Sebelum Ketel Uap Bekerja
Sebelum ketel uap bekerja terlebih dahulu pipa Kondensat di buka. Proses ini bertujuan membuang sisa uap dalam Super Heater yang mengembun menjadi air ketika Ketel sempat berhenti. Hal ini harus dilakukan agar air tersebut tidak masuk menuju Turbin.
Bahan Bakar Ketel Uap
Bahan bakar ketel uap terdiri dari fibre (kempa) 75 % dan shell (cangkang) 25%, bahan ini di bakar di dalam dapur ketel. Penggunaan shell 25% harus diperhatikan agar tidak berlebih, karena nilai kalor cangkang sangat tinggi yang dapat mengakibatkan kelebihan tekanan pada ketel. Dalam proses memasukkan bahan bakar ke dapur ketel terdapat dua cara yaitu secara manual langsung ke dapur boiler dan dengan menggunakan mesin Spreader. Di mulai dari pengiriman bahan bakar malalui air lock fibre dan air lock shell menuju Scraper kemudian masuk ke Fiber Conveyer. Dalam Fiber Conveyer bahan bakar akan di bagi-bagi menuju beberapa ketel yang bekerja. Pada pabrik ini terdapat dua ketel yang bekerja. Penggunaan kadar bahan bakar disesuaikan dengan tekanan uap yang dubutuhkan. Dari Fiber Conveyor bahan bakar masuk ke Rotary Feeder yang berfungsi sebagai pemutar bahan bakar. Dari alat ini bahan bakar akan dilempar ke dapur ketel menggunakan Spreader agar bahan bakar yang masuk merata pada dapur ketel.
Pembakaran dan Penguapan
Air pada tangki umpan di pompa menuju Upper Drum ketel dengan menggunakan Pompa Sentrifugal. Upper Drum merupakan salah satu bagian ketel yang berada pada bagian atas berisikan air dan uap basah. Pada Upper Drum air di isi setengah agar bagian kosong dapat berfungsi sebagai sirkulasi uap basah. Kadar air dalam Drum dapat dilihat dengan menggunakan gelas penduga dan dapat dikontrol secara manual melalui mesin operator (Takuma Water Tube Boiler), dimana warna Merah menunjukkan kekurangan air, Kuning menunjukkan keadaaan normal, dan hijau menunjukan kadar air penuh (masih dalam batas aman). Apabila drum kekurangan air maka kran air di buka secara manual dan apabila kelebihan air maka, kran ditutup sampai pada keadaan normal. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus. Proses kekurangan dan kelebihan air dapat berakibat buruk pada ketel. Kekurangan air dapat mengakibatkan pipa-pipa air dalam ketel akan melepuh dan meleleh dan menghancurkan ketel tersebut. Sedangkan kelebihan air akan mengkibatkan uap basah masuk menuju Turbin dan akan merusak turbin tersebut, karena akan mengakibatkan korosi pada turbin.
Di dalam Ketel Uap terdapat alat yang dinamakan tangki Header. Berjumlah 4 buah yaitu di atas, belakang, bawah dan depan dapur ketel. Alat ini berfungsi sebagai sirkulasi air selama proses pemanasan. Air dari Upper Drum di alirkan menuju tangki Header depan, atas dan bawah serta sebagian lagi ke Lower Drum dan dialirkan menuju tangki header bagian belakang. Seluruh tangki header akan di panaskan secara langsung karena posisinya yang berada tepat mengelilingi dapur ketel. System ini akan terus berjalan selama ketel bekerja.
Proses pembakaran bahan bakar di lakukan di dalam Dapur Ketel, proses pembakaran bahan bakar mencapai suhu 12000C s/d 14000C, pembakaran ini akan menghasilkan panas yang diteruskan oleh pipa-pipa yang berada tepat di atas dapur ketel (terdapat lebih dari 700 buah pipa dalam dapur ketel) dan tangki yang terdapat dalam dapur dan juga dapat mengirimkan panas ke setiap bagian tabung dan tangki lain dalam ketel.
Proses sirkulasi air yang mengalir dari Upper Drum, Lower Drum, dan Tangki Header akan terjadi secara terus menerus, tetapi Uap yang di manfaatkan hanya di hasilkan oleh Upper Drum, ini pun masih dalam uap basah. Uap basah ini akan masuk menuju tangki Super Heater. Pada pipa ini uap basah dipanaskan kembali oleh panas yang dikirimkan oleh pipa dapur ketel sehingga menghasilkan uap kering. Proses pemanasannya berkisar pada suhu 260-2800C. Setelah uap kering di hasilkan, maka uap ini sudah dapat dikirim ke kamar mesin untuk menggerakkan Turbin.
Pengorekan, Blow Up, dan Pembuangan.
Pengorekan merupakan pengambilan kerak dan abu atau sisa bahan bakar yang terdapat dalam dapur boiler. Proses ini umumnya berlangsung dalam 12 jam operasi terjadi 3 kali pengorekan. Namun harus juga disesuaikan dengan kebutuhan dan proses pembakaran. Misalnya, ketika proses kerja pabrik melebihi target atau terdapat TDS berlimpah yang mengakibatkan kerja ekstra tentu proses pembakaran juga lebih sering dan akibatnya terjadi pembersihan yang relatif lebih cepat, demikian juga sebaliknya jika proses kerja berkurang. Proses pengorekan ini berlangsung manual. Proses pengorekan bertujuan agar tidak terjadi pembakaran yang tidak sempurna (abnormal) yang dapat berpengaruh terhadap kadar uap yang di hasilkan dan juga terhadap lingkungan karena asap buangan yang kotor.
Blow Up merupakan peristiwa kelebihan uap yang biasanya berasal dari Super Heater dan Upper Drum yang mengakibatkan uap tersebut harus dibuang. Proses pembuangan di lakukan melalui Safety Pulp. Blow up ini di lakukan untuk menghindari terjadinya kelebihan tekanan pada Ketel Uap yang dapat mengakibatkan Ketel tersebut meledak
Pembuangan merupakan proses membuang sisa-sisa bahan bakar ketel yang terdapat di luar dapur ketel. Pembuangan ini terjadi dalam 3 tahap. Ketiga tahap ini di lakukan oleh Blower yang berbeda-beda. Pertama Blower Secondary berfungsi untuk memasukkan oksigen ke dapur ketel agar pembakaran bahan bakar sempurna dan juga untuk mendorong bahan bakar yang masuk dari rotary feeder ke dapur ketel agar bahan bakar tersebar merata dan kemudian sisa bahan bakar yang berat akan di teruskan ke Dust Collector dan Chuste Dust Hopper (sejenis lubang pembuangan) untuk di buang. Kedua, Blower FDF untuk membuang sisa-sisa pembakaran yang ringan. Dan terakhir Blower IDF menarik sisa gas panas untuk di buang melalui Cimni. Proses ini penting agar tidak terjadi penumpukan sisa bahan bakar pada ketel.
0 komentar:
Posting Komentar