A. Literatur Ulumul Quran yang disusun secara tematik
Pada abad ketiga, muncul para ulama yang menulis ulumul al-Qur’an secara tematik. Diantaranya Ali bin Ibn Madani (w. 234 H) yang menulis buku ‘Ilm asbab al-Nuzul, Abu Ubaid al-Qasim Ibn Salam (w. 224 H) menyusun kitab tentang al-Nash wa al-Mansuh, ilm al-Qira’at, dan fada’il al-Qur’an. Muhammad Ibn Ayyub al-Daris (w. 294 H) menulis ‘Ilm al-Makki wa al-Madani dalam kitab yang berjudul Fada’il al-Qur’an; dan Ibn Qutaibah (w. 276 H) menulis tentang Muskil al-Qur’an.
Diantara ulama yang menaruh perhatian terhadap perkembangna Ulum al-Qur’an pada adab keempat hijriyah adalah Muhammad Ibn Halaf Ibn al_Marzaban (w. 309 H) yang menulis kitab al-Hawi fi Ulum al-Qur’an, Abu Bakr Muhammad Ibn al-Qasim al-Anbari (w. 328 H) yang menulis ‘Aja’ib Ulum al-Qur’an, Abu al-Hasan al-As’ari (w. 324H/935 M) yang menyusun sebuah kitab al-Muhtazam fi Ulum al-Qur’an; Muhammad Ibn Ali Al-Adfawi (w. 388H) yang menulis kitab al-Istigna’ fi Ulum al-Qur’an (sebanyak dua puluh jilid); Abu Bakr al-Sijistani (w.330H) yang menulis kitab Ilm Garib al-Qur’an, Abu Muhammad al-Qassad Muhammad Ali al-Kurhi (w.360H) yang menulis kitab Nukat al-Quran al-Dallat ala al-Bayan; fi Anwa; al-Ulum wa al-Ahkam al-Munabbiat ‘an Ihtilaf al-Anam.
Ali Ibn Ibrahim Ibn Sa’id al-Hufi (abad kelima Hijriah), selain meletakkan dasar awal bagi disiplin Ulum al-qur’an secara utuh dan lengkap dengan menyusun kitab al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, ia pun menyusun sebuah kitab tentang ilmu I’rab yang berjudul I’rab al-Qur’an Ulama besar mazhab As’ariyah, Abu Bakr Muhammad Ibn al-Tayyib al-Baqillani menulis kitab yang berjudul I’jaz al-Qur’an Abu Amr al-Dani (w.444H) menulis kitb yang berjudul al-Taysir fi al-Qira’at al-Sab dan kitab al-Muhkam fi Al-Nuqat, Al-Mawardi (w.350H) menulis kitab yang berkaitan dengan amsilat (misal) dalam al-Qur’an yang berjudul Amsal al-Qur’an.
Al-Zarqani mencatat bahwa di antara para ulama yang ikut mengembangkan ulumul Quran pada abad keenam adalah Abu al-Qasim Abd al-Rahman Ibn Ahmad al-Suhail (w.581H) yang menulis buku Mubhamat al-Qur’an. Pada abad ini, telah muncul seorang ulama besar yang sangat terkenal, yakni Abu al-Qasim Muhammad Ibn Umar Ibn Ahmad al-Zamahsari (w.538H/1143M) yang menganut aliran Mu’tazilah yang menulis buku yang berjudul Tafsir al-Kassaf ‘an Haqa’iq al-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta’wil. Selain menulis kitab tafsir, ia pun menulis kitab dalam bidang ilmu I’rab Quran yang berjudul Nukat al-A’rab fi Garib al-Irab fi al-Qur’an al-Karim. Pada masa ini muncul al-Ragib al-Asfihani (w.03H/1108M) yang menyusun sebuah mu’jam (kamus penjelas) tentang lafaz-lafaz yang berjudul Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an. Kitab ini merupakan kitab penting di dalam menjelaskan kata perkata yang ada dalam Quran. Di samping mu’jam, al-Asfihani juga menulis kitab balagah yang berjudul Asas al-Balagat. Pada abad ini pula seorang ulama besar telah menulis dua buah karya mengenai ulumul Quran secara umum, yaitu Abu al-Fajr Ibn al-Jauzi (w.597H/1200M) yang menulis kitab Funun al-Afnan fi Aja’ib Ulum al-Qur’an dan al-Mujtaba fi Ulum Tata’alaq bi al-Qur’an.
Ulumul Quran (pada abad ketujuh) mulai berkembang dan menghasilkan beberapa disiplin keilmuan baru mengenai Quran. Di antara ilmu-ilmu yang relatif baru itu adalah Bada’I al-Qur’an yang ditulis pertama kali oleh Ibn Abi al-Isba’ al-Misri (585-654H) dengan judul badi’ al-Qur’an. Sedangkan Abu Muhammad Abd al-Aziz Ibn Abd al-Salam (w.660) menulis sebauh kitab yang berjudul Majaz al-Qur’an, Alam al-Din al-Sahawi (w.643H) menyusun sebuah kitab yang bcrjudul al-Sahawiyah Nizan yang ada di dalam kitab qiraatnya diberi judul Hidayat al-Murtab fi al-Mutasabih. Kitab ini banyak berkaitan dengan ilmu Mutasabihat. Alam al-Din juga menulis buku yang berjudul Jamal al-Quran wa Kamal al-Iqra’ yang berkaitan tentang ilmu baca Quran. Namun kitabnya ini juga mencakup ilmu nasih-mansuh. Pada abad ketujuh ini, seorang ulam kalam terkenal, Taqi al-Din Ahmad Ibn Abd al-Halim Ibn Taymiah (661-728H) menulis kitab yang berjudul Muqaddimah fi Usul al-Tafsir.
Pada abad kedelapan muncul karya yang utuh yang mengikuti jejak al-Hufi mengenai ulumul Quran, yaitu al-Burhan fi Ulum al-Qura’an (empat volume) karya Muhammad Badr al-Din al-Zarkasi (745-794H). ia merupakan seorang ahli tafsir dan Usul al-Din abad ke-8. Kitab ini terkenal dan sangat otoritatif sebagai salah satu referensi yang komplit tentang ulumul Quran dengan pembahasan yang sangat rinci dan detail yang mencakup berbagai segi kajian tentang Quran. Sampai saat ini kitab ini tetap dijadikan referensi utama dalam kajian ulumul Quran. Pada abad ke delapan ini muncul kembali cabang baru dalam ulumul Quran, yaitu ilmu Aqsan al-Qur’an yang disusun oleh Ibn Qayyim al-Jauziyyah (w.751H) yang menulis kitab yang berjudul al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an Ibnu Kasir al-Dimasqi (w.774H/1373M) telah menambah perbendaharaan literatur ulumul Quran dengan tafsirnya yang berjudul Tafsir di samping itu, ia juga menulis kitab yang berjudul Fada’il al-Qur’an.
Kitab ulumul Quran yang ditulis al-Zarkasi dilengkapi oleh karya jalal al-Din al-Bulqini (w.824H) yang hidup pada abad kesembilan dengan judul Mawaqi’ al-Ulum min Mawaqi al-Nujum. Muhammad Ibn Sulaiman al-Kafiyaji (w.879) menyusun kitab yang berjudul al-tafsir fi Qawa’id al-Tafsir. Al-Sayuthi (w.911H/506M) murid al-Kafiyaji, meneruskan usaha yang dilakukan gurunya dalam menulis berbagai cabang ilmu yang berkaitan dengan Quran. Dia termasuk ulama besar yang produktif dalam menghasilkan karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan Quran dan ilmu-ilmunya. Di antara kitab-kitab yang telah ditulisnya adalah al-Itqan fi Ulum al-Quran. Namun menurut al-Salih, tulisan al-Sayuti banyak bersandar pada karya al-Zarkasi (al-Burhan fi Ulum al-Qur’an). Hal yang disayangkan adalah banyak diantara kutipan-kutipan yang ia ambil oleh al-sayuti, tapi tidak menyebutkan sumbernya. Karya lain yang ditulis oleh al-Sayuti dalam bidang ulumul Quran adalah al-Tahbir fi Ilm al-Tafsir, Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, Asrar Tartib al-Qur’an, Mufhimat al-Aqran fi Mubhamat al-Qur’an al-Muhazzab fi mawaqaa fi al-Qur’an min al-Mu’arrab dan satu karya tentang ilmu munasabah yang berjudul al-jami’ li Munasabat al-Sawar wa al-Ayat dan Tanasuq al-Durar fi Tanasub al-Suwar.
Ilmu munasabah semakin berkembang pada abad kesembilan Hijriah, meskipun berdasarkan penelitian al-Zarkasi, ilmu ini telah ada sejak abad ke-4 H. seperti keterangan yang dikutip oleh al-Zarkasi, ilmu munasabah pertama kali dicetuskan oleh Abu Bakr Abd Allah Ibn Muhammad Ziyad al-Naisaburi (w.324H). Namun perkembangannya semakin meluas pada abad kesembilan. Hal ini dibuktikan dengan munculnya beberapa ulama yang sangat tekun dalam meneliti ilmu munasabah. Di antaranya adalah Abu Ja’far Ibn Jubair (w.807H) yang menulis kitab yang berjudul al-Burhan fi Munasabat Tartib Suwar al-Qur’an, Burhan al-Din Abu al-Hasan Ibrahim Ibn Umar al-Biqa’I (w.885H/1480M) yang menulis kitab Nazm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar, dan karya Ahmad Hasan Farhat yang menulis kitab yang berjudul al-Munasabat bayn al-Ayat wa al-Suwar.
Sedangkan diantara kitab tafsir yang banyak mengungkapkan segi munasabah adalah mafatih al-Gayb karya al-Razi; al-Tafsir al-Wadil karya Muhammad Mahmud Hijazi; al-Manar karya Muhammad Rasid Rida, dan dan Safwat al-Tafasir karya Ali al-Sabuni.
B. Pengelompokan Literatur Ulumul Quran
Diantara beberapa literatur yang cukup otoritatif dalam kajian ulum al-qur’an pada masa kontemporer dapat kita klasifikasikan ke dalam tiga kelompok.
Pertama, kajian umum dan komprehensif mengenai Ulum al-Qur’an adalah:
b. Mabahis fi Ulum al-Qur’an karya Subhi al-Salih.
c. Mabahis fi Ulum al-Qur’an karya Manna Halil al-Qattan
d. Al-Naba al-Azim; Nazarat Jadidat fi al-Qur’an dan Madhal ila al-Qur’an al-Karim; Ard Tarihi wa Tahlil Muqaran karya Muhammad Abdullah Darraz.
e. Al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an karya Muhammad Ali al-Sabuni.
f. Dirasat fi al-Qur’an karangan Sayyid Ahmad Halil
g. Mujaz Ulum al-Quran karya Daud Attar
h. Dirasat fi Ulum al-Qur’an al-Karim karya Fahd Ibn Abd al-Rahman Ibn Sulaiman Al-Rumi.
Kedua, karya-karya ulumul Quran yang menjadi pengantar ilmu tafsir
1 komentar:
Maha Suci Allah...
menjadikan Al-Quran sebagai KItab Terdahsyat Sepanjang masa
Posting Komentar