Kamis, 02 Desember 2010

Pusat Peradaban Islam di Baghdad

A. BAGHDAD
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedtra, Al-Manshur (754 -755 M) pada tahun 762M. Setelah mencari-cari daerah yang strategis untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, Terletak di pinggir sungai Tigris. Al-Manshur sangat cermat dan teliti dalam mernilih lokasi yang akan dijadikan ibu kota. Ia menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi. Bahkan, ada beberapa orang di antara mereka yang diperintahkan tinggal beberapa hari di tempat itu pada setiap musim yang berbeda, kemudian para ahli tersebut melaporkan kepadanya tentang keadaan udara, tanah, dan lingkungan. Setelah penelitian saksama itulah daerah ini ditetapkan sebagai ibu kota dan pembangunan pun dimulai. Menurut cerita rakyat, daerah ini sebelumnya adalah ternpat peristirahatan Kisra Anusyirwan, Raja Persia yang masyhur, di musim panas. Baghdad berarti "taman keadilan". Taman itu lenyap bersama hancurnya kerajaan Persia. Akan tetapi, nama itu tetap menjadi kenangan rakyat.
Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan ahli bangunan yang terdiri d ari arsi tektur- ars i tektur; tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang bejumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Di sekelilingnya dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Di sebelah luar dinding tembok, digali parit besar yang berfungsi sebagai saluran air dan sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu gerbang di seputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin mernasuki kota. Keempat pintu gerbang itu adalah Bab al-Kufah, terletak di sebelah barat daya. Bab al-Syam di barat laut, Bab al-Bushrah di tenggara, dan Bab al-khurasan di timur laut. Di antara masing-masing pintu gerbang ini, dibangun 28 menara sebagai tempat - pengawal negara yang bertugas mengawasi keadaan di luar. Diatas setiap pintu gerbang dibangun suatu tempat peristirahatan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah dan menyenangkan. Di tengah-tengah kota terletak istana khalifah menurut seni arsitektur Persia. Istana ini dikenal dengan nama al-Qashr al-Zahabi, berarti istarra emas. Istana ini dilengkapi dengan bangunan masjid, tempat pengawal istana, polisi, dan tempat tinggal putra-putri dan keluarga khalifah. Di sekitar istana dibangun pasar tempat perbelanjaan. Jalan raya menghubungkan empat pintu gerbang.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurutnya, di antara kota-kota dunia, Baghdad merupakan profesor masyarakat Islam. Al-Manshur memerintahkan penerjemahan buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani lama, Bizantium, Persia, dan Syria. Para peminat ilrnu dan kesusastraan segera berbondong-bondong datang ke kota itu.
Setelah masa Al-Manshur, kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak para ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin dituntutnya. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786 - 809 M) dan anaknya Al-Ma'mun (&13 - 833 M). Dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika Itu meniadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilrnu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah "mati" dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Khalifah Al-Ma'mun memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan beribu-ribu buku ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu bernama Bait al- Hikmah.

B. KUFAH
Bendera Islam mulai berkibar di Kufah ketika pasukan tentara muslim yang dipimpin panglima Sa'ad bin Abi Waqgas berhasil mengalahkan kerajaan Romawi dan Bizantium dalam Perang Yarmuk pada 630 M. Sejak abad ke-7 M, kota Kufah merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Inilah kota bersejarah di Irak yang dibangun pada masa ekspansi pertama Islam ke luar Semenanjung Arab. Kufah pun tercatat sebagai satah satu dari empat kota terpenting bagi penganut aliran Syiah, selain Samarra" Karbala" dan Najaf.
Kufah sempat memegang perarran penting pada masa pemerintahan Khulafa ar-Rasyidin. Khalifah Ali bin Abi Thalib sempat memindahkan ibu kota pemerintatran Islam dari Madinah ke kota ini. Selain itu, Kufah pun sempat menjadi pusat gerakan ilmiah Islam yang telah melahirkan sejumlah ulama dan ihnuwan Muslim terkemuka.
Kota yang terletak 10 km di timur laut kota Najaf itu tergolong kota tua Awalnya, wilayah itu didiami bangsa Mesopotamia. Ketika Kerajaan Sassanid berkuasa Kufah merupakan bagian dari Provinsi Suristan. Kufah ditaklukan umat Islam pada tahun 637 di era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Bendera lslam mulai berkibar di Kufah ketika pasukan tentara Muslim yang dipimpin panglimanya Sa'd bin Abi Waqqas berhasil mengalahkan kerajaan Romawi dan Bizantium dalam Perang Yarmuk pada 636 M. Setahun kemudian, Irak jatuh ke tangan tentara Muslim. Kota pertama yang dibangun tentara Muslim adalah Kufah dan Basra.
Awalnya" Kufah hanyalah kota yang menjadi barak-barak militer Islam. Kota itu menjadi pilihan lantaran bangsa Arab lebih suka tinggal di padang pasir terbuka. Sebab, mereka sangat suka menggembala ternak. Wilayah yang berada di tepi barat Sungai Eufrat itu pun menjadi pilihan sebagai tempat bermukim.
Atas persetujuan Khalifah Umar bin Khattab, Sa'ad pun memindahkan pusat kekuasaan Islam di Persia ke Kufah pada awal 638 M. Di kota itu, Sa'ad yang termasuk salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama masuk Islam akhirnya membangun kota Kufah. Gedung pemerintahan dan masjid dibangun dengan gaya arsitektur Persia. Setelah Kufah tumbuh dan berkembang, para sahabat Rasul banyak hijrah dan bermukim di kota itu. Beberapa sahabat Rasulullah yang bermukim di Kufah itu antara lain; Ibnu Abu Waqqas, Abu Musa" Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Mas'ud, Salman" Ammar ibnu Yasir, serta Huzayfa ibnu Yaman. Dalam perjalanannya Kufah menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu agama Islam.
Pada era itu, Kufah juga menjadi pusat penafsiran Alquran. Adalah Abdullah bin Mas'ud yang mengajarkan tafsir serta hadits kepada masyarakat di Kufah . Pada abad ke-9 M, di kota itu Yahya Ibnu Abd Al-Hamid Al-Himmani mengumpulkan hadits ke dalam sebuah musnad. Saat Kekhalifahan Umayyah berkuasa Kufah bersaing dengan kota Damaskus yang menjadi pusat pemerintahan dinasti itu.
Setelah Dinasti Umayyah digulingkan Abbasiyah, Kufah tak menjadi pusat pemerintahan. Penguasa Abbasiyah lebih memilih membangun kota Baghdad. Alasannya, Kufah merupakan pusat kekuatan Syiah yang juga merupakan lawan politik Abbasiyah. Meski terpinggirkan secara politik, perkembangan aktivitas peradaban terus berkembang di kota itu.
Bahkarn sejarah mencatat Kufah merupakan kota yang terkenal sebagai pusat politik, peradaban dan pusat lahirnya doktrin Syiah. Kufah juga menjadi pusat gerakan ilmiah yang besar. Sederet ularna terlahir di Kufah antara lain; Syuraih bin Amir, Asy-Sya'bi, An-Nakhai, dan Sa'id bin Jubair. Gerakan ilmiah itu terus berkembang dan melahirkan Abu Hanifah bin Nu'man Al-Kufi atau Imam Hanafi.
Di kota itu berdiri sekolah Sunni yang terkemuka di Kufah yang didirikan Abu Hanifah. Selain itu, Imam Syiah seperti Muhammad Al-Baqir dan anaknya Jafar Al-Sadiq juga ikut memberi pengaruh di Kufah dengan hukum-hukum yang dibuatnya di Madinah.
Dalam khazanah peradaban Islam, Kufah juga terkenal dengan tulisan Arab indah yang disebut khatt kufi. Salah seorang sarjana Muslim yang mengembangkan tulisan indah kufi itu adalah Al-Qalqashandi. Khatt Kufi merupakan turunan dari empat tulisan Arab sebelum Islam yakni Al-Hiri, Al-Anbari, Al-Makki dan Al-Madani. Penamaan 'kufic' pertama kali diungkapkan Ibnu Al-Nadim dalam Kitab Al-Fihrist.
Pada dekade pertama Islam, Kufah begitu terkenal dengan dalam literasi dan politik. Pada masa kejayaannya" kota yang terletak 170 km di selatan Bagdad itu bahkan pernah menjadi pusat administrasi pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib pada tahun 656 M. Ali memindahkan ibu kota di Madinah ke Kufah lantara alasan politik.
Sejak itulah, kota itu menjadi basis kekuatan pendukung Ali dan keluarganya. Dukungan terhadap AIi itu kemudian melahirkan Syiah. Pergolakan politik pada masa pemerintahan Ali telah membuat Kufah menjadi semacam pusat militer. Kota itu menjadi saksi terjadinya Perang Jamal atau Perang Unta (656 M) antara Ali bin Abi Thalib dengan Siti Aisyah. Kubu Aisyah menuntut agar pemerintahan yang dipimpin Ali segera mengadili pembunuh Khalifah Usman bin Affan. Setelah itu, Kufah juga menjadi saksi pergolakan politik antara Khalifah Ali dengan Mu'awiyah bin Abu Sufyan yang kemudian memantik perang Siffin (657 M).
Di kota ini pula Khalifah Ali bin Abi Thalib tutup usia akibat ditikam oleh Ibnu Muljam dengan pedang. Jasad Ali bin Abi Thalib di makamkan di Najaf. Begi penganut Syiah, makam itu begitu berarti. kawasan pemakaman Ali amat luas dan diyakini merupakan perkuburan yang terluas di dunia.
Di masa Dinasti Umayyah, Kufah kerap menjadi sumber pemberontakan pengikut Syiah. Pada 680 M, putera Ali yang juga cucu Rasulullah SAW, Husein meninggal di Karbala. Menjelang keruntuhan Dinasti Umayyah, Kufah merupakan motor penggerak dakwah Dinasti Abbasiyah. Di Masjid Kufah, Khalifah pertama Abbasiyah dilantik pada 749 M.
Kini, Kufah berada dalam situasi ymg tak menentu menyusul invasi dan penjajahan tentara AS di Irak. Kufah telah menjadi saksi sejarah perkembangan Islam.

C. ILMUWAN DAN ULAMA DARI KUFAH
1) Abu Musa Jabir bin Hayyan
Orang barat mengenalnya sebagai Geber. Abu Musa Jabir bin Hayyan terlahir di Kufah pada 750 M. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia Keahliannya itu didapatnya dari seorang guru bernama Barmaki Vizier pada era pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistsmstis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.
Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya yang penting antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
Semasa hidupnya, Jabir telah menuliskan kitab-kitab penting bagi pengembangan ilmu kimia. Beberapa judul kitab yang ditulisnya antara lain; Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab'een, Kitab Al-Rahmah, Al Tajmi, Al-Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance.

2) ALKindi
Dia adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di Islam. Para sejarawan menobatkannya sebagai manusia terbaik pada zamannya. Ia mengusai beragam ilnu pengatahun. Dunia pun mendapuknya sebagai filosof Arab yang paling tangguh.
Ilmuwan kelahiran Kufah, 185 H/ 801 M itu bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais AI-Kindi. Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku Kindah – salah satu suku Arab yang besar di Yaman - sebelum Islam datang. Nenek moyangnya kemudian hijrah ke Kufah.
Ayahnya bemama lbnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan Gubemur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775 M - 785 M) dan Harun Arrasyid (786 M - 809M). Kakeknya Asy'ats bin Qais, dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya Al-Kindi merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.
Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.
Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809 M - 813 M), Al-Ma'mun (813 M - 833 M), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842 M - 847 M) dan Mutawakil (847 M - 861 M). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

3) Imam Hanafi
Imam Hanafi dilahirkan pada tahun 80 Hijrah bertepatan tahun 699 Masehi di kota Kufah. Nama lengkapnya adalah Nu'man bin Tsabit bin Zautha bin Maha. Kemudian, dia termasyhur dengan gelar Imam Hanafi. Imam Abu Hanafi adalah seorang imam mazhab yang besar dalam dunia Islam. Dalam empat mazhab yang terkenal tersebut hanya Imam Hanafi yang bukan orang Arab. Beliau keturunan Persia atau disebut juga dengan bangsa Ajam. Pendirian beliau sama dengan pendirian imam yang lain, yakni menegakkan Al-qur’an dan sunnah Nabi SAW.
Ketika Imam Hanafi terlahir, pemerintahan Islam berada di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umayyah kelima. Kepandaian Imam Hanafi tidak diragukan. Ia menguasai ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadits. Selain itu, ia juga ahli dalam bidang ilmu kesusasteraan dan hikmah.


Peristiwa Penting di Kufah
* Tahun 638 M: Kota Kufah didirikan Sa'ad bin Abi Waqqas pada era kepemimpinan Umar bin Khattab. Kufah menjadi pusat pemerintahsn Provinsi Irak.
* Tahun 655 M: Masyarakat Muslim Kufah mendukung Ali bin Abi Thalib dalam penseteruan dengan Khalifah Utsman bin Affan.
* Tahun 656 M: Ali diangkat menjadi Khalifah. Dia memindahkan pusat pemerintahan dunia Islam dari Madinah ke Kufah.
* Tahun 661 M: Ali meninggal dunia karena dibunuh. Pemerintahan Umayyah berdiri dengan ibu kota di Damaskus. Namun, masyarakat Muslim Kufah tetap mendukung Ali.
* Tahun 749 M: Dinasti Abbasiyah mengambil alih Kufah dari Dinasti Umayyah. Namun, Abbasiyah menjadmar era - 637-644.


0 komentar:

Posting Komentar