Senin, 04 Juni 2012

Manfaat dan Tujuan Shodaqoh


Tujuan shodaqoh bagi para pemberi adalah: 

Pertama, mensucikan jiwa dari sifat kikir ditentukan oleh kemurahannya dan kegembiraan ketika mengeluarkan harta semata karena Allah. Mensucikan jiwa juga berfungsi membebaskan jiwa Manusia dari ketergantungan dan ketundukan terhadap harta benda dan dari kecelakaan menyembah harta. 

Kedua, mendidik berinfak dan memberi. Orang yang terdidik untuk siap menginfakan harta sebagai bukti kasih sayang kepada saudaranya dalam rangka kemaslahatan ummat, tentunya akan sangat jauh sekali dari keinginan mengambil harta orang lain dengan merampas dan mencuri (juga korupsi). 

Ketiga, berakhlak dengan Akhlak Allah. Apabila manusia telah suci dari kikir dan bakhil, dan sudah siap memberi dan berinfak, maka ia telah mendekatkan akhlaknya dengan Akhlak Allah yang Maha Pengash, Maha Penyayang dan Maha Pemberi. 

Keempat, menimbulkan rasa cinta kasih. Shodaqoh akan menimbulkan rasa cinta kasih orang-orang yang lemah dan miskin kepada orang yang kaya. Shodaqoh melunturkan rasa iri dengki pada si miskin yang dapat mengancam si kaya dengan munculnya rasa simpati dan doa ikhlas si miskin atas si kaya. Kelima, mensucikan harta dari bercampurnya dengan hak orang lain. Keenam, mengembangkan dan memberkahkan harta. 

        Pengembangan ini dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi spiritual. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 276, artinya:
 “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah”. 
Dan dari sisi ekonomis-psikologis, yaitu ketenangan batin dari pemberi shodaqoh akan mengantarkannya berkonsentrasi dalam pemikiran dan usaha pengembangan harta.(20) 
Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda, seperti dalam firman-Nya dalam surat Saba’ ayat 39, artinya: Katakanlah: 
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambahamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya) dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya". Sehingga tidak ada rasa khawatir bahwa harta akan berkurang dengan shodaqoh.(21) 

Adapun tujuan shodaqoh bagi para penerima adalah ada dua tingkatan tujuan shodaqoh bagi para penerimanya. 

Pertama, diharapkan setelah menerima shodaqoh, mereka mencapai tingkatan berdaya. Setidaknya, dalam rentang beberapa waktu mereka tidak lagi menjadi orang-orang menerima shodaqoh. Orang-orang yang biasa menerima shodaqoh ini, seharusnya di waktu tertentu sudah bisa memberdayakan diri mereka sendiri. Tak perlu menengadahkan tangan, meminta-minta dan berharap belas kasihan para penderma. Mereka tak lagi menerima sedekah karena sudah tidak membutuhkan. Meski demikian, dalam tingkatan ini mereka belum menjadi penyedekah. 

Kedua, yakni mereka berubah status dari penerima menjadi pemberi shodaqoh. Ini yang paling diharapkan, kalau satu tahun lalu mereka masih menjadi penerima shodaqoh, seharusnya di tahun berikutnya merekalah para penyedekah yang berniat memberdayakan orang-orang yang dishodaqohinya.(22)

20 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), h.325. 
21 Lukman Mohammad Baga, Artikel Fikih Zakat : Sari Penting Kitab Dr. Yusuf AlQaradhawy, (Bogor : tp, 1997), h. 6-7
22 Muhammad Djunaedi, Khasiat Sedekah, http://dcparfum.com/khasiat-sedekah.html, 25 Mei,2008, 10:32:06.



0 komentar:

Posting Komentar