

Selain itu, ada beberapa alasan pemanfaatan mikroba tanah antara lain:
1.      Siklus Energi
  • Sumber energi utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis menjadi bahan organic
  • Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menangkap energi matahari: algae)
  • Sumber energi yang lain adalah hasil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan Fe
  • Energi dalam bahan organik dimanfaatkan oleh organisme/mikroorganisme
  • Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar: bakteri Azotobacter
2.      Siklus Hara
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:    
  1. Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang sangat besar    memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat.
  2.  Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
  3. Distribusi keberadaan yang sangat luas

  
3.      Siklus Nitrogen
  •               Pool N terbesar di udara sebagai gas N2
  •          N menjadi tersedia melalui proses fiksasi (kimia maupun mikrobiologis) (nitrogen fixer: rhizobium dll)
  •          N organik (dalam jaringan makhluk hidup – bentuk protein, asam amino dan asam nukleat) menjadi N anorganik melalui proses mineralisasi NH4+ == (ammonium) MO dekomposer
  •          NH4+ mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio
  •          NO2- menjadi NO3+ oleh Nitrobacter dan Nitrococcus NO3-
  •       NO2- oleh Pseudomonas, Bacillus dan Alcaligenes N anorganik dapat diasimilasi oleh mikroorganisme == Imobilisasi

4.      Siklus Sulfur
  •  Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan Bacillus
    2H2S + O2 → 2S + 2H2O
o   2S + 2H2O + 3O2 → 2SO42- + 4H+S2O32- + H2O + 2O2 → 2SO42- + 2H+
  • Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio desulphuricans 2SO42- + 4H2 → S2- + 4H2O
5.      Siklus Fosfor
  •          Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein
  •          Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.

6.      Pembentukan agregat tanah
  •          Organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic bahan acids) yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat
  •          Pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh organik dan berbagai jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama jamur VAM, algae, cacing, semut, serangga dsb.)





2 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih tugasnya, donasinya boleh berapa aza ya??

zairifblog mengatakan...

Boleh donk,, silahkan ke link yg dituju ya, terimakasih donasinya, smoga diberi balasan.

Posting Komentar