Jumat, 03 Desember 2010

Wikileaks di Media Nasional

Rakyat Meerdeka On Line :
WikiLeaks merilis data rahasia dari Indonesia yang masuk melalui kawat-kawat diplomatik ke negara Amerika Serikat. Disebutkan bahwa ada operasi intelijen dari Kopassus untuk membungkam para tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Yang mengerikan, data yang dirilis WikiLeaks itu baru pembukaannya.

Masih ada ribuan dokumen rahasia milik Indonesia yang akan diungkap WikiLeaks selama periode tahun 2010-2014. Dokumen-dokumen itu memuat operasi-operasi militer dan intelijen Indonesia di beberapa daerah konflik seperti Papua, Aceh dan Maluku yang melibatkan agen-agen AS di Indonesia.

Hal itu dikatakan pengamat intelijen, Dynno Cressbon, saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 1/12).

"Jadi kelompok WikiLeaks ini banyak jaringannya, mereka punya komunitas di luar mereka. Mereka memiliki dokumen AS yang lakukan operasi intelijen di Papua, Aceh, Maluku dan sejumlah daerah konflik, kebanyakan di tahun 60-an. Tapi, WikiLeaks itu punya yang terbaru, dari tahun 2007-2008," terang Dynno.

Dynno mengatakan, WikiLeaks berjanji akan mencicil pembocoran 3000 dokumen dari 2010 sampai 2014.

"Kebanyakan operasi intelijen militer Indonesia dan AS. Termasuk mereka akan bocorkan juga nama-nama agen CIA dan agen barat yang terkoneksi dengan operasi di Indonesia. Mereka akan menantang AS," jelasnya.

Ancaman WikiLeks itu, lanjut Dynno, membuat AS ketakutan karena bisa jadi nama-nama yang mereka ungkap benar-benar agen mereka dan terbuka pada publik.

"AS sendiri sudah mengakui bahwa dokumen-dokumen yang mereka rilis memang mendekati kenyataan," tegasnya


Liputan 6 :

Sejumlah data rahasia negera-negara hasil dokumentasi Amerika Serikat telah tersebar di dunia maya. WikiLeaks adalah sang penyebar informasi tersebut. Berikut ini adalah rincian jumlah dokumen yang dipastikan sudah menjadi informasi publik.

Ada 3.059 dokumen penting rahasia Amerika tentang Indonesia yang disusun Kedubes AS di Jakarta [baca: Ribuan Dokumen AS Tentang Indonesia Dibocorkan WikiLeaks]. Di antaranya ada laporan Congressional Research Service; Report RS21874 tentang hasil Pemilu 2004 Indonesia.

Menurut informasi yang tersebar di laman milist Rabu (1/12) ini, dokumen sangat rahasia milik AS yang berkaitan dengan Prancis mencapai 1.582 banyaknya. Di antaranya mencakup soal Presiden Nicolas Sarkozy, sebanyak 256 dokumen rahasia, dan dokumen resmi biasa mencapai 1.937.

Soal Spanyol, WikiLeaks membeberkan 898 dokumen sangat rahasia versi Amerika. Angka itu masih ditambah 103 dokumen rahasia, dan 2.619 dokumen biasa.

Data dan informasi negara Turki menjadi yang terbanyak kedua dibocorkan, setelah Irak. Jumlahnya mencapai 3.298 dokumen sangat rahasia--termasuk mengenai Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan--577 dokumen rahasia, dan 4.043 dokumen resmi biasa.

Sementara soal Irak, dokumen amat rahasia yang dibocorkan mencapai sebanyak 4.127. Tambahannya, ada 1.158 dokumen berkategori rahasia dan 1.392 lainnya untuk dokumen berskala biasa. Periode informasi itu meliputi aktivitas sejak 2002 hingga 2004, soal Yordania dan Kuwait.

Secara keseluruhan, tepatnya ada 97.080 dokumen tergolong sangat rahasia yang tersebar luas oleh WikiLeaks. Jumlah tadi bertambah lagi dengan 75.792 dokumen biasa, 58.095 dokumen hanya untuk internal, 11.322 dokumen rahasia, 4.678 dokumen sangat rahasia yang tak boleh diakses non-AS (Noforn), dan 4.330 dokumen rahasia lainnya.

Detik News :

Kerajaan Arab Saudi membantah salah satu dokumen yang dibocorkan situs WikiLeaks mengenai desakan untuk menyerang Iran.

WikiLeaks pada Minggu, 28 November lalu merilis kembali sekitar 250 ribu dokumen rahasia AS. Sebagian dokumen menyebutkan bahwa Saudi beserta negara-negara Arab lainnya seperti Yordania, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengkhawatirkan program nuklir Iran.

Raja Saudi, Abdullah, bahkan beberapa kali mendesak pemerintah AS untuk menyerang Iran guna menghancurkan program nuklirnya. Namun hal itu dibantah pihak kerajaan Saudi.

"Kerajaan Arab Saudi menolak klaim tersebut secara keseluruhan, dan ini bukan pertama kalinya klaim seperti itu dibuat di media," tegas kuasa usaha Saudi untuk Teheran seperti dikutip kantor berita Mehr dan dilansir media Iran, Press TV, Rabu (1/12/2010).

Menurut pejabat Saudi itu, klaim tersebut dimaksudkan untuk merusak hubungan kedua negara.

Sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding bahwa pemerintah AS sengaja merilis dokumen-dokumen rahasia itu.

"Itu (dokumen) tak punya nilai hukum dan tak akan berdampak politik seperti yang mereka upayakan," kata Ahmadinejad kepada wartawan, Senin, 29 November lalu.

Ditekankan Ahmadinejad, "permainan" WikiLeaks tak layak untuk dikomentari dan tak seorang pun yang akan membuang-buang waktu mereka untuk mengkajinya. Menurutnya, pemerintah AS mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara Arab lewat WikiLeaks.

"Negara-negara di wilayah ini seperti teman dan saudara dan tindakan jahat ini tak akan berdampak pada hubungan mereka," tandas Ahmadinejad.

Yahoo Id :
Sejak Wikileaks merilis kawat-kawat rahasia itu, media sedunia berpesta pora memberitakannya. Berita-berita seksi bertaburan. Misalnya soal Belanda yang menyimpan nuklir titipan Amerika Serikat; Raja Arab Saudi meminta AS menyerang Iran; pendapat dan prediksi negarawan senior Singapura Lee Kwan Yew tentang Korea dan masa depannya; dan lain-lain. Tak kurang Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton kebakaran jenggot (meski tentu ia tak berjenggot), dan mengecam pembocoran dokumen-dokumen itu.

Julian Assange, pendiri Wikileaks, juga mulai diincar. Sebelum ini, dia pernah dicoba dijerat dengan tuduhan asusila. Itu tak membuat Wikileaks goyah. Yang membuat situs itu goyah justru adalah serangan maya ke server mereka. "Serangan DDOS kini melebihi 10 gigabit per detik," demikian pernyataan Wikileaks di Twitter, Selasa (30/11) malam waktu Jakarta.

Serangan DDOS (distributed denial of service) adalah ketika server Wikileaks dibanjiri trafik dari berbagai arah, yang bertujuan menghabiskan sumber daya server sehingga situs Wikileaks tak bisa diakses. Siapa pelakunya, wah, tak jelas.

Nah, lalu apakah ada dokumen rahasia terkait Indonesia yang dirilis Wikileaks? Jawabannya: ada. Kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Jakarta jumlahnya total ada 3059 buah. Dokumen aman alias tak rahasia jumlahnya ada 1510 buah. Sisanya adalah dokumen rahasia, dengan kategori "confidential" 1451 buah, dan kategori "secret" ada 98 buah.

Sejauh ini, dokumen yang menyebut Indonesia barulah yang "menyerempet" saja. Salah satunya adalah dokumen tentang seorang direktur di Departemen Pertahanan AS yang bertemu dengan asisten Menteri Luar Negeri AS, membicarakan situasi pascakunjungan Hillary Clinton ke Jakarta, 2009 lalu. Clinton sempat mengatakan AS mempertimbangkan menyediakan "payung pertahanan" bagi negara-negara Arab moderat untuk menghadapi nuklir Iran.

Dalam dokumen yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Tel Aviv itu, berklasifikasi "secret", bertanggal 30 Juli 2009, pejabat Dephan AS agaknya sedikit mempermasalahkan pernyataan Hillary Clinton di Jakarta itu. Asisten Clinton lalu meluruskan, bahwa pernyataan bosnya bukan mengindikasikan perubahan kebijakan soal menghadapi Iran. Asisten itu juga menyalahkan para jurnalis peliput yang dianggap melebih-lebihkan pernyataan Clinton.

Nah, lalu kapan ribuan dokumen dari Kedutaan Besar AS di Jakarta dibuka, dan apa isinya? Mari kita tunggu cicilan dokumen dari Wikileaks.


Vivanews :

Amazon.com Inc. mengusur laman WikiLeaks dari jaringan server mereka. Langkah itu dilakukan setelah Amazon mendapat tekanan dari anggota Kongres AS setelah WikiLeaks mengungkap rentetan bocoran memo rahasia pemerintah.

Dalam pesan di jejaring sosial Twitter, pengelola WikiLeaks mengungkapkan bahwa lama mereka telah didepak dari server Amazon, yang dikenal sebagai perusahaan terkemuka pada layanan pembelian barang dan penyimpan data di Internet.

Sebelumnya server Amazon menjadi host bagi WikiLeaks. Kendati didepak Amazon, pengelola WikiLeaks tidak hilang akal. Mereka memindahkan sistem ke provider lain di Eropa. "Uang kami kini untuk mempekerjakan orang di Eropa," demikian pernyataan WikiLeaks seperti diberitakan harian The Wall Street Journal, Rabu, 1 Desember 2010.

Didirikan oleh hacker asal Australia, Julian Assange, WikiLeaks mengritik langkah Amazon, yang tampaknya gerah dengan bocoran informasi dari laman itu. Padahal kebebasan mendapatkan informasi dijamin oleh Amandemen Pertama pada Konstitusi AS.

"Bila Amazon menjadi sangat tidak nyaman dengan Amandemen Pertama (Konstitusi), mereka seharusnya juga jangan jualan buku," demikian pernyataan WikiLeaks.

Muncul kabar bahwa kantor Senator Joe Lieberman mengontak Amazon Selasa lalu, 30 November 2010, untuk menanyakan mengapa perusahaan itu melayani jasa web hosting bagi WikiLeaks. Sehari kemudian, Amazon mengontak staf Lieberman untuk menyatakan bahwa mereka akan memutus hubungan dengan WikiLeaks.

Jurubicara Lieberman, Leslie Phillips, mengatakan bahwa menurut Amazon alasan pemutusan itu karena WikiLeaks melanggar ketentuan kontrak, namun tidak dijelaskan apa bentuk pelanggaran itu.

Lieberman pun mengritik kerjasama Amazon dengan WikiLeaks. "Saya harap Amazon seharusnya sudah bertindak lebih dulu setelah publikasi WikiLeaks sebelumnya," kata Lieberman merujuk pemuatan informasi rahasia militer AS mengenai perang Irak oleh WikiLeaks beberapa waktu lalu.

Menurut Lieberman, putusnya hubungan antara Amazon dan WikiLeaks merupakan keputusan tepat dan harus menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain. Sementara itu, belum ada tanggapan langsung dari Amazon atas kebijakan pemutusan kerjasama dengan WikiLeaks ini. (kd)

0 komentar:

Posting Komentar