Kamis, 16 Desember 2010

Muhammad SAW Menurut Kitab Suci Agama Budha

           Saya ingin mengingatkan para pembaca bahwa Kitab Suci, Agama Budha telah ditulis lebih dari satu macam bahasa, sehingga saya telah memilih intisari terjemahan dari sumber Sri Langka.
“Ananda berkata kepada Yang Dimuliakan : “Siapakah yang akan memberi pelajaran kepada kami jika tuan sudah pergi?”
          Yang dimuliakan menjawab : Aku ini bukanlah satu-satunya Budha yang datang ke dunia, juga bukanlah aku yang terakhir, Nanti pada saatnya akan datang Budha yang lain ke dunia ini, yang suci, yang unggul dan cemerlang, yang menampakkan kebijaksanaan dalam tingkah lakunya, yang memberikan harapan yang tahu tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, seorang yanh memberikan harapan, yang tahu tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, Dia akan menyelamatkan kamu kepadamu, Dia akan berkhutbah tentang agamanya, yang mulia dalam tujuannya. Dia akan menyatakan tentang agama kehidupan, yang kesemuanya asli dan sempurna, sebagaimana yang baru saja saya nyatakan. Pengikutnya akan sebanyak jutaan, sedangkan pengikutku hanya ratusan ribu.”
         Ananda berkata : “Bagaimana kami bisa mengetahui dia?”
         Yang dimuliakan menjawab : “Dia akan terkenal sebagai maitreya…”

       Kutipan diatas kelihatannya kontroversil. Sebagaimana yang pembaca lihat, bahwa Budha meramalkan akan datangnya seorang Yang Dimuliakan, dan dalam bahasa Kitab Suci Agama Budha yang disebut dengan Maitreya berarti seorang yang pengasih dan yang dimuliakan.
      Setelah meninggalnya sang Budha, para pengikutnya mencoba mencari siapa yang sebenarnya yang akan muncul sebagai seorang pemimpin dan sebagai Maitreya. Orang-orang Kristen juga telah mencari dan menyatakan Jesus sebagai Maitreya, orang-orang Hindu-pun berbuat serupa.
Seseorang yang mempelajari semuanya itu, nantinya akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa tidak ada lainnya yang disebut Maitreya itu adalah Nabi Muhammad saw. sebagai satu-satunya Maitreya.
        Kita suci Al Qur’an berulang-ulang menyebut Muhammad saw. sebagai seorang pembawa rahmat seluruh alam dan kepada sema bangsa, sebagaimana saya sebutkan di muka, sebagai terjemahan dan yang dimaksud dengan Maitreya.
        Artinya : dan tiadalah Kami mengutuskan Engkau (Wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
(Al Qur’an Surat Al Anbiya’a ayat 107)

      Nabi Muhammad saw. sendiri telah berkata : “Tidaklah aku diutus untuk mengutuk, melainkan sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan sebagai pembawa rahmat.”
Jika pembawa tertarik untuk mendapatkan informasi lebih terperinci, dapat menemukannya dalam buku Muhammad in Parsi, Hindoo and Budhist Scriptures, oleh A. Vidrayathi dan U. ‘Ali, diterbitkan oleh Abbas Manzil Library, Allahabad, 3, India.


0 komentar:

Posting Komentar