Kamis, 16 Desember 2010

Muhammad SAW dalam Taurat

            Beberapa pernyataan tentang masalah kenabian Muhammad saw, baik yang tercantum dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian Baru. Deuteronomy, kitab nabi Musa a.s. berbicara dengan sangat jelasnya tentang akan timbulnya seorang Nabi (yang kemungkinan akan seperti Nabi Musa pula), dari antara saudara orang-orang Israel juga, yaitu keturunan Nabi Ismail a.s. atau bangsa Arab.
           Dalam pesan yang termaktub pada kitab Nabi Musa a.s. tersebut di atas tentang Nabi kita adalah merupakan sebuah bukti bahwa sebelumnya telah dicetuskan tentang akan kedatangannya. Tuhan telah dicetuskan tentang akan kedatangannya. Tuhan telah menyatakan sendiri di depan bangsa Israel bahwa Ia akan mendatangkan seorang Nabi yang juga dari kalangan mereka. Sekarang kita tidak meragukan lagi bahwa kata-kata “Keluarga bangsa Israel” bukan tidak mungkin atau sesuatu yang mustahil sebenarnya menyebutkan bukan selain keturunan Nabi Ismail a.s. dimana satu-satunya keturunan Ismail setelah berakhirnya keturunan Ishaq a.s. adalah Nabi Muhammad Saw. sendiri. Hal ini diterima oleh keduanya, baik oleh agama Yahudi maupun Nasrani bahwa wahyu tentang kenabian dari bangsa Israel tidak dibuat sebagaimana kata yang tersebut dalam ayat tersebut, melainkan hanya menyatakan maksud mereka sendiri, dimana selanjutnya mereka maksudkan orang-orang di antara mereka dengan bahasa mereka sendiri. Tetapi,       Kitab suci Al-Qur’an, sebaliknya menyebutkan tentang akan datangnya Nabi Muhammad Saw. melalui kata demi kata, yang merupakan sebuah fakta bahwa apa yang dimaksud dengan pernyataan “dan akan Kuletakkan kata-kata KU pada mulutnya,” tidaklah bisa diterapkan, kecuali hanya untuk Muhammad Saw.
            Dalam hal akan mengangkat seorang Nabi lagi, Tuhan telah berkata kepada Nabi Musa a.s. “Akan Kudatangkan seorang Nabi dari antara mereka.” Tetapi, menurut Deuteronomy 34 : 10, tidak akan didatangkan lagi seorang Nabi dari antara bangsa Israel yang seperti Nabi Musa a.s. Tidak akan ragu-ragu lagi bahwa kenyataan yang dijanjikan tentang kenabian tersebut, tidak lain dan tidak bukan hanyalah Muhammd saw. yang berasal dari keturunan Ismail a.s. yang juga saudara dari Israel (Ya’qub a.s.)
                Adalah Isaiah melihat dua pengendara dalam pemandangannya. Didalam pendapat kita, pesan tersebut di atas adalah menyangkut keimanan dari ajaran agama Yahudi yang asli. Dalam kereta perang yang ditarik dengan beberapa kedelai, dan sebuah kereta perang yang ditarik dengan beberapa ekor unta, dan seterusnya.” Sedangkan terjemahan Injil kedalam bahasa Latin menyatakan sebagai berikut : “Dia melihat sebuh kereta perang dengan dua pengendaara, satu diantarannya di atas seekor keledai, dan satu lainnya di atas seekor unta,….. dan seterusnya.”
            Tidaklah diragukan lagi bahwa dua pengendara yang disebutkan di atas oleh Nabi Isiah adalah suatu kebenaran ajaran agama yang diturunkan oleh Tuhan, dimana yang dimaksud dengan pengendara di atas seekor keledai adalah Nabi Isa a.s. (Jesus Kristus), karena dalam lingkungan Jerussalem tempat kenabiannya terdapat banyak keledai, sedangkan yang dimaksud dengan pengedara di atas seekor unta adalah Nabi Muhammad saw., yang merupakan Nabi dari semenanjung Arabia, di mana unta merupakan satu-satunya kendaraan yang paling utama di sana. Selanjutnya kenyataan sejarah menunjukkan bahwa katika kemenangan diraih oleh kaum Muslimin, Nabi Muhammad saw. memasuki kota Mekkah dengan agungnya dengan mengendarai seekor unta diikuti ribuan sahabat dan penduduknya.
            Masalah kenabian Muhammad saw. dalam Perjanjian Baru : Dari Injil Yahyu; Kenabian Muhammad saw. dalam bahasan Yunani asli.
            Kita tidak akan ragu-ragu sedikitpun bahwa kata perikalutas dalam bahasa latin yang dalam bahasa Inggrisnya comforter atau Pembawa Kabar Gembira, bukanlah yang dimaksudkan Yesus Kristus, tetapi sebenarnya adalah Parakletos, yang berarti tersohor, atau yang mulia, atau yang agung, atau yang terkenal, atau termansyhur, atau ternama, yang cocok sekali dengan pengertian dari nama Ahmad atau Muhammad dalam bahas Arab. Sir Wiliam Muir mengatakan bahwa kata Ahmad “haruslah ditujukan kepada seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya, sebagai terjemahan atas kata Perikalutas dari versi bahasa Arab dalam Perjanjian Baru,” dan bahwa Parakletos (yang termasyhur) untuk mengganti Perikalutas dipalsukan dengan beberapa sebutan rahib di jaman Muhammad.” (Muir, life of Mohamet)
               Sehubungan dengan nama Ahmad, Kitab suci Al Qur’an menyatakan :
dan (ingatlah juga peristiwa) ketika Nabi Isa Ibni Maryam berkata: "Wahai Bani Israil, Sesungguhnya Aku ini pesuruh Allah kepada kamu, mengesahkan kebenaran Kitab Yang diturunkan sebelumku, Iaitu Kitab Taurat, dan memberikan berita gembira Dengan kedatangan seorang Rasul Yang akan datang kemudian daripadaku - bernama: Ahmad" (Muhammad) (Al – Quran surat Ash Shaf ayat 6)
              Adalah mudah sekali diketahui dan merupakan fakta sejak dari awal periode, seorang yang sangat diharapkan oleh orang Kristen, yang begitu besar jumlahnya tentang masalah kenabian, yang menunjukkan bahwa susunan yang diletakkan melalui pesan-pesan dalam gereja-gereja Romawi dan oleh orang-orang Protestan, tidak begitu umum dan mudah diterima. Dalam hal ini, Montanus, pada abad kedua, lebih dulu daripada tertullian memberikan sebuah contoh perbuatan, sebagaimana yang dipertimbangkan oleh ummatnya, mungkin ia adalah orang yang dijanjikan.



0 komentar:

Posting Komentar