Wahai Blog, engkaulah salah satu tempatku menceritakan kisah-kisah dalam perjalanan hidup ini, mulai dari keluh kesah sampai kesakitan-kesakitan yang kudapatkan. Jika ada orang-orang yang mengetahui tentang kisah ini maka tentu dia tidak akan lebih tau dari pada Tuhan dan dirimu wahai blog. hehehehhh, Biarlah dalam setiap keadaan yang memilukan ini ada bahagian-bahagian sebagai penetapan dari langkah-langkah pilu yang terkadang berbisik untuk mengajak berdamai, ya walaupun sulit untuk mendapatkan ketentraman.
Terkadang memang mungkin benar, bahwa ketentraman itu datang dari bagaimana kita menciptakannya, atau dari pola pikir kita, atau seperti pendapat, tersenyumlah dan bayangkan sebesar apa kesakitanmu saat tersenyum tulus maka sakit itu tidak akan dapat mengalahkan senyumanmu. Wah, nasehat dan rangkaian kata yang apik dan selalu kucoba, bahkan kupaksa diri ini untuk melakukannya tetapi alangkah bodohnya jiwa yang pilu, tak ada daya rupanya. Mungkin perlu penuturan yang lebih indah dari sekedar mencoba dan melakukan.
Kisah dan perjalanan hanyalah sebagian kecil dari rangkaian sejatinya hidup. Tulisan-tulisan yang terlalu banyak di Lauhul Mahfudz sana saja mungkin belum seperdelapan yang menunjukkan posisinya dari rangkaian Kekuasaan Yang Maha Kuasa. Namanya juga tokoh yang berlaku dari Skenario Sang Sutradara, maka setiap orang harus maklum dan menjalaninya. Pahit, Pilu, Sedih, Siksa, maupun Bahagia, tetap harus dan wajib dijalani, sampai Sang Ilah memerintahkan penjemputan jiwa yang kecil dari milyaran jiwa yang sedang menunggu jatahnya untuk dijemput.
Saat-saat menyenangkan dari rangkaian kisah adalah salah satu hal penting yang wajib di ingat juga, katanya sih agar kita lebih bersyukur, tetapi apakah hanya akan sebatas itu. Yang pasti wahai siapapun yang membaca ini, sesekali pentingkanlah untuk sesuatu diluar hal-hal mengenai dirimu walaupun itu hanya akan merugikan dan menyakitkanmu, dan ketahuilah akupun sudah melakukannya.
Terakhir, wahai pilu, wahai sakit, wahai kecewa, wahai luka, engkau pasti datang, jika tidak malam ini maka besok, besoknya, besoknya dan seterusnya. Yang pasti kebahagiaan itu akan selalu mengiringi juga walau hanya seperseribu dari kedukaan itu tetapi itu penting apalagi disaat jiwamu sedang lumpuh dan cacat. Bahagia pasti datang......
Muhammad Zainal Arif Hutabarat
0 komentar:
Posting Komentar