Mengenai mushaf
Utsamani, walaupun sejak awal telah dilakukan evaluasi ulang, ketika dilakukan
tauhid al-Mashahif, ternyata tidak luput dari kekeliruan dan inkosistensi. Hal
demikian terjadi karena pada masa dilakukannya tauhid al-Mashahif, kaum
muslimin belum begitu mengenal dengan baik seni khath dan cara penulisan (usluh
al-Kitabah). Bahkan mereka beluim mengenal tulisan, kecuali beberapa orang
saja. Adanya kekeliruan (lahn) ini, diakui oleh Ustman sendiri. Ibnu Abi Daud
meriwayatkan bahwa setelah mereka menyelesaikan naskh Al-Mahsahif, mereka
membawa sebuah mushaf kepada Utsman, kemudian beliau melihatnya dan
mengatakan : “Sungguh kalian telah melakukan hal yang baik. Didalamnya aku
melihat ada kekeliruan (lahn) yang lanjutnya Utsman mengatakan :
“Seandainya yang mengimlakan dan Hudzail dan yang menulis dari tsaqif, tentu
ini tidak akan terjadi diatasnya.
Waktu akan diluruskan
oleh (kemampuan) bahasa “mereka sepanjang sejarah tidak dilakukan. Disini
terdapat hikmah. Karena bila dilakukan, justru oleh tangan-tangan ahli
kebatilan yang mengatasnamakan istilah atas kekeliruan, atau dijadikan mainan
para pengekor hawa nafsu. Oleh karena itu pula, seperti diatas, Ali bin Abi
Thalib A.S mengatakan. “Sejak ini Al-Qur’an tidak dapat diubah apapun
0 komentar:
Posting Komentar