Jumat, 19 November 2010

Sarune Batak Toba

Oleh : Hotma A.G Aritonang
Edit : zairifblog

Sarune Batak Toba
 
            Untuk mendeskripsikan musik dan ensambel musik, baik yang solo instrumen, pendekatan yang dilakukan adalah bersifat organologi dengan sistem pengklasifikasikan alat musik berdasarkan Horn von Bostel dan Curt Sach yang membag alat musik berdasarkan lima kategori besar, yaitu :
(1) Indiofon, yaitu alat musik denga karakter dimana badannya sendiri yang menghasilkan bunyi utama.
(2) Kardofon , yaitu alat musik yang suaranya dihasilkan akibat getaran senar atau dawai.
(3) Membranofon, yaitu alat musik yangmeghasilkan bunyi dari getaran membrane atau kulit.
(4) arefon, yaitu alat musik yang menghasilkan bunyi akibat getaran udara.
(5) elektrofon, yaitu alat musik yang bunyinya berdasarkan kekuatan listrik. 

             Meskipun pendekatan organologi tersebut untuk memudahkan masyarakat pendukung instrument musik tersebut, maka alat-alat musik tersebut juga dikelompokkan ke dalam masing-masing etnis dengan membagi lebih rinci lagi ke dalam system klasifikasi Curt Sach tersebut. khususnya tentang solo instrument, pendekatan yang dilakukan juga adalah lebih bersifat khusus. Seperti salah satu contohnya Sarune bolon (aerophone double red) yang mirip alat-alat yang bisa ditemukan di Jawa, India, Cina, dsb. Teknik yang digunakan dalam memainkan Sarune Bolon ini disebut dengan tehnik mersiulak hosa (kembalikan nafas terus-menerus) dan membiarkan pemain untuk memainkan frase-frase yang panjang sekali tanpa henti untuk tarik nafas. Sarune bolon dalam ensambel berfungsi sebagai pembawa melodi utama. Dalam gondang bolon biasanya hanya dimainkan satu buah saja. Pemainnya disebut parsarun
 
Dalam budaya batak Toba, Sarune dibagi tiga macam yaitu : Sarune Bolon, Sarune Bulu, dan Sulim. Ketiganya ini memiliki fungsi yang berbeda dan cara pembuatannya pun tidak sama.

a.      Sarune Bolon
 Sarune Bolon (aerophone double reed) adalah alat musik tiup yang paling besar yang terdapat pada masyarakat Toba. Alat musik ini digunakan dalam ensambel musik yang paling besar juga, yaitu gondang bolon (artinya : ensambel besar). Sarune bolon dalam ensambel berfungsi sebagai pembawa melodi utama. Dalam ensambel gondang bolon biasanya hanya dimainkan satu buah saja. Pemainnya disebut “parsarune”. Teknik bermain sarune ini adalah dengan menggunakan istilah “marsiulak hosa (circular breathing)”,  yang artinya, seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa putus-putus dengan mengatur pernapasan, sambil menghirup udara kembali lewat hidung sembari meniup sarune. Teknik ini dikenal hampir pada semua etnis Batak. Tetapi penaman untuk itu berbeda-beda, seperti di Karo disebut pulunama. Sarune ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu (1) pangkal ujung sebagai resonator, (2) batangnya, yang sekaligus juga sebagai tempat lobang nada, dan (3) pangkal ujung penghasil bunyi dari lidah (reed) yang terbuat dari daun kelapa hijau yang dilipat sedemikian rupa yang diletakkan dalam sebuah pipa kecil dari logam, dan ditempelkan ke bagian badan sarune tersebut.

b.      Sarune Bulu
 Sarune bulu (sarune bambu) seperti namanya adalah sarune (aerphone – single reed, seperti Clarinet)  terbuat dari bahan bambu. Sarune ini terbuat dari sat ruas bambu yang kedua ujungnya bolong (tanpa ruas) yang panjangnya kira-kira lebih kurang 10-12 cm, dengan diameter 1-2 cm. bambu ini dibuat lobang 5 biji dengan ukuran yang berbeda-beda. Pada pangkal ujung yang satu diletakkan lidah (reed0 dari bambu yang dicungkil sebagian badannya untuk dijadikan alat penggetar bunyi. Lidahnya ini dimasukkan ke batang sarune tersebut, dan bisa dicopot-copot. Panjang lidah ini sendiri lebih kurang 5 cm. sarune ini di Mandailing juga dikenal dengan nama yang sama.



c.       Sulim
Sulim (Aerophone : side blown flute) adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Sulim ini panjangnya berbeda-beda tergantung nada dasar. Sulim ini memiliki banyak perbedaan dengan sulim-sulim yang lain, dimana perbedaannya adalah sulim ini selalu menghasilkan suara yang bervirasi. Hal ini dikarenakan adanya satu lobang yang dibuat khusus untuk menghasilkan vibrasi ini, yaitu satu lobang yang dibuat antara lobang nada dengan lobang tiupan dengan diameternya lebih kurang 1cm, dan lobang ditutupi dengan membran dari bahan plastik, sehingga suara yang dihasilkan adalah bervibrasi.


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Like That

Anonim mengatakan...

batak toba? sukuku!

Anonim mengatakan...

kalo cara buat sulim gimana ya.??
bantu dong yang tau..
:)

Posting Komentar