Secara umum pada Power Plant terdapat tiga sumber tenaga yaitu Diesel, PLTA dan Turbin Uap. Diesel digunakan pada proses start awal operasi turbin dan penyetopan operasi turbin. Penggerak awal turbin pada starter adalah Diesel dengan menggerakkan pompa elektro. Diesel juga berfungsi untuk mensirkulasi oli pelumas turbin. Diesel ini menggunakan bahan bakar solar, dan bekerja hanya sementara. Ketika turbin sudah dapat bekerja sendiri maka diesel akan dimatikan yaitu ketika generator telah berfungsi dengan baik ketika voltase dan frekuensinya telah pada batas normal(50 Hz). PLTA merupakan sumber tenaga untuk membantu Turbin dalam proses penyuplai tenaga, tetapi di luar proses kerja alat-alat pabrik seperti penerangan, sumber listrik untuk perkantoran dan lain sebagainya. Dan sumber tenaga utama pabrik yaitu Turbin yang berfungsi menyuplai tenaga dan tekanan uap untuk proses kerja alat-alat pabrik.
Kamar mesin mengolah uap yang dikirim dari ketel ke turbin. Uap akan masuk ke mesin apabila keran utama terbuka, tetapi untuk starter turbin terlebih dahulu dilakukan pembuangan uap sisa yang ada pada BPV dengan cara membuka pipa kondensat dan keran inlet ditutup, setelah BPV bersih keran kondensat ditutup dan pipa inlet dibuka.
Turbin yang digunakan dalam pabrik ini cukup turbin 1 saja, karena tekanan yang dibutuhkan pabrik masih dalam jangkauan kapasitas yang dihasilkan turbin 1. Pada awal pengoperasian turbin 1, digunakan Diesel sebagai penggerak. Setelah didapat tekanan dan frekuensi yang normal maka diesel dinonaktifkan karena turbin uap sudah mampu bekerja sendiri. Agar turbin tidak terlalu panas, digunakan water cooler sebagai pendingin yang berupa saluran air yang bersirkulasi langsung dari water treatment.
Uap yang dikirim dari ketel sebesar 20 kg/cm2, dan uap diterima pada turbin adalah sebesar 18 kg/cm2 hal ini terjadi karena adanya uap yang hilang selama proses pengiriman. Uap yang dikirim ke turbin tidak langsung dimasukkan ke mesin, uap tersebut harus melewati separator yaitu alat untuk memisahkan uap kering dengan titik air yang masih terikut di dalam uap dan titik-titik air yang tersaring langsung dibuang melalui pipa, dari separator uap akan masuk lalu akan diputar oleh impeller sehingga turbin bergerak. Kemudian uap akan di ubah menjadi tegangan lisrik oleh alternator (mesin pembangkit listrik). Uap yang masuk dari ketel ke turbin sekitar 18 kg/cm2, dan uap sisa akan masuk ke BPV (Back Pressure Vessel) kurang lebih 3,0 kg/cm2. Kapasitas maksimal BPV adalah 3,5 kg/cm2, apabila misalkan uap masuk dari ketel lebih dari 18 kg/cm2 sehingga uap sisa yang dihasilkan lebih dari 3,5 kg/cm2 maka uap sisa sebagian dibuang secara otomatis. Uap tersebut harus dibuang karena apabila tidak, tabung BPV akan kelebihan tekanan yang dapat mengakibatkan ledakan. Tekanan uap dari BVP sebesar 3 kg/cm2 akan dikirim menuju statasiun rebusan dan sebagian lagi akan dikirim ke bagian-bagian pabrik yang membutuhkan tekanan uap seperti pengolahan biji, St. klarifikasi, dan St. Kempa . Sedangkan uap yang di ubah menjadi tenaga listrik di gunakan sebagai sumber tenaga alat-alat pabrik yang menggunakan tenaga listrik seperti ketel uap, penggorengan Biji, pengepresssan, Tangki Timbun dan bagian-bagian lain.
Pengoperasian Turbin Secara Teori
1. Harus berada pada tekanan dan panas yang normal.
2. Jika tekanan berlebih dapat dilakukan pembuangan uap.
3. Uap masuk 20 kg/cm2 (yang telah siap beroperasi/bukan awal).
4. Penggantian pelumas maksimal satu kali per 1500 jam.
Menghentikan Turbin Secara Teori
1. Turunkan beban minimal setengah dari beban operasi.
2. Matikan panel .
3. Turunkan putaran sampai 0 rpm.
4. Memutar roda tangan sampai habis.
5. Tutup kran uap.
6. Tutup kran kondensat.
7. Tutup kran pendingin.
0 komentar:
Posting Komentar