Fungsi bak Fat-fit adalah untuk mengutip sisa-sisa minyak yang masih tersisa dalam sludge dengan sistem pemanasan (70-800C) dan pengendapan sesuai dengan prinsip pemurnian minyak. Setelah itu cairan sludge dialirkan ke instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk diproses sebelum di buang ke perairan umum. Sludge yang masih mengandung kadar minyak, ada yang langsung dibuang ke deoling pond maupun ke bagian fat-fit untuk dikutip kadar minyaknya. Setelah itu, sisa minyak tersebut dipompakan kembali ke bagian decanting basin. Selanjutnya sisa minyak yang terkutip ini akan dipompakan ke bagian vibro untuk diayat kembali, setelah itu minyak kembali dipompakan ke bak RO melalui Vibrating Screen/Vibro Seperator tadi. Sedangkan minyak yang berasal dari bak RO akan dipompakan kembali ke bagian CST untuk diolah kembali hingga diperoleh minyak murni, atau kembali lagi pada proses pemurnian minyak sebelumnya.
Sebenarnya apabila pengutipan minyak dalam stasiun klarifikasi dapat dilakukan maksimal, maka sisa minyak yang ada di bak Fat-fit relatif sangat sedikit atau dianggap tidak ada. Jumlah minyak yang ada dalam bak dapat di jadikan sebagai indikator, apakah pengutipan minyak di stasiun klarifikasi berjalan maksimal atau tidak. Bila jumlah minyak di bak fat-fit banyak, maka harus dievaluasi stasiun klarifikasinya.
Setelah pengutipan minyak dilakukan sesempurna mungkin, maka limbah minyak tersebut di buang ke kolam pembuangan limbah untuk diolah hingga limbah tersebut tidak berbahaya atau tidak beracun, dan selanjutnya limbah dapat dibuang ke perairan umum, seperti pabrik PTPN IV yang membuang limbah pabrik ke sungai Bah Bolon melalui kolam algae pond II.
0 komentar:
Posting Komentar