Merupakan seorang pertapa yang ada dalam serial komik naruto, dan putra dari seorang putri yang memakan buah terlarang dari Pohon Shinju bernama Ootsuki Kagu. Nama Asli dari pertapa rikudo adalah Ootsuki Bagoromo (Untuk lebih jelasnya silahkan Klik Link ini : Silsilah dan Asal Usul Pertapa Rikudo). Disini ia di gambarkan sebagai seorang pertapa yang memiliki kekuatan berupa jurus untuk menyegel Jyubi yaitu Biju ekor 10 (lihat gambar) dan merupakan gabungan dari ke sembilan monster legenda (Shukaku, Nibi, Sanbi, Yonbi, Gobi, Shibi, Nanabi, Hachibi, Kyubi) dan didalam darahnya mengalir dua darah klan yaitu Senju dan Uchiha yang dengannya Rikudo mampu mengendalikan Izanagi dan membuat penciptaan-penciptaan (Ilusi seperti mimpi yang menyebabkan seseorang kehilangan cahaya matanya) dan secara harfiah dia dikenal sebagai legenda dan dewa bagi para ninja.
Menurut Tobi (pemimpin utama Akatsuki), Pertapa Rikudo meninggalkan sebuah tablet batu secara turun temurun bagi klan uciha, dengan tablet ini akan mampu menggabungkan kesembilan biju dan sayangnya masih ada kode rahasia yang ditinggalkan pertapa rikudo dan untuk memecahkannya agar didapat informasi lebih jika dibaca dengan Mangekyou sharingan dan Rinnegan. selain itu batu itu masih terdapat di Konoha.
Dikisahkan ternyata jurus baru pengekang Jyubi yang diciptakan Rikudo tidak akan mampu mengekang Jyubi apabila ia mati, maka ia menggunakan kekuatan terkahirnya untuk membagi Jyubi kedalam 9 biju. dan tubuh kosong Jyubi yang sudah disegel diletakkan dibulan. Inilah yang menjadi tujuan Tobi membangkitkan Jyubi dan mengontrolnya dalam tubuhnya sehingga mampu membangkitkan kekuatan dan jurus baru yang mampu mengendalikan semua orang di bumi di mana ia akan memproyeksikan matanya di bulan, jurus itu ia namakan Mugen Tsukiyomi. Dengan jurus ini ia akan memberikan ilusi pada semua orang sehingga ia mampu menciptakan kedamaian.. Mengenai Kemampuan Rikudo Sennin ia memiliki kekuatan seperti ; Sharingan, Rinnegan, darah dari dua Klan, Teleportasi antar dimensi, Izanagi, mengontrol jyubii, membagi dan menghisap chakra dan terutama chakra utama yang ia miliki adalah chakra alam. Pada komik naruto chapter 498 akhirnya diketahui bahwa setelah naruto berjuang mengalahkan sisi jahatnya untuk menguasai chakra putih Kyuubi, ia berhasil menguasai Jurus Pertapa Rikudo, sehingga chakra jahat kyuubii dapat tersegel, yang mengherankan adalah dari mana ia memperoleh Jurus itu, dan memang diketahui bahwa Kushina (Ibu Naruto) adalah Jinchuriki kedua juga yang memiliki kekuatan menyegel kyubii dalam tubuhnya, bahkan guru Kusina juga merupakan jinchuriki pertama, lalu siapa sebenarnya leluhur Ibu Naruto sehingga Naruto menguasai jurus itu, darimana jurus itu ia peroleh, ya walaupun diceritakan bahwa Kushina adalah satu-satunya orang yang terselamatkan dari klannya yaitu klan Uzumaki dari desa Uzhusiogakure atau desa pusaran air.
Dikisahkan juga pada saat Pertapa Rikudo membagi Jyubi dan mengumpulkan semua para biju, dia memberikan pesan kepada para biju, bahwa pada suatu masa akan datang seorang ninja yang akan kembali menyatukan mereka dan membawa tujuan kedamaian untuk dunia ninja, apakah itu Naruto? Baca juga : Kushina Uchiha Madara Terimakasih atas kunjungannya, jika berkenan untuk Iklan dan donasinya kelink ini ya.
baca juga Kontroversi Perceraian Adat Suku Nias Pernikahan Suku Nias Lengkap mulai dari Lamaran sampai Pernikahan
Berbicara mengenai "POSITION, DISPLACEMENT AND LEVEL"
maka akan dibahas beberapa sensor diantaranya:
SENSOR POTENSIOMETER
SENSOR GRAVITASI
SENSOR KAPASITIF
SENSOR INDUKTIF DAN MAGNET
SENSOR OPTIK
SENSOR ULTRASONIK
SENSOR RADAR
SENSOR THICKNESS DAN LEVEL
Sebuah pengubah analog-ke-digital (ADC) adalah sebuah alat yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk angka-angka digital.
ini merupakan suatu hal yang dibahas pada sensor pada rangkaian INterface dan juga nengenai Anolog-Digital Converter atau sebaliknya selengkapnya bisa anda download disini
file ini disusun oleh
kisarma j s
fisika unimed o5
PRINSIP KERJA SENSOR TEKANAN
Mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. ukuran tegangan di dasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang.
selengkapnya disini download bung!
file ini disusun oleh:
Apriani sijabat
fisika unimed 05
aku ingin bertanya tentang kesiapan dan kepercayaan!
aku tau dan mengerti bahwa memang tidak ada kemustahilan dalam setiap kehendak-Nya, tetapi haruskah aku atau kamu atau siapa saja yang memang mengerti harus berdiri pada keraguan! aku juga sangat yakin akan banyaknya naluri kebaikan dalam setiap diri, bahkan jauh lebih baik dari beberapa orang termasuk aku, tetapi haruskah aku terpana olehnya?
memang kesadaran untuk menyatakan percaya bukan sekedar kata, bahkan Khalifah Abu BAkar tidak hanya percaya akan pengelihatan dan kata, untuk menjawab berapa jumlah kaki sebuah kursi dia harus meyakinkan dirinya dengan memegang kaki kursi itu dan menghitungnya samapi beberapa kali baru menyatakannya, tetapi hal itu tidak menguatkanku karena aku merasa bahwa hikayat dan keadaan berbeda pada setiap diri.
yakin dan iman memang bukan suatu keraguan bahkan sangat tidak pantas untuk diragukan tetapi apakah keraguan itu dapat dipastikan bukan keraguan?? jika tidak,, lalu mengapa untuk mengangkat seorang amir saja dibutuhkan ratusan pertanyaan dan bahkan jutaan pemilihan, bukankah itu adalah tanda dari keraguan?
lalu apakah aku atau kamu berani mengatakan itu bukan iman karena ragu padahal untuk percaya pada pemimpin tidak cukup hanya iman!
lalu mengapa harus ada kewenangan manusia padahal semua telah dibentuk melalui kekuasaan Tunggal-Nya, jangankan hidup matipun telah dimutlakkan, hanya nasib yang dapat di ubah, bahkan takdir ada keraguan padanya!
lalu siapa yang akan berdiri saat jiwa ini tahu makna yakin dan iman itu? apakah yakin atau iman??
atau keduanya malah akan berdebat untuk hidup menjadi keraguan, siapa yang akan siap untuk menjadi siPERCAYA atau justru malah lebih siap untuk menjadi siPENIPU dengan teriakan girang dibalik kegalauan bahwa "Hidup keMUNAFIKAN"
yang dapat aku pastikan sesuatu tidak cukup hanya ditentukan oleh hati, tapi sihati membutuhkan akal untuk siap menjadi pendamping walaupun banyak juga keraguan di atara kedua pengausa tubuh itu!
Tidak semua polyester memiliki stabilitas hidrolik yang baik, dan mereka yang melapisi dasar tangki jelas akan memilih suatu polimer yang terbukti sangat tahan terhadap air. Dengan poliester-poliester, terdapat dua pendekatan yang telah dicapai untuk menaikkan ketahanan kimia, yaitu :
1. Untuk menikkan rintangan sterik di sekitar gugus-gugus ester.
2. Untuk mengurangi jumlah gugus-gugus ester per satuan panjang rantai.
Kedua pendekatan ini akan menaikkan sifat hidrofobik dari poliester-poliester tersebut.
Fluor, sebenarnya memberikan lapisan tahan air untuk melindungi rangka fosfor-nitrogen. Suatu kopolimer etilena-klorotifluoroetilena dipasarkan sebagai pelapis yang tahan kimia untuk kabel-kabel bawah tanah.
Ozon, yang terbentuk oleg aksi sinar ultraviolet atau pelepasan arus listriik ke oksigen, menguraikan polmer yang mengnadung ikatan rangkap dua dalam rangkanya melalui proses ozonalis yang diikuti dengna hidraolisis.
Morfologi juga merupakan suatu variabel penting dalam ketahanan kimia. Polimer-polimer Kristal pada prinsipnya lebih tahan daripada polimer-polimer amorfus karena susunan rantai yang rapat akan mengurangi permeabilitas. Demikian pula, ikat silang menaikkan ketahanan pekarut. Salah satu industri dimana ikat silang penting dilihat dari sudut ketahanan kimia adalah mikroelektronika. Suatu tahap dalam pembuatan sirkuit-sirkuit cetak melibatkan koting substrat dengan suatu polimer yang berikat silang di bawah pengaruh chaya atau radiasi pengion. Suatu cetakan yang membawa pola untuk ditransfer ke substrat diletakkan di atas permukaan yang terkoting, kemudian permukaannya diradiasi. Pola tersebut memungkinkan radiasi lewat dan bagian-bagian polimernya yang terekspos akan mengalami ikat silang. Ketika cetakan larut tersebut larut dalam pelarut, yang meninggalkan dibelakangnya poal yang diinginkan.
Degradabilitas
Sebagian besar polimer mempunyai sifat sangat tahan lama, ini merupakan sofat yang memungkinkannya berkompetisi dengan bahan-bahan awet lainnya seperti gelas, dan logam. Akan tetapi, keawetan bisa menghasilkan masalah-masalah. Para konservasionis makin meningkatkan perhatiannya terhadap sampah polimer yang nerusak pemandangan.
Polimer-polimer bisa dibuat terurai secara fotokimia dengan menginkorporasi gugus-gugus karbonil yang menyrap radiasi unltraviolet (UV) untuk membentuk keadaan-keadaan terekstitasi yang cukup berenergi untuk melakukan pembelahan ikatan. Proses-prose demikian (dinyatakan sebagai reaksi-reaksi Norrish Tipe II).
Bahan-bahan pengemas fotodegradabel yang tersedia secara komersial mempekerjakan teknologi ini. Reaksi-reaksi degradasi serupa terjadi dengan polyester dan poliketoamin. Mikroorganisme menguraikan polimer-polimer dengan mengkatalis hidrolisis dan oksidasi. Semakin rendah berat molekul maka polimer terdegradasi semakin cepat. Suatu kombinasi antara gugus fungsional sensitive menguraikan polimer-polimer berat molekul tinggi dalam lingkungan alam.
Meskipun motivasi awal untuk mensintesis polimer-polimer degradable timbul dari pertimbangan-pertimbangan ekologis, sekarang ini banyak penelitian diarahkan ke teknologi resis dan aplikasi-aplikasi pelepasan terkontrol (controlled release). Pada teknologi resisi, polimer-polimer degradable dipakai untuk resis positif, yang bekerja dengan cara yang berlawana dengan resis-resis; yakni radiasi meningkatakan degradasi resis yang terekspos oleh cetakan, yang meninggalkan kotinh utuh yang tidak terekspos.
Pelepasan terkontrol mengacu ke pemakaian baha-bahan yang mengandung polimer dengan aktivitas pertanian, kedokteran, atau farmasi, yang dilepaskan ke lingkuangan pada laju yang relative konstan utnuk menjaga waktu yang lama. Dalam bidang pertanian, jerami-jerami yang dapat terurai untuk meninggalkan hasil panen terkomposisi dari kombinasi polimer-polimer sintesis. Aplikasi lainnya melibatkan pengiktan bahan-bahan kimia pertanian dam formulasi-formulasi polimer untuk pelepasa yang lambat pada suatu klaju yang efektif untuk tujuan dari pereaksi-pereaksi yang hilang oleh hujan atau irigasi.
Polimer pada umunya dibentuk melalui salah satu dasar berikut :pencetakan ekstrusi atau penuangan. Ketiga teknik ini dikerjakan pada suhu-suhu yang lebih rendah dari pada yang dibutuhkan untuk membentuk baja., aluminium, atau kaca. Polimer-polimer memiliki satu kesalahan yang inheren, yaitu konduktivitas termalnya yang jelek dan lambat meleburnya.
Pencetakan Dasar :
Cetak kompresi
Cetak kompresi menggunakan panasn dan tekanan untuk menekan polimer cair yang dimasukkan menjadi bentuk cetakannya. Biasanya lebih banyak digunakan untuk polimer-polimer termoset
Cetak injeksi
Lebih umum dipakai untuk bahan termoplastik. Suatu ram hidrolik, suatu ban berjalan digunakan untuk mengumpan polimer ke dalam cetakan. Cetak injeksi pada umumnya lebih cepat dari pada cetak kompresi
Cetak Tiup
Khususnya digunakan untuk botol-botol manufaktur. Dalam hal ini tabung polimer (parison) ditiup dengan udara bertekanan. Penuangan suatu proses yang jauh lebih sederhana, melibatkan penuangan polimer cair ke dalam cetakan dan pendinginan produknya.
Cetak Kalender
Film polimer dibuat melalui pemintalan. Polimer dilewatkan ke plat berlubang yang disebut spinneret sambil di tekan. Pemintalan dikerjakan baik dengan polimer lebur (pemintalan lebur) atau dengan larutan polimer. Pada kasus pemintalan lebur, filamen-filamen didinginkan dengan cepat oleh udara dingin dalam tangki proses.
Metode fabrikasi yang lebih khusus seperti penggulungan filamen (filament winding) untuk membuat komposit yang diperkuat serat, atau penipuan (blowing) untuk membuat busa.
PTFE memiliki titik lebur yang relatif tinggi (dikarenakan oleh kekuatan gaya tarik antara rantai-rantainya) dan sangat resisten terhadap serangan kimia. Rantai karbon begitu melekat pada atom-atom fluorin sehingga tidak ada yang bisa mencapainya untuk bereaksi dengannya. Ini bermanfaat dalam industri kimia dan dalam industri makanan untuk melapisi wadah dan membuat wadah-wadah tersebut kebal terhadap hampir segala sesuatu yang dapat membuatnya korosi.
Yang tak kalah pentingnya bahwa PTFE juga memiliki sifat anti-lengket yang sangat baik - sifat inilah yang menyebabkan PTFE paling banyak digunakan dalam peralatan dapur dan perkebunan yang tidak-melengket. Dengan sifat ini juga, PTFE bisa digunakan pada barang-barang seperti bantalan antigesekan.
Sifat-Sifat Mekanik Polimer
1 Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari polimer. Ada beberapa macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus mempunyai kekuatan tarik yang baik.
b. Compressive strength
Adalah ketahanan terhadap tekanan. Beton merupakan contoh material yang memiliki kekuatan tekan yang bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah harus mempunyai kekuatan tekan yang bagus.
c. Flexural strength
Adalah ketahanan pada bending (flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika dia kuat saat dibengkokkan.
d. Impact strength :
Adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan palu.
2 Elongation
Semua jenis kekuatan memberitahu kita berapa tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkan sesuatu, tetapi tidak memberitahu kita tentang apa yang terjadi pada sampel kita saat kita mencoba untuk mematahkannya, itulah kenapa kita mempelajari elongation dari polimer. Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.
% Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi dengan panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan 100.
Elongation-to-break (ultimate elongation) adalah regangan pada sampel pada saat sampel patah.
3. Modulus
Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi dengan elongasi. Satuan modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm2)
4. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat diserap oleh suatu material sebelum material tersebut patah.
Stabilitas Panas
Ketika zat-zat organik dipanaskan sampai suhu tinggi mereka memiliki kecenderungan untuk membentuk senyawa-senyawa aromatik. Agar suatu polimer layak dianggap “stabil panas” atau “tahan panas”, polimer tersebut harus tidak terurai di bawah suhu 4000 C dan dapat mempertahankan sifat-sifatnya yang bermanfaat pada suhu-suhu dekat suhu dekomposisi tersebut.
Stabilitas panas merupakan fungsi dari energi ikatan. Ketika suhu naik ke titik di mana energi getaran menimbulkan putusnya ikatan, polimer tersebut akan terurai. Dalam kasus unit-unit ulang siklik putusnya satu ikatan dalam suatu cincin tidak menghasilkan penurunan berat molekul. Dengan demikian, polimer-polimer tangga atau semitangga diharapkan memiliki stabilitas panas yang lebih tinggi dari pada polimer-polimer dengan rantai terbuka.
Berbagai jenis polimer-polimer aromatik dan organometalik yang stabil panas telah dikembangkan. Karena struktur rangkanya yang kaku, polimer-polimer aromatik secara karakteristik memperlihatkan suhu-suhu transisi gelas yang sangat tinggi, viskositas leburan yang sangat tinggi, dan kelarutan rendah. Sehingga lebih menyulitkan dari pada sebagian besar jenis polimer lainnya.
Adapun pendekatan-pendekatan yang dikembangkan untuk berbagai jenis polimer memiliki stabil panas yang tinggi antara lain :
Untuk mengintrodus variasi-variasi struktur yang memungkinkan lebih baiknya kemampuan proses Inkorporasi gugus-gugus “fleksibilatir” seperti eter atau sulfon ke dalam rangka polimer. Meskipun aksi-aksi ini sering menghasilkan lebih besarnya kelarutan dan lebih rendahnya viskositas, stabilitas panas biasanya akan berkurang.
Untuk mengintrodusir gugus-gugus aromatik siklik yang terletak tegak lururs terhadap rangka aromatik datar, sebagaimana dalam polibenzimidazola. Struktur-struktur demikian yang dinyatakan sebagai polimer cardo, yaitu memperlihatkan kelarutan yang lebih baik tanpa mengorbankan sifat-sifat termalnya.
Pendekatan ketiga yaitu paling produktif adalah sintesis oligomer dan prapolimer aromatic yang ditutupi dengan gugus –gugus ujung reaktif. Oligomer-oligomer yang tertutup gugus ujung tersebut melebur pada suhu yang relative rendah dan dapat larut dalam berbagai polimer.
Daya Nyala Dan Ketahanan Nyala.
Karena polimer-polimer sintetik makin dipakai dalam transpportasi dan konstruksi, banyak usaha telah ddilakukan untuk mengembangkan polimer-polimer tak dapat nyala. Usaha-usaha ini bertujuan untuk pengurangan gas-gas berasap dan beracun yang terbentuk selama pembakaran dan pengembangan serat-serat yang tidak dapat nyala.
Beberapa polimer pada dasarnya tidak dapat nyala, misalnya poli(vonil klorida) dan polimer-polimer yang memiliki kandungan halogen tinggi. Namun, leinnya seperti polikarbonat dan poliuretana, akan terbakar sepanjang sumber nyala tettap hidup, tetapi pembakaran terhenti ketika sumber nyala dimatikan. Polimer-polimer ini disebut pemadam sendiri.
Pembakaran terjadi dalam serangkaian tahap-tahap, yaitu:
“Sumber panas luar menaikkan suhu polimer tersebut ke suatu suhu dimana polimer itu mulai terurai dan melepaska gas-gas yang mudah terbakar. Gas-gas yang mudah terbakar tersebut berupa monomer yang terjadinya disebabkan depolimerisasi rantai polimer yang diinduksi panas”.
Dalam memperbaiki ketahanan nyala bahan polimer terdapat 3 strategi, yaitu:
Menahan proses pembakaran dalam fase uap.
Menimbulkan pembentukan ‘arang’ dalam daerah pirolisis.
Menambah bahan-bahan yang terurai baik untuik memberikan gas-gas tak dapat nyala atau secara endotermik untuk mendinginkan zona pirolisis.
Kesimbangan Fasa
Jika polimer melarut di dalam suatu pelarut, maka pasangan polimer-pelarut berkenaan dikatakan serasi, jika sebaliknya polimer tidak melarut dalam suatu pelarut maka pasangan tersebut dikatakan tidak serasi.
Kelarutan polimer ditentukan oleh :
1. Jenis kimia polimer-pelarut
2. Suhu
3. Penyusun molekul polimer
Polimer melarut dalam julat suhu dan jisim molekul tertentu, sebagaimana yang ditunjukkan oleh polistirena dalam aseton.
Pelarutan polimer berlaku dalam suhu tinggi dan juga suhu rendah. Suhu paling tinggi polimer mulai larut dinamakan suhu pelarutan kritikal atas ( upper critical solution temperature – UCST ). Suhu paling rendah polimer mulai melarut dinamakan suhu pelarutan kritikal bawah ( lower critical solution temperature – LCST ).
6.
MMetoda Resistansi Polimer
Metoda resistansi larutan polimer untuk mengukur berat molekul polimer didasarkan atas perubahan resistansi bahan polimer akibat adanya perubahan konsentrasi. Berdasarkan metoda tersebut telah dirancang dan dibuat suatu alat untuk menentukan berat molekul bahan polimer.
Untuk mengukur berat molekul larutan polimer, sampel larutan polimer diletakkan pada suatu ruang pengukuran dengan temperatur konstan. Sampel tersebut dirangkaikan secara seri dengan suatu hambatan yang telah diketahui besarnya, kemudian diberi sumber tegangan tetap dan diukur beda potensialnya dalam berbagai konsentrasi.
Untuk masing-masing konsentrasi polimer dihitung resistansinya dan hasil pengukuran nilai resistansi yang mempunyai ketergantungan terhadap nilai berat molekul yang dalam hal ini adalah konsentrasi larutan polimer yang bersangkutan kemudian digambarkan pada suatu larva dan diektrapolasi untuk nilai konsentrasi polimer sama dengan no
2.4 Berat Molekular Dan Distribusi Berat Molekular
Berat molekular polimer merupakan salah satu sifat yang khas bagi polimer yang penting untuk ditentukan. Berat molekular (BM) polimer merupakan harga rata-rata dan jenisnya beragam yang akan dijelaskan kemudian. Dengan mengetahui BM kita dapat memetik beberapa manfaat.
2.4.1 Manfaat berat molekular rata-rata polimer
Menentukan aplikasi polimer tersebut
Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer
Studi kinetika reaksi polimerisasi
Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk
2.4.2 Sifat dan konsep Berat Molekular polimer
Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat pada gambar 1.1.
Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.
Mn = berat molekul rata-rata polimer
M0 = berat molekul unit ulangan ( sama dengan berat molekul monomer)
DP = derajat polimerisasi
Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah
Mn = DP x M0 M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000
Mn = 63 x 1000
= 63000.
Rata-rata jumlah,
Jumlah Rata-rata berat,
polimer
Berat molekular
Gambar 2.1 Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer
Karena adanya distribusi dalam sampel polimer, pengukuran eksperimental berat molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang berlainan adalah penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat molekular perlu perhitungan jumlah molekul dalam massa material yang diketahui. Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi ini membimbing ke berat molekul rata-rata jumlah sampel. Untuk polimer sejenis, rata-rata jumlah terletak dekat puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi (the most probable molecular weight). Jika sampel mengandung Ni molekul jenis ke i, untuk jumlah total molekul dan setiap jenis molekul ke i memiliki massami, maka massa total semua molekul adalah . Massa molekular rata-rata jumlah adalah
(1-1)
dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul rata-rata jumlah (berat mol) :
(1-2)
Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam kisaran 10000 – 100000. Setelah berat molekular rata-rata jumlah , berat molekular rata-rata berat . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut
(1-3)
Seharusnya dicatat bahwa setiap molekul menyumbang kepada yang sebanding dengan kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur hanya konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi ci = Ni Mi dan fraksi berat wi = ci/c, dimana ,
(1-4)
Karena molekul yang lebih berat menyumbang lebih besar kepada daripada yang ringan, selalu lebih besar daripada , kecuali untuk polimer monodispers hipotetik. Harga terpengaruh sekali oleh adanya spesies berat molekul tinggi, sedangkan dipengaruhi oleh spesies pada ujung rendah dari kurva distribusi BM .
Besaran indeks dispersitas, adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya kurva distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga dalam polimer sintetik sungguh besar, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel 1.5.
Tabel 2.6 Kisaran indeks polidispersitas (I) berbagai macam polimer
Polimer
Kisaran I
Polimer monodispers hipotetik
Polimer “living” monodispers nyata
Polimer adisi, terminasi secara coupling
Polimer adisi, terminasi secara disproporsionasi, atau polimer kondensasi
Polimer vinil konversi tinggi
Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi
Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi
Polimer bercabang
1,00
1,01 – 1,05
1,5
2,0
2 – 5
5 – 10
8 – 30
20 - 50
Pada umumnya berlaku hal berikut :
Bila distribusinya sempit maka
Bila distribusinya lebar maka
Indeks dispersitas (I)
2.4.3 Penentuan Berat molekular rata-rata
Berat molekular polimer dapat ditentukan dengan berbagai metoda. Metoda ini dapat disebutkan sebagai berikut :
qAnalisis gugus fungsional secara fisik atau kimia
A. Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan struktur polimer . . . – A – A – A – A – A – A – . . . Salah satu contoh
pembentukan homopolimer dari pilovinil klorida.
H Cl H Cl H Cl H Cl
C C C C C C C C
H H H H H H H H
Vinil klorida polivinil klorida
B. Kopolimer
Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang berlainan. Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari monomer pertama (A) dan monomer ke dua (B).
Jenis kopolimer :
1. Kopolimer blok
Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan dengan blok monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses polimerisasi ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua homopolimer tetap terjaga.
-A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-
2. Kopolimer graft (tempel/cangkok)
Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua polimer yang berbeda. Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat diinduksi untuk bereaksi dengan homopolimer yang diturunkan dari monomer B untuk menghasilkan kopolimer graft,
Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer) dan bintang (star copolymer).
3. Kopolimer bergantian (alternating)
Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian dua unit monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat menghasilkan kopolimer jenis ini.
Poli(A-alt-B)
4. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat proses jenis radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari homopolimernya.
poli(A-co-B
Istilah konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel 1.4 berikut.
Jenis kopolimer
Konektif
Contoh
Tak dikhususkan
-co-
Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik
-stat-
Poli(stirena-stat-butadiena)
Random/acak
-ran-
Poli[etilen-ran-(vinil asetat)]
Alternating (bergantian)
-alt-
Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]
Blok
-blok-
Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel)
-graft-
Polibutadiena-graft-polistirena
2.3.2 Polimer Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon yaitu serat sintesis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintesis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
A. Polimer Sintesis
Polimer sintesis pertama kali dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia, Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan polyester, kantong plastic, dan botol, pita karet, dan masih banyak produk lainnya.
B. Polimer Alam
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Sel-sel kehidupan juga merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wol, jarring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis.
Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Karet juga merupakan polimer alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hamper semua karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester, dan garam. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa, dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia sedang material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik memiliki struktur yang relatif sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural). Inilah sebabnya mereka disebut polimer.
Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan, sandang, transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan kegunaannya polimer digolongkan atas :
a. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan dalam tabel 1.1
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC), melamin formaldehi
Tabel 2.4 Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial
Kegunaan atau manfaat
Polietilena massa jenis rendah(LDPE)
Polietilena massa jenis rendah(HDPE)
Polipropilena (PP)
Poli(vinil klorida) (PVC)
Polistirena (PS)
Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat dan kabel
Tali, anyaman, karpet, film
Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui, isolasi kawat dan kabel
Bahan pengemas (busa), perabotanrumah, barang mainan
a.Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Rantai utama linear
Contoh :
Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66
B. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang diilustrasikan sebagai berikut
Rantai utama
(terdiri dari atom-atom skeletal)
C. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling).
Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
Ikatan kimia
Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :
1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik
2.3.4 Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya
Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa plastic memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk membuat produk plastic yang baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini.
Sedangkan beberapa plastic lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai.
Polimer ini disusun secara permanent dalam bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer thermosetting. Plastic-plastik thermosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastic termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk.
Tabel 2.5 Perbedaan sifat plastik termoplas dan plastik termoset
Plastik Termoplas
Plastik Termoset
Mudah diregangkan
Keras dan rigid
Fleksibel
Tidak fleksibel
Melunak jika dipanaskan
Mengeras jika dipanaskan
Titik leleh rendah
Tidak meleleh jika dipanaskan
Dapat dibentuk ulang
Tidak dapat dibentuk ulang
2.3.5Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentukannya (Polimerisasi)
Polimerisasi adalah reaksi pembentukan rantai polimer organik yang panjang dan berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain dari polimerisasi adalah polimerisasi membuka cincin yang serupa dengan polimerisasi rantai
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O, NH3).
Contoh :
Alkohol+asamester+air
HOCH2CH2OH++H2O
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer.