Di dalam Kitab Suci Agama Hindu, banyak juga ditemukan secara jelas tentang masalah kenabian Muhammad saw. Beberapa diantaranya tercantum dalam Puranas. Yang tercantum dalam Bhavishya Purana adalah yang paling jelas daripada yang lainnya. Lima kata dari kiri ke kanan adalah sebuah nama dari Nabi Muhammad saw. Hal itu dinyatakan sebagai seorang Nabi dari sebuah wilayah, yang namanya Marusthanivasnan, yaitu daerah padang pasir di semenanjung Arab. Arya Samay, sebuah sekter dalam agama Hindu, telah mencoba untuk tidak meragukan lagi tentang kebenaran dari sang Purana ini. Alasannya ialah bahwa yang disebutkan itu tidak lain dan tidak bukan adalah seorang Nabi. Menurut Sanatanist Pandits, kumpulan naskah Hindu, tidak diragukan lagi sebagai yang benar-benar autentik.
Pernyataan tentang kenabian tersebut adalah sebagai berikut :
Terjemahannya : Lalu seorang yang buta huruf dengan nama kehormatan Guru, yang bernama Muhammad, setia sekali terhadap pengikutnya. Raja (Bhoja dalam sebuah pemandangan), kepada siapa Dewa Besar, penduduk Arab, mensucikan diri dengan air Gangga, dan dengan lima hal dari gembala lebu menyampakan sandal kayu dan berdoa untuknya. Oh, penduduk Arabia dan Tuhan dari yang suci, kepada siapa aku memuja. Oh, kepada siapa yang telah menemukan banyak jalan dan cara untuk menghancurkan syaitan di muka bumi ini.oh, yang benar-benar buta huruf dari kumpulan orang yang buta huruf. Oh, orang yang tidak berdosa, semangat keimanan dan yang sempurna kebaikannya, yang menjadi pujaanku. Terimalah aku pada telapak kakimu.
(Bhavishya Purana Parv 3, Khand 3, Adhya 3, Shalok 5-8) satu lagi lainnya :
Terjemahan : Oh, orang-orang, dengarkan ini baik-baik. Orang yang terpuhi (Muhammad) akan datang diantara kamu. Kita letakkan para pendatang ditempat penampungan dari enampuluh ribu dan sembilan puluh musuh yang bertekuk lutut bersama duapuluh unta yang menempatkan posisinya menyentuh surga dan sedikit dibawahnya. Dia memberi Mamah Rishi ratusan keping emas, puluhan bola putar, tiga ratus kuda Arab, dan sepuluh ribu lembu.
(Atharva Veda, Kanda 20, Sukta 127, Mantra 1-3)
0 komentar:
Posting Komentar