Bangsa Eropa yang pertama kali ke Indonesia adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Setelah itu, disusul oleh Belanda dan Inggris. Belanda dengan kongsi dagangnya yaitu VOC memonopoli hasil rempah – rempah di Nusantara.
1. Jatuhnya Nusantara ke Tangan Belanda
Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada awalah kedatangkan mereka disambut dengan baik oleh Sultan dan masyarakat Banten.
Dua tahun kemudian, Belanda datang lagi ke Indonesia dengan bersikap baik. Banyak pedagang Belanda yang datang ke Indonesia. Hal membuat pertikaian diantara mereka. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah, para tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau vereenigde Oost Indische Companie (VOC).
Dalam perkembangan VOC memiliki hak istimewa yang disebut Octroi. Hak tersebut meliputi membentuk tentara, hak mencetak uang sendiri, membentuk pengadilan, dan mengadakan perjanjian dengan raja – raja setempat. VOC dipimpin oleh seorang pegawai belanda yang disebut Gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both, kemudian digantikan oleh Jan Pieterzoon Ceon.
Voc mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Namun, akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab – sebab berikut :
1. Pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah
2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Perancis
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pada masa itu Indonesia dipimpin oleh Gubernur jenderal yang bernama Herman Williem Daendels. Dibawah pemerintahannya rakyat dipaksa kerja paksa tanpa upah. Sistem kerja paksa ini disebut Kerja Rodi. Kerja rodi ini dimanfaatkan untuk membuat jalan raya Anyer – Panarukan. Selain itu rakyat juga dipaksa membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang, serta pelabuhan Merak. Hal ini dilakukan untuk menahan serangan dari Tentara Inggris.
2. Perlawanan Rakyat terhadap Penjajahan Belanda.
a. Perlawanan Rakyat Mataram
Kerajaan Mataram mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung terjadi ketegangan – ketegangan antara Mataram dengan VOC. Faktor penyebab ketegangan tersebut antara lain sebagai berikut :
1) VOC menganggap perdagangan Jepara dan Malaka melanggar monopoli.
2) Mataram menyerang kantor dagangan VOC
3) Orang – orang Belanda ditangkap dan dibawa ke Mataram
4) VOC menguasai Belanda
b. Perlawanan Rakyat Banten
Kerajaan Banten mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Tirtayasa. Sultan Agung memperluas kerajaannya dan mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Ageng memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda.
Akhirnya Belanda menggunakan cara licik untuk menghadapi Sultan Ageng. Belanda berhasil mendekati putra Sultan Ageng Tirtasayasa yaitu Sultan Haji. Akhirnya Belanda berhasil merebut dan membakar istanan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng tertangkap dan diasingkan ke pulau Edavn (perairan teluk Jakarta).
c. Perlawanan Rakyat Makasar
Makasar mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1669). Makasar berperan sebagai banda transito dan pusat penyebaran Islam yang kuat dan besar diwilayah Indonesia Timur.
Sultan Hasanuddin menolak Sistem perdagangan tunggal (monopoli) yang dilakukan oleh VOC. Atas keberaniaannya, Sultan Hasanuddin mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” oleh Belanda.
Akhirnya Belanda menggunakan poliytik “Devide At Impera”. Untuk menghadapi Sultan Hasanuddin. VOC meminta bantuan pada Aru Palaka yang ingin memisahkan diri dari Makasar yang ingin memisahkan diri dari Makasar. Karena serangan dari dua arah ini Makasar berhasil dikuasi VOC. Kemudian Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani “Perjanjian Bongaya” pada tahun 1667.
d. Perlawanan Rakyat Maluku.
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Thomas Matulesi yang lebih dikenal dengan nama Kapten Pattimura. Perlawanan ini terjadi pada tahun 1817. Pattimura dibantu olah Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu dan Christina Martah Tiahahu.
Sebab – sebab perlawanan rakyat Maluku antara lain sebagai berikut :
1) Monopoli perdagangan yang disertai pelayaran hongi
2) Penebangan tanaman rempah – rempah milik rakyat oleh VOC.
3) Beredarnya uang kertas sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku.
4) Didudukinya Bentang Duurstede oleh Belanda.
Belanda pun marah dan berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawannya. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
e. Perang padri (1821 – 1837)
Perlawanan masyarakat Sumatra Barat terhadap Belanda bermula dengan pertentangan antara dua kelompok, yaitu kaum adat dan kaum Padri (kaum agama). Salah satu tokoh kaum Padri adalah Tuanku Imam Bonjol.
Kaum Padri dan kaum adat akhirnya menyadari pentingnya persatuan. Mereka bersatu melawan Belanda sehingga berhasil merebut daerah Bonjol. Dengan berpura – pura berunding, Belanda bermaksud mengkhianati Tuanku Imam Bonjol. Tanggal 25 Oktober 1937, Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap dan di pindahkan ke Ambon, kemudian ke Manado sampai akhirnya meninggal.
f. Perang Diponegoro.
Perang Diponegoro merupakan perang terbesar yang dihadapi pemerintah kolonial Belanda. Perlawanan Diponegoro pemicu utamanya adalah pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang. Pada tanggal 20 juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegal Rejo, namun perang itu tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro.
Antara tahun 1825 – 1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangakn bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Belanda menerapkan taktik prang benteng stelsel. Belanda mengajak berunding yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan dan meninggal di Makasar.
g. Perlawanan Rakyat Banjar (1859 – 1863)
Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari. Perlawanan tersebut terkenal dengan Perang Banjar, berlangsung dari tahun 1859-1863. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Jawa Barat dan digantikan dengan Pangeran Antasari. Pangeran Antarasari terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11 Oktober 1862.
h. Perlawanan Bali
Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.
i. Perlawanan Rakyat Aceh
Rakyat Aceh mengadakan perlawanan dibawah pemimpin – pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien.
1. Jatuhnya Nusantara ke Tangan Belanda
Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada awalah kedatangkan mereka disambut dengan baik oleh Sultan dan masyarakat Banten.
Dua tahun kemudian, Belanda datang lagi ke Indonesia dengan bersikap baik. Banyak pedagang Belanda yang datang ke Indonesia. Hal membuat pertikaian diantara mereka. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah, para tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau vereenigde Oost Indische Companie (VOC).
Dalam perkembangan VOC memiliki hak istimewa yang disebut Octroi. Hak tersebut meliputi membentuk tentara, hak mencetak uang sendiri, membentuk pengadilan, dan mengadakan perjanjian dengan raja – raja setempat. VOC dipimpin oleh seorang pegawai belanda yang disebut Gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both, kemudian digantikan oleh Jan Pieterzoon Ceon.
Voc mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Namun, akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab – sebab berikut :
1. Pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah
2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Perancis
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pada masa itu Indonesia dipimpin oleh Gubernur jenderal yang bernama Herman Williem Daendels. Dibawah pemerintahannya rakyat dipaksa kerja paksa tanpa upah. Sistem kerja paksa ini disebut Kerja Rodi. Kerja rodi ini dimanfaatkan untuk membuat jalan raya Anyer – Panarukan. Selain itu rakyat juga dipaksa membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang, serta pelabuhan Merak. Hal ini dilakukan untuk menahan serangan dari Tentara Inggris.
2. Perlawanan Rakyat terhadap Penjajahan Belanda.
a. Perlawanan Rakyat Mataram
Kerajaan Mataram mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung terjadi ketegangan – ketegangan antara Mataram dengan VOC. Faktor penyebab ketegangan tersebut antara lain sebagai berikut :
1) VOC menganggap perdagangan Jepara dan Malaka melanggar monopoli.
2) Mataram menyerang kantor dagangan VOC
3) Orang – orang Belanda ditangkap dan dibawa ke Mataram
4) VOC menguasai Belanda
b. Perlawanan Rakyat Banten
Kerajaan Banten mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Tirtayasa. Sultan Agung memperluas kerajaannya dan mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Ageng memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda.
Akhirnya Belanda menggunakan cara licik untuk menghadapi Sultan Ageng. Belanda berhasil mendekati putra Sultan Ageng Tirtasayasa yaitu Sultan Haji. Akhirnya Belanda berhasil merebut dan membakar istanan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng tertangkap dan diasingkan ke pulau Edavn (perairan teluk Jakarta).
c. Perlawanan Rakyat Makasar
Makasar mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1669). Makasar berperan sebagai banda transito dan pusat penyebaran Islam yang kuat dan besar diwilayah Indonesia Timur.
Sultan Hasanuddin menolak Sistem perdagangan tunggal (monopoli) yang dilakukan oleh VOC. Atas keberaniaannya, Sultan Hasanuddin mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” oleh Belanda.
Akhirnya Belanda menggunakan poliytik “Devide At Impera”. Untuk menghadapi Sultan Hasanuddin. VOC meminta bantuan pada Aru Palaka yang ingin memisahkan diri dari Makasar yang ingin memisahkan diri dari Makasar. Karena serangan dari dua arah ini Makasar berhasil dikuasi VOC. Kemudian Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani “Perjanjian Bongaya” pada tahun 1667.
d. Perlawanan Rakyat Maluku.
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Thomas Matulesi yang lebih dikenal dengan nama Kapten Pattimura. Perlawanan ini terjadi pada tahun 1817. Pattimura dibantu olah Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu dan Christina Martah Tiahahu.
Sebab – sebab perlawanan rakyat Maluku antara lain sebagai berikut :
1) Monopoli perdagangan yang disertai pelayaran hongi
2) Penebangan tanaman rempah – rempah milik rakyat oleh VOC.
3) Beredarnya uang kertas sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku.
4) Didudukinya Bentang Duurstede oleh Belanda.
Belanda pun marah dan berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawannya. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
e. Perang padri (1821 – 1837)
Perlawanan masyarakat Sumatra Barat terhadap Belanda bermula dengan pertentangan antara dua kelompok, yaitu kaum adat dan kaum Padri (kaum agama). Salah satu tokoh kaum Padri adalah Tuanku Imam Bonjol.
Kaum Padri dan kaum adat akhirnya menyadari pentingnya persatuan. Mereka bersatu melawan Belanda sehingga berhasil merebut daerah Bonjol. Dengan berpura – pura berunding, Belanda bermaksud mengkhianati Tuanku Imam Bonjol. Tanggal 25 Oktober 1937, Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap dan di pindahkan ke Ambon, kemudian ke Manado sampai akhirnya meninggal.
f. Perang Diponegoro.
Perang Diponegoro merupakan perang terbesar yang dihadapi pemerintah kolonial Belanda. Perlawanan Diponegoro pemicu utamanya adalah pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang. Pada tanggal 20 juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegal Rejo, namun perang itu tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro.
Antara tahun 1825 – 1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangakn bantuan dari Sumatra dan Sulawesi. Belanda menerapkan taktik prang benteng stelsel. Belanda mengajak berunding yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan dan meninggal di Makasar.
g. Perlawanan Rakyat Banjar (1859 – 1863)
Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari. Perlawanan tersebut terkenal dengan Perang Banjar, berlangsung dari tahun 1859-1863. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Jawa Barat dan digantikan dengan Pangeran Antasari. Pangeran Antarasari terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11 Oktober 1862.
h. Perlawanan Bali
Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali adalah Raja Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.
i. Perlawanan Rakyat Aceh
Rakyat Aceh mengadakan perlawanan dibawah pemimpin – pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien.
0 komentar:
Posting Komentar