Minggu, 09 Januari 2011

GAGAL NAFAS

By: Yulis Hati,s.Kep, Ns

I. Defenisi
- Katidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal ( PaO2), eliminasi karbon Dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah pentilasi difusi atau perfusi ( Susan Martin T, 1997)
- Kegawatan menis yang sering terjadi karena penyakit paru kronis. Selain itu juga diakibatkan karena satu kondisi yang parah, atau peny paru akut

II. Etiologi
- Depresi SSP
- Kelainan Neurologis Primer
- Efusi Pleura, Pneumothoraks dan Hidropneumothorak
- Trauma
- Penyakit perui akut
- Peny Cerdiovaskuler: MCI, Gagal jantung kongestif.

III. Tanda dan Gejala
Tanda
1. Gagal nafas total
- Aliran udara dari mulut, hidung tidak dapat di dengar dan dirasakan
- Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
- Adanya kesulitan implasi paru dalam usaha memberiakan nafas persial
2. Gagal nafas parsial
- Terdengar suara napas tambahan, contoh: wheezing
- Ada retraksi dada


Gejala
1. Hiperkapnia
- Penurunan kesadaran
2. Hipoksemia
- Takikardia
- Gelisah
- Berkeringat
- Sianosis

IV. Pemeriksaan Penunjang
• AGDA
1. Hipoksemia
• Ringan : PaO2< 80mmHg • Sedang : PaO2< 60mmHg • Berat : Pao2< 40mmHg 2. PH : < 7,25 3. PCO2 : > 50 mmHg
• Rotgen dada
Melihat keadaan patologi dan atua kemajuan proses peny yang tidak di ketahui
• EKG
Adanya disritma

V. Pengkajian
1. Airway
→ peningkatan sekresi perkapasan
→ Bunyi napas krekels, ronchi, dan mengi
2. Breathing
→ Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung, takipneu/ bradip
Neu, retraksi
→ Menggunakan otot-otot pernapasan tambahan
→ Kesulitan napas: lapar udara, diaforesis, sianosis
3. Circulation
→ Penurunan curah jantung: gelisah, letargi, takikardia
→ Sakit kepala
→ Gangguan kesadaran: ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
→ Papileda
→ Penurunan haluan urine
Menurut Jill Brenan dan Linda ( Oman, Kethleen, 2008) ntanda gawat nafas yang tidak jelas:
- Peningkatan kegelisahan, agitasi
- Perubahan tingkat kesadaran
- Kebingungan
- Suara berdenguk, suara seperti tercekik (korban pencekikan)
Ketika bertambah parah akan menukjukkan:
• Nafas secara progresif bertambah pendek
• Peningkatan frek napas dengan menggunakan otok bantu
• Retkasi nafas dan pernapasan cuping hidung
• Kesulitan berbieara dan berbicara dalanm kalimat pendek
• Ketidakmampuan berbicara atau batuk
• Stridor
• Nafas ngorok
• Pucat atau sianosis khususnya tipe sentral
• Nyeri dada atau sesak
• Kulit teraba dingin
• Nadi oksimetri < 90% 

VI. Penatalaksakaan Tindakan awal: 
• Lapangkan jalan nafas dan k/p berikan dukungan respirasi 
• Tinggikan bag kepala ranjang dan singkirkan semua pakaian yang membatasi gerakan pasien 
• Beri oksigen 
• Atasi penyebab gangguan yang mendasarinya 
• Monitor TTV dan nadi oksimetri 
• Laksanakan prosedur ACLS 
• k/p lakukan intubasi
• lakukan monitoring intake output
• Terapi oksigen 
• Ventilator mekanik 
• Inhalasi nebulizer
• Fisioterapi dada
• Pemantauan jantung 
• Pengobatan contoh: bronkodilator dan steroid 
• Dukungan nutrisisesuai kebutuhan 

VII. Dx, KH dan Intervensi Keperawatan 
1. Pola nafas inefektif b/d penurunan expansi paru Tujuan: Setelah di lakukan tindakan kepada pasien dapat mempertahankan pola nafas yang efektif KH: 
  • klien menunjukkan frek, irama dan kedalaman perkapasan norkal 
  • adanya penurunan dipsneu 
  •  AGDA dalam batas normal 
Intervensi 
• Kaji frek, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola nafas 
• Kaji TTv dan tingkat kesadaran setiap jam 
• Monitor pemnerian trakeostomi bila PaCO2 = 50 mmHg atau PaO2 < 60 mmHg 
• Pantau AGDA sesuai indikasi: kaji kecenderungan kenaikan PaCO2 atau kecendrungan penurunan PaO2 
• Auskultasi dada dan bunyi nafas setiap jam 
• Pertahankan tirah naring dengan tinggi kepala 30 s/d 45 untuk mengoktimalkan pernapasan 
• Beri dorongan untiuk batuk, napas dalam 
• Intruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diafragma dan bibir 
• Beri bantuan ventilasi mekanik bila PaCO2 >60mmHg. Dengan frek 5mmHg/jam

2. Gangguan pertukaran gas b/d abdormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi
Tujuan:
Setelah di berikan tindakan kepeda pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
KH: pasien mampu menunjukkan
  •  benyi paru bersih
  •  warna kulit normal
  • AGDA dalam batas normal
Intervensi
• Kaji tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
• Kaji TD, nadi apikal dan tekanan kesadaran/ jam
• Pantau dan catat AGDA, kaji kecendrungan kenaiakan dalam PaCo2
• Auskultasi dada untuk mendengatkan bunyi nafas/jam
• Pantau irama jantung
• Beri cairan parenteral sesuai pesanan
• Beri obat-obatan: bronkodilator, antibiotik, steroid

3. Kelebihan volume cairan bbb/d adema paru
Tujuan:
Setelah di berikan tindakan kepada pasien tidak terjadi kelebihan volume cairan
KH: pasien mampu menunjukkan
  • TTV normal
  • balance cairan dalam batas normal
  • tidak trjadi edema

Intervensi
• Timbang BB tiap hari
• Monitor input dan output pasien / jam
• Kaji tanda dan gejala penurunan curah jantung
• Kaji tanda-tanda kelebihan volume: edema,BB, CVP
• Monitor parameter haemodinamik
• Kolaborasi untuk pemberian cairan dan elektrol

4. Gangguan fungsi jaringan b/d penurunan curah jantung
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan kepada pesien mampu mempertahankan perfusi jaringan
KH: pasien mampu menunjukkan
  • Status hemodinamik klien dalam batas normal
  •  TTv normal
Intervensi
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji penurukan perfusi jaringan
• Naji status hemodinamik
• Kaji irtama EKG
• Kaji sistem gastrointestinal


0 komentar:

Posting Komentar