Shodaqoh sunnah (tathawwu') adalah shodaqoh yang diberikan seorang muslim
kepada orang lain, badan atau lembaga sosial secara sukarela (tidak diwajibkan)
tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian
yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT
dan pahala semata.
Shodaqoh sunnah (tathawwu') itu boleh
diberikan kepada siapa saja, baik Muslim atau non Muslim. Berbeda dengan zakat,
baik zakat maal atau zakat fitrah, hanya boleh diberikan kepada orang-orang
yang beragama Islam.(14)
Shadaqoh mempunyai makna yang luas,
tidak sekadar memberi harta benda saja. Tersenyum ramah pada sesama saudara
muslim termasuk shadaqoh, pergi ke masjid untuk sholat, menyingkirkan duri dari
tengah jalan agar tidak melukai orang yang lewat, menyuapi dan menggauli istri
juga shadaqoh. Seseorang bisa bersedekah melalui profesinya masing-masing.
Orang yang berilmu melalui ilmunya, punya pangkat dan jabatan melalui pangkat
dan jabatannya, punya kekuatan melaui kekuatannya dan yang punya harta melaluihartnya.(15)
13 Yusuf Qardhawi, Sistem Masyarakat
Islam dalam Al Qur'an & Sunnah, Terj. Malaamihu
14 Masyfuk Zuhdi, Studi Islam, h.
83-84. Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh, (tk: Citra Islami Press,
1997), Cet. 1.
Nabi juga menggunakan kata shodaqoh jariah
untuk menyebut wakaf, shodaqoh tidak hanya terbatas pada pemberian dalam bentuk
materi, namun juga dalam bentuk non materi. Dalam Hadits Rasulullah SAW memberi
jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak
bershodaqoh dengan hartanya, beliau bersabda: "Setiap tasbih adalah
shodaqoh, setiap takbir shodaqoh, setiap tahmid shodaqoh, setiap tahlil
shodaqoh, amar ma'ruf shodaqoh, nahi munkar shodaqoh, dan menyalurkan
shahwatnya pada para istri shodaqoh".
Dalam Hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
"Senyummu kepada saudaramu adalah shodaqoh". Pemaknaan kata shodaqoh
dengan pemberian yang hukumnya sunnah adalah malasah kebiasaan (u'rf) saja.(16)
Shodaqoh adalah ungkapan kejujuran (shidq) iman seseorang. Oleh karena itu
Allah swt menggabungkan antara orang yang memberi harta dijalan Allah dengan
orang yang membenarkan adanya pahala yang terbaik. Antara yang bakhil dengan
orang yang mendustakan(17).
Disebutkan dalam surat Al-Lail ayat 5-10:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa,
dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya (jalan) yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan
merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”. (QS. Al-Lail: 5-10) Shodaqoh merupakan
bagian dari upaya tadzkiyyatun nafs, membersihkan pribadi, baik lahir maupun
batin. Jika hati bersih, rahmat Allah SWT mudah menghampiri. Sebab, Allah itu
suci, hanya berdekatan dengan yang serba suci.
15 16
www.arwaniyyah.com/page/index.php?option=com_content&task=146&Itemid=67
Ust. M. Taufiq Ridho, Lc., Perbedaan ZIWAF, h. 01.
17 Naharus Surur, Zakat Dan
Peranannya Dalam Krisis, http://www.pkpu.or.id email: pos@centrin.net.id.
Dalam Al-Quran, Shodaqoh disebutkan
sebagai salah satu ibadah yang utama. Bahkan dalam kitab suci itu kalimat
perintah Allah untuk bershodaqoh menggunakan huruf waw ‘athaf, yang biasa
digunakan sebagai kata-kata sumpah. Misalnya, Wallahi, demi Allah. Dengan
demikian, shodaqoh merupakan perintah yang sangat mengikat dan sangat penting.
Begitu pentingnya shodaqoh, sehingga dalam Al-Quran terdapat banyak perintah
mengenai amalan utama itu. Misalnya dalam surah Ibrahim ayat 31:
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang beriman, hendaklah mereka mendirikan
shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka
secara sembunyi maupun terang-terangan, sebelum datang hari (kiamat) yang pada
hari itu tidak ada jual-beli dan persahabatan”. (QS. Ibrahim: 31)
Terimakasih atas kunjungannya, semoga berkenan Untuk Iklan dan Donasinya ke Link ini
0 komentar:
Posting Komentar